museum kepresidenan bogor menapaki sejarah kepresidenan - News | Good News From Indonesia 2025

Museum Kepresidenan Bogor, Menapaki Sejarah Kepresidenan

Museum Kepresidenan Bogor, Menapaki Sejarah Kepresidenan
images info

Mahasiswa semester tiga Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie, khususnya yang memilih penjurusan Multimedia (Jurnalistik), melaksanakan kunjungan ke Museum Kepresidenan pada Minggu, 15 Desember 2024.

Bertempat di kawasan Istana Bogor, museum ini menjadi saksi bisu perjalanan panjang kepemimpinan Indonesia dari era Ir. Sukarno hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Museum Kepresidenan RI “Balai Kirti” diresmikan pada 18 Oktober 2014 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Berdiri di atas lahan seluas 3.211,6 m² di kawasan Istana Kepresidenan Bogor, museum ini menjadi tempat untuk melestarikan warisan sejarah dan prestasi para presiden Indonesia.

Kunjungan tersebut bertujuan mengingatkan mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie akan jasa besar para pemimpin bangsa.

ilmu komunikasi universitas bakrie

Museum Kepresidenan terdiri dari dua lantai. Masing-masing lantai memiliki fungsi yang berbeda. Lantai pertama terdapat ruang audiovisual untuk menayangkan video rekapitulasi perjalanan sejarah kepemimpinan dari Ir. Sukarno, Presiden pertama Republik Indonesia, hingga Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden keenam RI. 

Setelah menonton video rekapitulasi di lantai pertama, kami melanjutkan perjalanan ke lantai dua. Eskalator membawa kami menuju ruang yang dirancang khusus untuk mengenang dan menghormati para presiden Indonesia.

Jika lantai pertama memperlihatkan sejarah secara keseluruhan, lantai kedua membawa pengalaman yang lebih intim dan personal, menghadirkan cerita dan kenangan di balik sosok para pemimpin bangsa.

Telusuri Jejak Kepresidenan Indonesia di Museum Kepresidenan Bogor

Setiap ruangan dedikasi ini, memamerkan beragam peninggalan bersejarah, termasuk pakaian yang pernah dikenakan, potret lukisan Sang-Presiden, bingkai foto para presiden saat sedang menjabat, hingga kutipan ikonik yang pernah diucapkan oleh masing-masing presiden yang sampai saat ini masih diingat.

lukisan keringat sukarno (dokumentasi pribadi)
info gambar

Dua hal menarik perhatian saya selama kunjungan ini sebagai salah satu pengunjung, yang pertama adalah lukisan Ir. Sukarno dengan detail keringat yang bercucuran. Detail ini mengungkapkan rasa lelah beliau untuk memperjuangkan kemerdekaan bangsa kita, bangsa Indonesia.

Lalu yang kedua, masih sebuah lukisan yang membuat hati saya terenyuh. Lukisan B. J. Habibie yang berlinang air mata menjadi salah satu karya yang paling menyentuh hati saya. Lukisan itu dibuat setelah kepergian Ainun, belahan jiwa sekaligus pendamping hidupnya selama puluhan tahun.

Ekspresi sedih Habibie tergambar begitu nyata, seolah mengingatkan saya bahwa di balik sosok pemimpin yang cerdas dan visioner, ada sisi manusiawi yang penuh cinta dan kehilangan.

air mata berlinang (dokumentasi pribadi)
info gambar

Momen ini tidak hanya mengajarkan tentang cinta sejati, tetapi juga tentang keteguhan seorang pemimpin untuk tetap berdiri meskipun dihantam badai duka. Saya membayangkan, meskipun rasa kehilangan begitu mendalam, Habibie tetap melanjutkan hidup dengan semangat dan dedikasi, termasuk melanjutkan berbagai karya demi bangsa.

Saat berdiri di depan lukisan ini, merasa seolah diingatkan tentang makna cinta, perjuangan, dan keikhlasan. Kini, di hati saya, ada keyakinan bahwa beliau telah menemukan kedamaian bersama Ainun, melanjutkan kisah cinta mereka di alam yang lebih abadi. Ruangan ini tentunya memberikan rasa kagum yang mendalam kepada enam sosok presiden Indonesia.

Perjalanan Mengubah Perspektif di Museum Istana Kepresidenan Bogor

Di lantai ini juga terdapat galeri perpustakaan yang menjadi ruang pengetahuan sekaligus penghormatan terhadap kecintaan para presiden Indonesia pada ilmu. Lebih dari 2.000 buku tertata rapi di rak-rak perpustakaan ini, memamerkan koleksi buku dan dokumen penting yang mencatat sejarah kepemimpinan Indonesia.

Yang istimewa, ada beberapa buku yang ditulis langsung oleh para presiden. Setiap rak diatur secara terstruktur berdasarkan periode kepemimpinan, memberikan kesan mendalam bahwa setiap pemimpin membawa perspektif unik mereka terhadap bangsa.

perpustakaan
info gambar

Berada di tengah ribuan buku, saya merasa seolah-olah sedang menjelajahi perjalanan intelektual para pemimpin negeri ini. Perpustakaan ini bukan hanya kumpulan literatur, tetapi juga saksi bisu akan perjuangan, pemikiran, dan semangat membangun bangsa.

Setelah menikmati sejarah di museum, kami melanjutkan perjalanan ke Surya Kencana, sebuah kawasan kuliner yang hanya berjarak sekitar 7—8 menit berjalan kaki. Perjalanan singkat ini juga memberikan kami kesempatan untuk menikmati suasana Bogor yang segar dan menenangkan.

Surya Kencana merupakan surganya kuliner. Menawarkan berbagai hidangan khas dari berbagai daerah, seperti Kerak Telor dari Jakarta dan Pempek khas Palembang.

Namun, jika ingin mencicipi sesuatu yang khas dari Bogor, bir kotjok bisa menjadi pilihan. Minuman ini memadukan rasa manis dan pedas yang menyegarkan tenggorokan.

Salah satu kejutan lain di Surya Kencana adalah alpukat mentega jumbo. Ukuran buah yang satu ini tampak jauh lebih besar dibandingkan dengan alpukat biasa. Dagingnya terasa lembut dan rasa manis sedikit gurih yang bisa memanjakan lidah.

Kawasan ini menyajikan berbagai latar belakang menarik, mulai dari bangunan tua dengan arsitektur khas kolonial hingga suasana pasar yang penuh dengan kehidupan sehari-hari.

Para fotografer Surya Kencana bisa Kawan GNFI jadikan lokasi untuk berburu foto street photography, karena keberagaman aktivitas yang berlangsung di sepanjang jalan.

anak di surya kencana
info gambar

Melalui perjalanan ini, kami tak hanya menapaki jejak para pemimpin bangsa, tetapi juga mencicipi rasa yang menggambarkan keberagaman Indonesia.

Bogor menjadi saksi bahwa sejarah dan budaya bisa hidup berdampingan dengan cita rasa dan kehangatan. Jadi, kapan giliran Kawan GNFI untuk menjelajah?

Kolaborasi Kawan GNFI dan Universitas Bakrie

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.