stovia cikal bakal pendidikan kedokteran modern di indonesia - News | Good News From Indonesia 2025

STOVIA, Cikal Bakal Pendidikan Kedokteran Modern di Indonesia

STOVIA, Cikal Bakal Pendidikan Kedokteran Modern di Indonesia
images info

STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen) merupakan tonggak penting dalam sejarah pendidikan kedokteran di Indonesia. Sekolah ini didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai respons terhadap meningkatnya kebutuhan tenaga medis di kalangan pribumi.

Berawal dari situasi darurat kesehatan pada abad ke-19, di mana penyakit menular seperti tipes, kolera, dan disentri menyebar luas di Jawa Tengah. Dr. Willem Bosch, Kepala Jawatan Kesehatan saat itu, menggagas pembentukan sekolah kedokteran bagi masyarakat pribumi.

Pada tahun 1847, berdirilah Sekolah Dokter Djawa di Rumah Sakit Militer Weltevreden, yang kemudian berkembang menjadi STOVIA.

Tujuan utama pendirian STOVIA adalah untuk mendidik tenaga medis pribumi yang kompeten guna mengatasi keterbatasan tenaga kesehatan di wilayah Hindia Belanda. Selain itu, sekolah ini juga menjadi upaya pemerintah kolonial untuk menggantikan peran dukun dalam praktik pengobatan tradisional yang dianggap kurang efektif.

Mengunjungi Museum Kebangkitan Nasional: Dari STOVIA, Boedi Oetomo, hingga Gedung Eks KNIL

STOVIA memberikan pendidikan formal dalam bidang kedokteran, yang tidak hanya memperkenalkan metode pengobatan modern. Namun, juga membuka peluang bagi pribumi untuk berkontribusi dalam sistem kesehatan modern.

Peran STOVIA semakin signifikan ketika pada tahun 1912, kebijakan sekolah ini membuka pintunya bagi perempuan. Kebijakan ini didorong oleh pengaruh Aletta Jacobs, dokter perempuan pertama di Belanda, yang mendesak pemerintah kolonial untuk memberikan akses pendidikan kedokteran bagi perempuan pribumi.

Kebijakan tersebut melahirkan salah satu tokoh penting dalam sejarah kedokteran Indonesia, yaitu Marie Thomas.

Marie Thomas, lahir di Likupang, Minahasa, Sulawesi Utara, pada 17 Februari 1896, menjadi perempuan pertama yang diterima di STOVIA. Perjalanan pendidikannya di tengah tantangan gender pada masa itu merupakan inspirasi besar bagi generasi selanjutnya. Setelah lulus pada tahun 1922, Marie Thomas mencatatkan dirinya sebagai dokter perempuan pertama di Indonesia.

Ia kemudian berkarier di berbagai daerah, termasuk Batavia, Medan, dan Padang. Sebagai seorang dokter, Marie Thomas memusatkan perhatiannya pada bidang kebidanan dan ginekologi. Ia dikenal sebagai salah satu pionir dalam pengenalan metode kontrasepsi intrauterine device (IUD) di Indonesia, yang pada masanya merupakan inovasi dalam dunia medis.

Tak hanya itu, Marie Thomas juga mendirikan sekolah kebidanan pertama di Sumatra pada tahun 1950, yang menjadi sekolah kebidanan kedua di Indonesia. Langkah ini menjadi kontribusi besar dalam pengembangan profesi kebidanan di Tanah Air.

Dedikasinya terhadap kesehatan perempuan dan anak menjadikannya sebagai teladan sekaligus inspirasi bagi banyak perempuan untuk mengejar pendidikan dan karier di bidang kesehatan.

Selain Marie Thomas, STOVIA juga melahirkan dokter perempuan lain yang tak kalah berpengaruh, seperti Anna Adeline Warouw. Lahir di Amurang pada 23 Februari 1898, Anna Warouw diterima di STOVIA pada tahun 1914 dan menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1924.

Sepanjang kariernya, Anna dikenal atas dedikasinya dalam bidang kesehatan masyarakat, termasuk sebagai dokter petugas haji. Kiprahnya semakin memperkuat kontribusi perempuan dalam dunia medis, khususnya di era kolonial yang penuh tantangan.

Keberadaan STOVIA tidak hanya terbatas pada mencetak dokter-dokter yang terampil, tetapi juga memainkan peran strategis dalam kebangkitan nasional. Banyak lulusan STOVIA yang kemudian menjadi bagian dari gerakan nasionalis, berjuang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Sekolah ini menjadi simbol transformasi dalam sistem kesehatan dan pendidikan di Indonesia, membuka akses bagi pribumi untuk terlibat aktif dalam pembangunan bangsa.

Dalam sejarah pendidikan kedokteran di Indonesia, STOVIA menjadi bukti nyata bagaimana pendidikan dapat mengubah masyarakat. Kontribusi para lulusannya, baik pria maupun wanita, telah memberikan dampak yang signifikan dalam peningkatan kualitas kesehatan di Indonesia.

Dengan melahirkan generasi dokter yang tidak hanya kompeten secara medis, tetapi juga memiliki jiwa pengabdian yang tinggi, STOVIA menjadi warisan penting yang layak dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.