Perkebunan Teh Rancabali yang menghampar luas, Perkemahan Ranca Upas yang diselimuti kabut, dan Kawah Putih yang danaunya memukau mata. Ciwidey memang dikenal sebagai salah satu tujuan wisata di Bandung Selatan bagi mereka yang ingin menyegarkan badan dan pikiran.
Sayangnya, terbatasnya akses dan moda transportasi membuat jalan menuju ke sana sering kali dipadati kendaraan, terutama saat liburan tiba. Namun, tahukah Kawan bahwa dahulu Ciwidey dapat dicapai dari Bandung melalui jalur kereta api?
Latar Belakang Pembangunan Jalur Kereta Api Bandung—Ciwidey
Pada akhir abad 19, para pengusaha Eropa mulai melirik potensi jalur kereta api Bandung—Ciwidey. Melihat potensi profit dari ramainya lalu lintas dan banyaknya hasil bumi di Bandung Selatan, mereka bersaing untuk mendapatkan izin membangun jalur ini.
Namun, membangun jalur kereta api di Bandung Selatan yang konturnya berbukit-bukit membutuhkan biaya yang besar. Alhasil, para pengusaha yang berhasil mendapatkan izin gagal membangun jalur kereta ini.
Baca Juga: Sering Ramai oleh Wisatawan, Apa Daya Tarik Wisata Kota Bandung?
Pengambilalihan Pembangunan Jalur Kereta Api Bandung—Ciwidey oleh Pemerintah Hindia Belanda
Akhirnya, Pemerintah Hindia Belanda melalui perusahaan kereta api mereka, Staatsspoorwegen (SS), mengambil alih proyek pembangunan jalur kereta api Bandung—Ciwidey pada tahun 1918. Tahun berikutnya, pembangunan mulai dilakukan dengan rute hanya sampai Soreang. Jalur ini resmi beroperasi pada tahun 1921.
Pada tahun 1922, setahun setelah mulai beroperasi, jalur kereta api Bandung—Soreang diperpanjang hingga Ciwidey. Proyek perpanjangan ini rampung dikerjakan pada tahun 1924 dan resmi dioperasikan pada Februari 1925.
Secara total, jalur kereta api Bandung—Ciwidey memiliki panjang sekitar 40 km. Jalur ini melewati beberapa stasiun dan halte, seperti Buahbatu, Bojongsoang, Dayeuhkolot, dan Banjaran. Selain itu, jalur ini juga melintasi tiga jembatan besar, yaitu Sadu, Rancagoong, dan Cikabuyutan.
Baca Juga: 5 Destinasi Wisata di Ciwidey dan Rancabali, Bernuansa Alam!
Masalah Selama Pembangunan Jalur Kereta Api Bandung—Ciwidey
Selama pembangunan, proyek ini tersandung beberapa masalah. Pemogokan sempat dilakukan oleh para pekerja proyek ini. Kekecewaan warga lokal atas pembebasan tanah diduga menjadi penyebabnya.
Selain itu, insiden kecelakaan kerja juga terjadi dalam proyek ini. Kecelakaan tersebut terjadi di salah satu jembatan antara Soreang dan Ciwidey. Akibatnya, beberapa pekerja proyek kehilangan nyawa mereka.
Penghentian Operasi Jalur Kereta Api Bandung—Ciwidey
Setelah beoperasi selama beberapa dekade, jalur kereta api Bandung—Ciwidey dinonaktifkan pada awal 1980-an. Kecelakaan kereta barang di Cukanghaur pada tahun 1972 sering dikaitkan dengan penutupan jalur ini.
Namun, efisiensi pelayanan perusahaan kereta api menjadi alasan utama jalur ini ditutup. Upaya efisiensi ini dipicu oleh kehadiran angkutan jalan raya yang lebih diminati karena fleksibilitasnya dalam mengangkut penumpang dan barang.
Selain itu, perubahan kondisi ekomomi Indonesia turut mendorong upaya efisiensi. Hasil perkebunan yang tidak lagi menjadi komoditas utama negara membuat kebutuhan akan jalur kereta api Bandung—Ciwidey menurun.
Sebagai upaya efisiensi pelayanan mereka, perusahaan kereta api harus menutup jalur-jalur yang kurang menguntungkan bagi mereka. Alhasil, banyak jalur kereta api di Indonesia, termasuk Bandung—Ciwidey, menjadi korbannya.
Rencana Reaktivasi Jalur Kereta Api Bandung—Ciwidey
Sejak 2014, pemerintah merencanakan reaktivasi jalur-jalur kereta api yang telah lama mati, termasuk Bandung—Ciwidey. Meski terdengar menggembirakan, rencana ini jauh dari kata mudah untuk direalisasikan.
Dari segi biaya, tidak sedikit biaya yang dikeluarkan untuk reaktivasi jalur kereta api. Sebagai perbandingan, reaktivasi jalur Garut-Cibatu sepanjang 19 km saja menghabiskan dana hingga 352 miliar rupiah.
Selain itu, banyak rumah dan bangunan yang telah berdiri di sepanjang jalur kereta api Bandung—Ciwidey sejak jalur ini ditutup. Jika jalur ini dihidupkan kembali, akan ada banyak warga yang harus direlokasi.
Baca Juga: 3 Alasan Jalur Kereta Api Bandung-Ciwidey Harus Beroperasi Kembali
Kawan GNFI, sekian sejarah jalur kereta api Bandung-Ciwidey. Meski tidak mudah dan memakan waktu yang lama, rencana reaktivasi jalur ini menarik untuk ditunggu. Jika terwujud, jalur ini bisa menjadi transportasi alternatif bagi Kawan yang ingin menikmati keindahan alam Ciwidey tanpa harus terjebak macet.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News