pusat kesenian yang menghubungkan masa lalu dan masa depan - News | Good News From Indonesia 2025

Pusat Kesenian yang Menghubungkan Masa Lalu dan Masa Depan

Pusat Kesenian yang Menghubungkan Masa Lalu dan Masa Depan
images info

Galeri Nasional Indonesia adalah lembaga budaya yang memiliki peran sebagai museum seni rupa modern dan kontemporer. Tempat ini menyelenggarakan berbagai pameran dan acara yang menampilkan karya seni baik dari Indonesia maupun luar negeri. Sebagai lembaga pemerintah, Galeri Nasional Indonesia berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tugas Galeri Nasional Indonesia meliputi penelitian, pengumpulan, pendokumentasian, perawatan, perlindungan, pameran, kolaborasi, dan pelayanan pendidikan, serta penerbitan karya seni visual. Tujuan utamanya adalah melindungi, memajukan, dan memanfaatkan kekayaan seni (seni rupa) sebagai sumber daya untuk pendidikan dan budaya.

Adapun alamat Galeri Nasional berada di Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 14, di pusat kota Jakarta.

Sebelum resmi dikenal sebagai Galeri Nasional Indonesia, pada tahun 1900, ada sebuah lembaga Kristen bernama Carpentier Alting Stitching (CAS) yang mendirikan sekolah dan asrama untuk perempuan. Sebagai informasi, ini adalah institusi pendidikan pertama untuk perempuan di Hindia Belanda.

Kemudian, pada tahun 1955, pemerintah Indonesia melarang semua kegiatan yang dilakukan oleh komunitas Belanda. Dengan demikian, gedung tersebut berpindah ke Yayasan Raden Saleh, meskipun masih dioperasikan oleh organisasi Belanda bernama Vijmetselaren Lorge.

Museum Kepresidenan Bogor, Menapaki Sejarah Kepresidenan

Namun, semua kegiatan ini akhirnya berhenti pada tahun 1962, setelah Presiden Soekarno mengeluarkan perintah yang menyebabkan Yayasan Raden Saleh dibubarkan dan semua peralatannya diserahkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Pada sejarah awalnya, Galeri Nasional Indonesia dimulai dengan sebutan Wisma Seni Nasional atau Pusat Pengembangan Kebudayaan Nasional. Pada tahun 1987, Prof. Dr. Fuad Hasan, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, melakukan renovasi pada bangunan tersebut, sehingga menjadi Gedung Pameran Seni Rupa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemudian, di tahun 1995, Prof. Edi Sedyawati berupaya untuk mengubah nama lembaga ini menjadi Galeri Nasional Indonesia. Akhirnya, pada tahun 1998, perubahan nama tersebut disetujui oleh Menteri Koordinator yang bertanggung jawab atas Pengawasan Pembangunan dan Pemanfaatan Aparatur Negara.

Sejak saat itu, lembaga ini secara resmi dikenal dengan nama Galeri Nasional Indonesia.

Di dalam Galeri Nasional Indonesia terdapat berbagai koleksi berharga yang menggambarkan sejarah bangsa Indonesia. Salah satunya adalah naskah proklamasi yang ditulis dengan ejaan kuno sebagai bukti keasliannya.

Selain itu, terdapat lambang burung garuda yang didesain oleh Sultan Hamid II yang memiliki sejumlah bulu yang melambangkan tanggal-tanggal penting dalam sejarah Indonesia: 17 bulu di setiap sayap, 8 di ekor, 19 di bawah perisai, dan 45 di leher. Karya Bineka Tunggal Ika, yang ditulis oleh Mpu Tantular, juga dipamerkan di sini.

Salah satu patung ikonik yang dapat ditemukan di galeri adalah patung Burung Garuda Indonesia, yang awalnya memiliki kepala manusia. Namun, kemudian diubah menjadi kepala rajawali atas permintaan Presiden Soekarno.

Teks Pancasila, yang lahir pada 18 Agustus 1945, juga dipamerkan di sini teks resmi Pancasila ini diumumkan oleh Soekarno sebagai dasar negara Indonesia.

Dokumentasi Pribadi
info gambar

Galeri Nasional juga menampilkan patung-patung para pemimpin Indonesia dari yang pertama hingga yang ketujuh. Patung-patung ini mencakup Ir. Soekarno (1945-1967), Soeharto (1967-1998), BJ Habibie (Mei 1998-Oktober 1999), Abdurrahman Wahid (Oktober 1999-Juli 2001), Megawati Soekarnoputri (2001-2004), Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014), dan Joko Widodo (2014-2024).

Dokumentasi Pribadi
info gambar

Selain menyajikan koleksi seni rupa, Galeri Nasional Indonesia juga memiliki perpustakaan yang kaya akan buku dan koleksi baju replika dari peninggalan para presiden Indonesia. Ruang edukasi di galeri ini memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk mendalami lebih lanjut tentang seni dan budaya Indonesia.

Telusuri Jejak Kepresidenan Indonesia di Museum Kepresidenan Bogor

Berbagai program edukasi, seperti workshop, diskusi, dan tur, diadakan untuk mendidik masyarakat, terutama generasi muda, mengenai pentingnya seni dan budaya dalam kehidupan sehari-hari.

Dokumentasi Pribadi
info gambar

Melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, Galeri Nasional Indonesia berkomitmen untuk terus melestarikan warisan budaya dan seni rupa Indonesia, serta memperkenalkannya kepada dunia.

Keberadaan galeri ini diharapkan dapat mendorong lebih banyak orang untuk mencintai seni dan memahami pentingnya budaya dalam kehidupan sehari-hari.

Kolaborasi Kawan GNFI dan Universitas Bakrie

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

PF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.