Pariwisata tidak hanya memberikan kontribusi langsung terhadap pendapatan negara melalui devisa, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan, mendukung industri kreatif, serta memperkuat hubungan antarnegara.
Di Indonesia, sektor pariwisata memiliki peran yang sangat vital, mengingat keberagaman alam dan budaya yang dimiliki, serta daya tarik destinasi wisata yang terus berkembang.
Pada tahun 2024, pemasaran pariwisata Indonesia berhasil mencatatkan pencapaian yang luar biasa, dengan potensi nilai devisa mencapai Rp25,4 triliun. Pencapaian ini menjadi bukti nyata akan kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian Indonesia.
Strategi Pemasaran yang Sesuai Target
Menteri Pariwisata Indonesia, Widiyanti Putri Wardhana, menegaskan bahwa pemasaran yang efektif menjadi kunci dalam meningkatkan daya tarik pariwisata Indonesia.
"Pemasaran menjadi faktor kunci dalam industri pariwisata Indonesia. Melalui promosi yang efektif, pariwisata Indonesia semakin dikenal dunia," ujar Menpar Widiyanti dalam Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2024 yang berlangsung di Jakarta.
Pada tahun 2024, Kemenpar terlibat dalam lebih dari 30 pameran internasional, fam trip, kerja sama terpadu, dan sales mission yang mengarah pada peningkatan devisa.
Pameran-pameran pariwisata seperti Internationale Tourismus Borse (ITB) Berlin, World Travel Market (WTM) London, dan ATM Dubai berkontribusi signifikan dalam mempromosikan Indonesia di panggung dunia.
ITB Berlin, misalnya, berhasil menghasilkan potensi devisa sebesar Rp8 triliun, sementara WTM London mencatatkan Rp8,1 triliun.
Pemasaran Digital dan Skema Pengembangan
Selain pemasaran konvensional, Kemenpar juga memanfaatkan amplifikasi digital untuk memperkenalkan kampanye besar seperti "Wonderful Indonesia," "Keep the Wonder," dan #diIndonesiaAja.
Kampanye digital ini bertujuan untuk memperluas jangkauan audiens, khususnya generasi muda yang lebih aktif di media sosial. Dengan menggunakan platform digital, Indonesia dapat lebih mudah memperkenalkan keindahan alam, budaya, dan potensi wisata lainnya kepada audiens global.
Kemenpar juga mendukung sektor pariwisata melalui berbagai skema pembiayaan inovatif. Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang mencapai Rp195,31 triliun, serta program KreatIPO, FIFTY, dan Islamic Creative Economy Founders Fund (ICEFF), turut membantu pengembangan industri pariwisata Indonesia.
Skema pembiayaan ini memberikan akses modal yang sangat dibutuhkan untuk mendukung pengembangan destinasi dan infrastruktur pariwisata.
Potensi Besar yang Dapat Terus Dikembangkan
Sektor kuliner Indonesia juga turut berperan dalam menarik wisatawan. Program Food Startup Indonesia (FSI) dan Indonesian Restaurant Fundraising (IndoStar) berhasil mendukung pengembangan kuliner lokal yang semakin menjadi daya tarik wisatawan.
FSI berhasil menyalurkan dana hingga Rp76,5 miliar, sementara IndoStar juga mencatatkan kontribusi sebesar Rp7,65 miliar. Kuliner Indonesia yang kaya akan cita rasa dan keberagaman menjadi salah satu daya tarik utama bagi wisatawan domestik maupun internasional.
Pembiayaan Inovatif untuk Sektor Pariwisata
Selain destinasi wisata utama, Kemenpar juga aktif mengembangkan desa wisata di seluruh Indonesia melalui program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
Pada 2024, sebanyak 50 desa wisata terbaik terpilih, dan Jejaring Desa Wisata (Jadesta) kini mencatatkan lebih dari 6.000 desa wisata.
Desa Wisata Jatiluwih (Bali) dan Wukirsari (Yogyakarta) bahkan meraih penghargaan "Best Tourism Villages by UN Tourism 2024". Hal ini menjadi bukti pengakuan dunia atas keberlanjutan dan keindahan desa wisata Indonesia.
Kemenpar juga fokus pada pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), seperti Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, dan Likupang.
Pengembangan destinasi ini berpotensi besar dalam menarik wisatawan domestik dan mancanegara, yang berkontribusi pada peningkatan devisa dan penciptaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News