candi arjuna jejak penyebaran agama hindu tertua di dataran tinggi dieng - News | Good News From Indonesia 2024

Candi Arjuna, Jejak Penyebaran Agama Hindu Tertua di Dataran Tinggi Dieng

Candi Arjuna, Jejak Penyebaran Agama Hindu Tertua di Dataran Tinggi Dieng
images info

Terkenal akan pesona keindahan alamnya, ternyata Dieng juga menyimpan keunikan akan sejarah hingga kebudayaannya. Contohnya saja candi-candi yang merupakan peninggalan dari kerajaan-kerajaan zaman dulu. Apalagi candi yang salah satunya menjadi favorit wisatawan dan sering dikunjungi adalah Candi Arjuna.

Candi Arjuna, yang berlokasi di Karangsari, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah ini ternyata merupakan peninggalan dari Kerajaan Mataram Kuno oleh Dinasti Sanjaya pada abad ke-8 Masehi.

Sekilas Mengenai Sejarah Candi Arjuna

Candi Arjuna dan juga candi-candi di Dieng merupakan salah satu bukti penyebaran agama Hindu tertua yang ada di Jawa. Maka dari itu, Candi Arjuna digunakan untuk persembahyangan bagi umat Hindu masa Mataram Kuno Wangsa Sanjaya.

Awal penemuan Candi Arjuna ini ditemukan oleh tentara Inggris pada tahun 1804 M dengan kondisi terendam air dari luapan telaga Balekambang.

Akhirnya, penemuan candi-candi di Dieng ini dilakukan pendataan sekaligus pengambilan gambar pada tahun 1864 lalu diteruskan oleh Y Van Kinsbergen dengan upaya pengeringan pada tahun 1957.

Baca juga: Jelajahi Negeri di Atas Awan: Rekomendasi Tempat Wisata Dieng untuk Liburan Akhir Tahun

Arsitektur Candi Arjuna

Candi Arjuna ini dibangun di atas pondasi berupa tanah lembut dengan kaki candi dan tubuh candi dihiasi dengan perbingkaian.

Tidak seperti candi pada umumnya, keunikan Candi Arjuna dan candi-candi yang ada di Dataran Tinggi Dieng tidak memiliki bingkai bulat (Kumuda). Yang ada hanya bingkai rata dan bingka sisi genta (Padma).

Untuk bangunan candi ini terbagi menjadi tiga bagian. Ada Bhurloka atau kaki candi, Bhurwaloka atau tubuh candi, dan juga Swarloka atau atap candi

Swarloka atau atap candi ini dibagi lagi menjadi tiga lagi (bhumi). Ukuran atap candi Arjuna ini makin ke atas makin kecil dan diakhiri oleh puncak berbentuk buah keben atau butun (ratna). Ini karena melihat hiasan pada sudut-sudut lapisan atap yang berbentuk seperti replika candi.

Namun, untuk pastinya bentuk ini tidak bisa diajukan karena atap candi sudah rusak.

Jika melihat dari bentuk puncak candi, Candi Arjuna ini bukan stupika (dagoba) karena secara keseluruhan bersifat agama Siwa. Bentuk atap candi sendiri terlihat mirip dengan candi gaya India Selatan.

Pada tahun 1924, pernah dilakukan suatu penelitian pada Candi Arjuna oleh seorang arkeolog Belanda. Hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa Candi Arjuna mengikuti aturan Vastusastra atau ilmu bangunan.

Ragam hiasnya begitu sederhana dengan atap candi nya dipenuhi dengan antefiks (simbar), lalu ada hiasan Kala-Makara pada pintu candi dan ketiga relung di badan candi. Untuk relungnya sendiri dihiasi oleh Kala Makara.

Karena inilah, Candi Arjuna diperkirakan menjadi candi yang dibangun pertama kali dibanding candi-candi di Dieng karena gaya bangunannya yang masih kental dengan gaya candi-candi di India dibanding candi lain yang sudah terpengaruh oleh kebudayaan lokal.

Baca juga: Hadir di Dieng Culture Festival 2024: Festival Domba Batur, Warisan Unik Banjarnegara yang Mendunia

Candi Arjuna pada Masa Kini

Candi Arjuna ini menjadi candi utama dan termasuk candi yang ada di kawasan Kompleks Candi Arjuna. Candi lainnya yang ada di kompleks wisata tersebut yaitu Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra.

Karena keindahan arsitektur dan juga keunikan sejarahnya, Candi Arjuna sering dijadikan tempat wisata oleh para wisatawan. Selain Candi Arjuna, ada Candi Semar, Candi Srikandi, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra yang termasuk ke kawasan wisata Kompleks Candi Arjuna yang sering dikunjungi wisatawan.

Untuk candi yang ada di Kompleks Candi Arjuna sendiri dikelola oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya atau BPCB Provinsi Jawa Tengah sekaligus bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.

Kompleks ini juga sering dipakai untuk tempat pelaksanaan Galungan dan ruwatan anak gimbal pada Dieng Culture Festival. Untuk tiket masuknya sendiri sebesar Rp10.000 dan Kawan sudah bisa mengunjungi semua candi yang ada di Kompleks Candi Arjuna

Bagaimana, apakah Kawan tertarik untuk mengunjungi Candi Arjuna atau candi-candi yang ada di Kompleks Candi Arjuna ini?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.