Sebagai sebuah negara kepulauan terbesar, tak bisa dipungkiri, bahwa Indonesia memiliki lebih dari seribu suku bangsa yang mendiami setiap sudut pulau. Keanekaragaman suku tersebut tentu menghasilkan bahasa, budaya adat istiadat, dan tradisi yang berbeda pula sebagai kekhasan identitas masing-masing.
Warna-warni eksistensi etnis tersebut menambah keindahan mozaik Nusantara.
Tidak terkecuali suku Dayak yang menempati Pulau Kalimantan, khususnya di bagian Timur. Kata “Dayak” diduga berasal dari bahasa Kenyah yang artinya hulu sungai atau pedalaman. Mengacu pada Singarimbun (1991), nama “Dayak” sendiri merupakan nama kolektif yang merujuk pada sekumpulan berbagai macam etnis asli yang mendiami daerah Kalimantan.
Artinya, suku Dayak terbagi ke dalam enam rumpun besar yang kemudian disebut sebagai stammenras, yaitu Kenyah-Kayan-Bahau, Ot Danum, Iban, Murut, Klemantan, dan Punan.
Sekilas tentang Dayak Bahau dan Tari Hudoq
Suku Dayak Bahau mendiami Kabupaten Mahakam Ulu, tepatnya di pedalaman Kecamatan Tenggarong. Baik adat maupun keseniannya memiliki latar belakang yang identik dengan agama Segaji, yaitu bagian dari agama Kaharingan.
Keyakinan ini merupakan kepercayaan asli yang dianut masyarakat Dayak sebelum masuknya agama-agama besar.
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, Suku Dayak Bahau menerapkan tradisi yang masih berlaku hingga sekarang. Salah satunya yaitu tari hudoq.
Dikutip dari Nuryasmi (2020), tarian yang juga disebut sebagai “Hudoq Manugal” ini dipentaskan sebagai bentuk rasa syukur atas selesainya masa penanaman padi, permohonan supaya hama tidak mengganggu padi-padi tersebut dan hasil yang melimpah, serta harapan atas kesejahteraan masyarakatnya.
Dilaksanakan di Tanah Lapang
Karena bentuk tariannya yang melingkar, maka sulit bagi tari hudoq untuk dipentaskan di atas panggung seperti tari-tari tradisional pada umumnya. Sebab itu, masyarakat Dayak Bahau biasa melaksanakan tari hudoq di lahan terbuka tanpa atap, seperti lapangan luas atau area dekat ladang.
Tidak hanya tanah lapang, tari hudoq juga dilakukan di sekitaran perkampungan warga. Mengutip dari Herjayanti (2014), para penari hudoq akan berkeliling kampung setidaknya sebanyak tiga kali. Gerakan ini memiliki makna mencegah segala malapetaka yang akan menimpa para penduduk desa.
Baca Juga:Tari Hudoq, Tradisi Suku Dayak Meminta dan Mensyukuri Hasil Panen Melimpah
Tari hudoq biasanya dilaksanakan saat siang hari, setelah para petani selesai menanam padi. Penarinya yang berjumlah 11 orang itu akan mengajak para warga setempat untuk menari-nari secara beriringan dengan penuh kegembiraan di halaman rumah adat.
Mencetak Rekor MURI 2019
Sebagai tarian sakral yang melibatkan kepercayaan masyarakat setempat, tari hudoq tidak bisa dilaksanakan di sembarang tempat dan waktu. Jika tradisi tersebut diadakan tidak sesuai dengan peraturan keagamaan mereka, kemungkinan sesuatu yang tak diinginkan akan melanda.
Karena itu, dalam keseharian masyarakat Dayak Bahau, tari hudoq tidak pernah dilakukan selain pada masa yang telah ditentukan.
Namun, tanggal 24 dan 25 Oktober 2019 adalah pengecualian. Pada kedua hari tersebut, tari hudoq diadakan secara massal sebagai rangkaian dari Festival Hudoq Cross Border yang dilaksanakan mulai tanggal 23 hingga 26 Oktober 2019.
Acara ini digelar sebagai peringatan hari ulang tahun Kabupaten Mahakam Ulu yang ke-6.
Sebagaimana yang ditulis oleh Kementerian Pariwisata dalam idntimes.com, para peserta yang terlibat dalam tari hudoq ini berasal dari 50 kampung se-Kabupaten Mahakam Ulu, baik dari perangkat daerah maupun masyarakat umumnya.
Namun, tidak hanya jumlah penarinya yang fantastis, melainkan durasi tarinya yang berlangsung selama 25 jam nonstop. Semangat para peserta yang terus semangat membawakan tari hudoq secara kompak memecahkan rekor MURI baru.
Sebelumnya, pada tahun 2018, pagelaran tari hudoq juga meraih rekor MURI dengan kategori penari terbanyak, yaitu mencapai 200 orang. Mendapatkan dua rekor MURI berturut-turut tentu membuat warga Kalimantan, terutama Kabupaten Mahakam Ulu berbangga ria.
Dengan demikian, diharapkan tradisi tari hudoq bisa lebih dikenal luas oleh masyarakat Indonesia, bahkan hingga mancanegara.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News