Saat membaca buku terjemahan, pernah tidak Kawan GNFI melirik kolofon di halaman awal buku tersebut? Kolofon adalah halaman berisi data penerbitan mulai dari judul asli, nama pengarang, penerbit, tahun terbit, dan penerjemah jika buku tersebut diterjemahkan dari bahasa asing.
Mungkin banyak yang belum sadar betapa penting peran penerjemah. Tanpa mereka, kita akan sulit membaca buku-buku dari berbagai negara.
"Words travel world. Translators do the driving," adalah definisi penerjemah menurut Anna Rusconi. Lebih mudahnya, Chloe G (GTE Localize) menjelaskan penerjemah buku adalah profesional yang menerjemahkan buku dari satu bahasa ke bahasa lain dengan menjaga makna, nuansa, dan budaya aslinya.
Baca juga: Cari tahu istilah apa saja yang sering digunakan komunitas buku
Jika menggunakan definisi Anna Rusconi, maka penerjemah melalui terjemahannya akan membawa pembaca ke masa lampau, masa kini, atau masa depan. Pembaca dapat mencicipi sedikit atmosfer tempat yang belum pernah didatangi, serta “berkenalan” dengan berbagai macam manusia.
Apa Tugas Penerjemah Buku?
Tugas penerjemah buku adalah menerjemahkan teks buku bahasa asing ke dalam bahasanya sendiri, misalnya bahasa Indonesia. Penerjemahan ini tidak bisa kata per kata, karena hasilnya akan terdengar aneh.
Terkadang sebuah kalimat harus diubah atau dirombak supaya tidak janggal ketika dibaca. Penerjemah juga kerap menemukan istilah atau idiom bahasa asing yang tidak bisa diterjemahkan langsung ke bahasa Indonesia.
Oleh karena itu, penerjemah harus bisa memahami konteks kalimat asal dan kreatif dalam mencari padanan bahasa Indonesia untuk istilah atau idiom bahasa asing.
Tantangan dalam Menerjemahkan Buku
Cukup banyak tantangan dalam menerjemahkan buku. Pertama, perbedaan budaya teks asal dengan Indonesia. Seperti yang diceritakan di atas, adanya perbedaan idiom, budaya, konsep negara asal dengan Indonesia.
Selain masalah budaya, penerjemah juga dituntut untuk menjaga “suara” dari penulis buku tersebut. Setiap penulis punya “nada” dan gaya menulis unik, penerjemah dituntut untuk sebisa mungkin menjaganya saat diterjemahkan.
Menyeimbangkan kesetiaan kepada naskah asli dan menjaga keterbacaannya untuk pembaca lokal merupakan tantangan bagi penerjemah.
Suka Duka Menerjemahkan Buku
Sukanya tentu saja bisa membaca buku yang akan terbit lebih dahulu. Bagaimana dengan dukanya? Pertama, saat menemukan kalimat yang sulit atau istilah yang tak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Penerjemah harus bisa mengubah kalimat itu supaya mudah dipahami pembaca lokal. Terkadang, perubahan susunan kata tidak bisa dihindari.
Hal ini dimaklumi selama makna dan konteks tidak berubah. Terkadang penerjemah harus membaca jurnal ilmiah untuk memahami sebuah istilah supaya bisa menemukan padanan yang cocok atau mendekati makna aslinya.
Baca juga: Supaya libur tidak kelabu, simak rekomendasi buku thriller berikut
Permainan kata juga bukan hal mudah. Misalnya novel A Suspicious Second-Hand Book Shop, dalam naskah asli terdapat karakter A yang mengucapkan Zou (patung) dan dibalas karakter B dengan nada bertanya Zou (gajah). Dalam bahasa Jepang, pengucapan kedua kata ini mirip. Oleh karena itu, penerjemah menerjemahkan ucapan karakter A menjadi “arca” yang dibalas karakter B dengan “acar”.
Contoh lain dalam komik terjemahan Gokushufudo, terdapat istilah yang diterjemahkan secara lengkap ke bahasa Indonesia adalah "tenggelamkan ke kamar mandi". Dalam konteks yakuza, istilah tersebut bermakna "dijual ke prostitusi".
Oleh penerjemah Indonesia, istilah tersebut diperhalus menjadi “dijual” saja. Kedua contoh barusan menggambarkan bagaimana penerjemah buku berkompromi agar makna teks asli tetap tersampaikan dan dipahami oleh pembaca lokal.
Bagaimana Cara Menjadi Penerjemah Buku?
Sejauh ini, Kawan GNFI berminat jadi penerjemah buku? Hal pertama yang harus dilakukan sudah pasti adalah belajar bahasa asing. Jika Kawan ingin menerjemahkan buku bahasa Jepang, tentu saja harus menguasai bahasa Jepang. Belajar bahasa asing tidak harus melalui kuliah, bisa lewat les bahasa.
Kawan juga harus mulai membiasakan diri membaca buku atau artikel dalam bahasa asing yang dipelajai. Jangan gentar melihat deretan teks bahasa asing, baca dan pahami saja pelan-pelan. Bisa juga Kawan menonton film dalam bahasa asing tanpa takarir untuk melatih pendengaran.
Selain bahasa asing, Kawan juga harus menguasai bahasa Indonesia. Pahami tata bahasa dan kosa kata bahasa Indonesia, hal ini sangat diperlukan dalam karir sebagai penerjemah.
Tentu saja, sering intip lowongan kerja yang dibuka oleh penerbit buku. Belakangan ini penerbit buku banyak mencari penerjemah bahasa selain Inggris. Jadi, ini merupakan kesempatan emas bagi Kawan GNFI.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News