Museum Sangiran, yang terletak di Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Indonesia, adalah salah satu destinasi wisata sejarah yang paling penting di dunia. Museum ini berdekatan dengan area Situs Sangiran, yang diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
Situs ini mencakup area seluas 56 kilometer persegi, meliputi tiga kecamatan di Sragen (Gemolong, Kalijambe, dan Plupuh) serta Kecamatan Gondangrejo di Kabupaten Karanganyar. Lokasi ini berada di kawasan Kubah Sangiran, bagian dari kaki Gunung Lawu.
Kubah Sangiran
Kubah Sangiran merupakan fenomena geologi yang terbentuk akibat tenaga endogen dari dalam bumi, yang mendorong lapisan tanah hingga membentuk gundukan menyerupai kubah. Dengan luas sekitar 8 x 7 kilometer, posisi kubah ini saat ini terlihat cukup datar akibat erosi yang disebabkan oleh aliran Kali Cemoro. Pengikisan ini membentuk cekungan yang akhirnya menjadi dataran, memperlihatkan berbagai lapisan geologis yang disebut formasi.
Stratigrafi Situs Sangiran
Situs Sangiran memiliki stratigrafi yang terdiri dari berbagai formasi geologis, masing-masing menyimpan sejarah dan bukti penting dari kehidupan masa lalu:
1. Formasi Kalibeng
Lapisan paling bawah yang terdiri dari endapan lumpur berwarna biru, menandakan bahwa kawasan ini dulunya adalah lautan. Penemuan fosil seperti gigi hiu, kerang, dan moluska laut mendukung teori ini.
2. Formasi Pucangan
Ditandai dengan tanah berwarna hitam yang menunjukkan keberadaan hewan rawa pada masa lalu.
3. Formasi Kabuh
Tempat ditemukannya fosil hewan mamalia dan manusia purba. Fosil-fosil ini memberikan wawasan penting tentang kehidupan prasejarah.
4. Formasi Notopuro
Terbentuk akibat aktivitas gunung berapi pada kala Pleistosen atas (250.000-70.000 tahun yang lalu). Lapisan ini ditandai dengan endapan lahar, breksi, dan pasir, serta penemuan alat serpih dan fosil kerbau serta kijang.
5. Formasi Teras Solo
Menyimpan lapisan-lapisan sejarah dari aktivitas geologis hingga kehidupan manusia purba.
Perbedaan Situs dan Museum
Situs adalah tempat alami di mana artefak atau benda-benda prasejarah ditemukan, sementara museum adalah fasilitas buatan manusia yang dirancang untuk menyimpan, mengamankan, dan memamerkan benda-benda bersejarah. Museum Sangiran tidak hanya menjadi tempat penyimpanan, tetapi juga pusat edukasi, konservasi, dan pariwisata.
Sejarah Penemuan Situs Sangiran
Eksplorasi Situs Sangiran dimulai pada tahun 1930-an oleh Von Koeningswald, seorang ahli paleontologi yang memperkenalkan keberadaan situs ini kepada dunia. Setelah Indonesia merdeka, penelitian ini dilanjutkan oleh Soekmono. Pada tahun 1974, berdirilah Museum Pleistosen di Sragen sebagai awal mula Museum Sangiran. Pada tahun 1996, Museum Sangiran diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
Sangiran sering disebut sebagai laboratorium alam karena berbagai fosil ditemukan tersebar di area-area seperti sawah, hutan, dan pinggir sungai. Penelitian sering dilakukan langsung di lokasi penemuan, memberikan wawasan berharga tentang kehidupan di masa lampau.
Museum Sangiran terus berkembang dengan membangun beberapa klaster untuk memudahkan pengunjung memahami kekayaan sejarah yang ada:
1. Museum Klaster Bukuran (Kalijambe, Sragen)
2. Museum Klaster Ngebung (Kalijambe, Sragen)
3. Museum Klaster Dayu (Gondangrejo, Karanganyar)
4. Museum Klaster Manyarejo (Plupuh, Sragen)
Fungsi Museum Sangiran
Museum ini memiliki berbagai fungsi, mulai dari pariwisata hingga edukasi. Pengunjung dapat mempelajari kehidupan prasejarah, menyaksikan koleksi fosil manusia purba, serta memahami dinamika geologi dan lingkungan purba. Selain itu, museum ini juga berperan dalam konservasi, melindungi benda-benda berharga dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Museum Sangiran tidak hanya menjadi saksi sejarah, tetapi juga pusat ilmu pengetahuan yang menghubungkan kita dengan masa lalu. Sebagai salah satu situs terpenting dalam sejarah evolusi manusia, Museum Sangiran adalah destinasi yang wajib dikunjungi bagi siapa saja yang ingin menyelami jejak kehidupan purba di Nusantara.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News