Tim arkeologi Indonesia melakukan ekskavasi Situs Kumitir yang berada di di Des Kumitir, Jatirejo, Mojokerto. Ekskavasi ini dilakukan untuk mengungkap keberadaan Istana Timur Majapahit sesuai Naskah Negarakrtagama dengan nama Istana Bhre Wengker.
Tetapi di tengah ekskavasi ini arkeolog yang melakukan penggalian menemukan 5 kerangka manusia yang dikubur dengan posisi tak lazim. Kelimanya dikubur tengkurap dengan kedua tangan dilipat di depan dada.
Tenaga Ahli Paleoantropologi dari Departemen Antropologi Fisip Unair, Delta Bayu Murti yang dilibatkan dalam penelitian atas temuan Kerangka itu mengatakan konteks kubur atau posisi dikuburnya 5 jasad manusia itu tak normal.
"Semuanya (dikubur) tengkurap dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Posisi kepala lurus menghadap ke bawah. Bukan sesuatu yang normal," terangnya yang dimuat dari Detik.
Kondisi utuh
Delta mengungkapkan lima kerangka yang ditemukan di situs ini dalam kondisi relatif utuh. Padahal dia memperkirakan manusia ini hidup di zaman akhir Majapahit antara abad ke 16-18 Masehi
Lebih lanjut, Delta menjelaskan 5 kerangka manusia itu ditemukan dalam kondisi 70%-80% dari total 206 bagian rangka tubuh manusia. Ada beberapa bagian tulang yang sudah hilang umumnya lebih cepat terurai seperti tulang dengan struktur spons dan tulang berukuran kecil seperti di bagian tangan atau kaki.
"Kebetulan kalau yang kemarin reratanya ndak ada yang lengkap, kondisinya mengikuti hukum alam. Paling banyak yang nggak ketemu bagian kaki dan tangan," katanya.
Delta mengungkapkan fenomena mengapa kerangka manusia yang hidup pada abad ke 16-18 Masehi ini masih utuh. Dia menduga karena faktor lokasi atau tanah tertimbun nya kerangka tersebut.
"Memang secara logis dan ilmiah harusnya terurai karena itu material organik. Kalaupun ditemukan kemudian dalam kondisi yang relatif utuh itu bisa jadi terkait dengan lokasi atau tanah tempat tertimbunnya atau dikuburkannya rangka-rangka ini," ujar Delta.
Bukan yang pertama
Delta mengungkapkan walau merupakan fenomena yang ganjil, penemuan kerangka manusia di situs eks Kerajaan Majapahit atau di wilayah Trowulan ini sebenarnya bukan hal yang pertama.
"Kalau dikaitkan dengan konteks faktualnya, itu bukan sesuatu yang mengejutkan karena temuan serupa sudah ada di situs Kedaton di Sentonorejo, masih di area Trowulan. Jadi nggak begitu mengejutkan," katanya.
Tetapi saat ini pihaknya tengah melakukan identifikasi dan pemeriksaan lebih lanjut terhadap kelima kerangka manusia itu. Mulai dari pemeriksaan secara biologis hingga uji dating (penanggalan).
Tujuannya untuk mengungkap identitas serta perkiraan kapan kerangka manusia itu hidup. Pemeriksaan terhadap lima kerangka itu dilakukan di Museum Etnografi dan Pusat Kajian Kematian FISIP Unair.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News