Belanda dikenal sebagai negara yang penuh perencanaan matang dalam tata kota, termasuk dalam hal pemilihan jenis pohon untuk penghijauan di kawasan perkotaan.
Salah satu pohon yang sering terlihat di pinggir jalan di daerah bekas koloninya, termasuk Indonesia, adalah pohon asem jawa (Tamarindus indica).
Pilihan ini bukanlah kebetulan semata, melainkan didasarkan pada berbagai manfaat dan pertimbangan yang sangat relevan untuk kondisi lingkungan dan estetika perkotaan.
Alasan Belanda Memilih Pohon Asem Jawa
1. Peneduh Alami
Pohon asem memiliki kanopi yang lebat dengan daun kecil yang rapat. Struktur ini memberikan keteduhan yang signifikan, terutama di kawasan tropis seperti Indonesia. Di masa lalu, ketika kendaraan bermotor belum mendominasi, keteduhan dari pohon asam menjadi tempat istirahat yang ideal bagi pejalan kaki dan pengendara kereta kuda.
2. Ketahanan Terhadap Cuaca Ekstrem
Pohon asem terkenal tangguh terhadap kondisi lingkungan yang sulit. Akarnya yang dalam mampu mencari air di tanah yang kering, menjadikannya pilihan ideal untuk tumbuh di sepanjang jalan raya yang panas dan kering. Selain itu, batangnya yang kokoh membuat pohon ini tahan terhadap angin kencang dan tidak mudah tumbang.
3. Minim Perawatan
Berbeda dengan beberapa jenis pohon yang memerlukan pemangkasan dan perawatan rutin, pohon asem relatif mudah dirawat. Daunnya yang kecil tidak banyak berguguran, sehingga tidak terlalu merepotkan dalam hal pembersihan jalan. Buah asam yang jatuh juga jarang menimbulkan masalah karena ukurannya yang tidak terlalu besar.
4. Manfaat Ekologis
Pohon asem memberikan kontribusi besar dalam menyerap karbon dioksida dan memproduksi oksigen, yang sangat penting untuk kualitas udara di kawasan perkotaan. Selain itu, daunnya mampu menangkap debu dan polutan lain, sehingga membantu mengurangi tingkat polusi udara.
5. Estetika dan Identitas Kota
Penanaman pohon asem juga memberikan nilai estetika. Kanopi pohonnya yang rimbun memberikan kesan asri dan menenangkan. Selain itu, buahnya yang menggantung menjadi ciri khas yang unik, menambah daya tarik visual bagi kota-kota yang menerapkan konsep penghijauan ini.
Baca juga Riset di Jepang Temukan Rahasia Pohon Pinus Bisa Tahan Tsunami
Pohon Asem Jawa cocok untuk penghijauan
Pohon asem memiliki beberapa ciri khas yang menjadikannya sangat cocok untuk penghijauan di pinggir jalan. Pohon ini memiliki daun kecil yang rapat sehingga dapat memberikan keteduhan yang optimal.
Akar pohon asem juga menjalar dalam-dalam ke tanah, memberikan stabilitas yang tinggi sehingga tahan terhadap angin kencang. Sementara buahnya yang berbentuk polong dengan rasa asam khas ini, sering digunakan dalam masakan dan obat tradisional.
Pohon asem juga memiliki umur panjang—sering kali mampu hidup hingga ratusan tahun.
Selain fungsi ekologisnya, pohon asem juga memiliki manfaat tambahan. Buahnya sering digunakan sebagai bahan utama dalam masakan tradisional, seperti sayur asem dan berbagai sambal. Di sisi kesehatan, buah asem dikenal memiliki khasiat sebagai pencahar alami dan penurun demam.
Dalam sejarahnya, Belanda juga memperhatikan faktor ekonomi. Pohon asem dipilih karena buahnya bisa dimanfaatkan secara komersial, baik untuk kebutuhan lokal maupun ekspor. Hal ini memberikan nilai tambah dibandingkan dengan pohon-pohon lainnya.
Baca juga Serba-serbi Pohon Cemara, Pohon yang Identik dengan Perayaan Natal
Referensi:
- Kumar, A., & Bhattacharya, S. (2020). Tamarindus indica: An Overview of Its Phytochemistry and Uses in Medicine. Journal of Ethnopharmacology.
- Soerjani, M. (1994). Ekologi Kota: Pendekatan Holistik untuk Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Pustaka Pelajar.
- Heuken, A. (1982). Historical Trees of Jakarta. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News