bahasa sunda di kbbi mengukir identitas lokal dalam khazanah indonesia - News | Good News From Indonesia 2024

Bahasa Sunda di KBBI, Ukir Identitas Lokal dalam Khazanah Indonesia

Bahasa Sunda di KBBI, Ukir Identitas Lokal dalam Khazanah Indonesia
images info

Indonesia adalah negara yang kaya akan keragaman, mulai dari suku bangsa, budaya, hingga bahasa. Meskipun memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, bahasa daerah tersebar luas dari Sabang hingga Merauke. Keragaman dalam persatuan inilah yang sering kali dibanggakan oleh masyarakat 

Indonesia memilik bahasa daerah terbesar kedua di dunia, setelah Papua Nugini. Mengutip data dari GoodStats, pada tahun 2024 ada sekitar 720 bahasa daerah yang tercatat dan tersebar di Indonesia, meskipun masih banyak yang belum dikaji vitalitasnya. 

Agar pemahaman tentang bahasa daerah tidak meluas, Pemerintah Indonesia juga telah mengatur pengertian dan batasannya di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan.

Dalam undang-undang tersebut disebutkan bahwa bahasa daerah merupakan bahasa yang digunakan secara turun-temurun oleh warga negara Indonesia di daerah di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bahasa Sunda merupakan salah satu bahasa daerah yang cukup besar di Indonesia. Bahasa Sunda yang berkembang di daerah Jawa Barat ini melekat menjadi identitas dari masyarakat Suku Sunda.

Berdasarkan asalnya, bahasa ini merupakan cabang Melayu-Polinesia yang termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. 

Sunda, sebagai suku terbesar kedua di Indonesia, juga menduduki posisi kedua dengan penutur bahasa daerah terbanyak di Indonesia. Penuturnya tidak hanya di daerah Jawa Barat saja, banyak pula diaspora suku Sunda yang tersebar di wilayah luar pulau Jawa dan luar Indonesia.

Pada tahun 2016, tercatat bahwa bahasa Sunda memiliki 42 juta penutur yang tersebar di berbagai wilayah.

Kamus basa Sunda yang disusun oleh R.A. Danadibrata mencatat setidaknya 40.000 lema. Kamus ini dianggap menjadi kamus bahasa Sunda paling lengkap yang ada saat ini. Penyusunan kamus ini dimulai pada tahun 1930, setelah berbagai macam rintangan akhirnya berhasil diterbitkan pertama kali pada tahun 2006.

Selain sebagai alat untuk berkomunikasi, bahasa juga telah mencerminkan realitas masyarakatnya sendiri. Bahasa daerah merupakan identitas negara yang bisa menerjemahkan konsep kebudayaan daerah dengan cara yang paling tepat.

Sebagai bagian dari sebuah negara, bahasa daerah turut berperan penting dalam pembangunan bermasyarakat. Termasuk salah satu fungsinya adalah sebagai sarana pendukung bahasa Indonesia dan sumber kebahasaan yang memperkaya bahasa Indonesia. 

Pada akhirnya, banyak sekali kata serapan bahasa daerah yang menjadi bahasa sehari-hari dalam masyarakat Indonesia, begitu pula dengana Bahasa Sunda.

Ada kosakata yang tak lagi asing karena peran penting media atau tokoh tertentu. Ketika suatu bahasa diserap, identitas kosakata tersebut akhirnya juga menerjemahkan budaya di Indonesia tanpa mengurangi maknanya.

Misalnya, kosakata "ngabuburit" yang diambil dari kata "burit" yang berarti sore dalam bahasa Sunda. Ini bermakna "melalukan kegiatan untuk menyongsong waktu sore hari" yang biasa dipakai di bulan Ramadan.

"Ngabuburit" kemudian dipakai untuk bahasa Indonesia yang diartikan sebagai "menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa waktu bulan Ramadan."

Peran Bahasa Sunda Di KBBI

Ngabuburit bukan satu-satunya kata bahasa Sunda yang dipakai cukup umum di masayarakat Indonesia. Masih banyak kata-kata lain yang diserap oleh bahasa Indonesia.

Usaha penyerapan bahasa daerah ke dalam bahasa Indoensia tentu memerlukan kodifikasi, sehingga perlu ada aturan yang sesuai dengan kaidah kebahasaan. Di sinilah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjadi legitimasi dan rekaman dalam penyerapan bahasa daerah untuk kemudian digunakan secara resmi oleh negara.

KBBI bukan hanya kamus, tetapi ia juga menjadi identitas dan dokumentasi nasional. Dengan mencatat secara tertulis penyerapan dari berbagai bahasa daerah, ini menjadi bukti bagaimana suatu bahasa daerah bisa memperkaya kosakata.

Bahasa Sunda termasuk bahasa yang aktif menyumbangkan kosakatanya untuk KBBI. Hingga saat ini, sudah banyak sekali kosakata bahasa Sunda yang telah resmi menjadi bagian dari KBBI.

Melansir dari Balai Bahasa Jabar, pada pemutakhiran KBBI April 2020, bahasa Sunda telah menyumbangkan 644 kosakata untuk Bahasa Indonesia. Setiap tahunnya bahasa Sunda selalu berusaha menyumbangkan kosakata baru untuk dipakai dalam bahasa Indonesia.

Berikut ini beberapa bahasa Sunda yang telah tercatat masuk KBBI dan cukup umum digunakan dalam masyarakat luas:

  1. Ajengan: orang terkemuka, terutama guru agama Islam; kiai
  2. Giung: rasa tidak enak di lidah karena terlalu manis atau terlalu banyak makan makanan yang manis-manis
  3. Karuhun: nenek moyang; leluhur
  4. Kiwari: zaman yang sedang dijalani saat ini; zaman kontemporer
  5. Mabal: memakai jalan yang tidak biasa; tersesat dari kepercayaan yang benar ke kepercayaan yang salah; membolos sekolah.
  6. Pundung: pergi atau berhenti melakukan sesuatu karena merajuk
  7. Maung: harimau

Meski terlihat mudah memasukan sebuah kosakata daerah ke bahasa Indonesia, melansir laman Kemdikbud, ada setidaknya lima syarat kosakata diterima dalam KBBI, di antaranya:

  1. Unik. Kata yang diusulkan belum memiliki makna serupa dalam bahasa Indonesia.
  2. Eufonik (enak didengar). Kata yang disusulkan sesuai dengan kaidah fonologi dalam bahasa Indonesia atau mudah dilafalkan.
  3. Sesuai dengan kaidah berbahasa Indonesia. Kata yang diusulkan dapat ditempatkan bersama dengan kaidah bahasa, seperti pengimbuhan dan pemajemukan.
  4. Tidak memiliki makna negatif. Kata berkonotasi negatif tidak dianjurkan masuk ke dalam bahasa Indonesia karena tinggi kemungkinan untuk ditolak di masyarakat.
  5. Kerap dipakai. Kekerapan tersebut diukur dalam frekuensi (frequence) dan julat (range). Frekuensi adalah seringnya kemunculan kata dalam korpus, sedangkan julat adalah ketersebaran kata menurut wilayahnya.

Selain pada jumlah penutur, ada faktor-faktor lain juga yang mempengaruhi, seperti seberapa sering digunakan di media massa, dalam banyak karya sastra, oleh tokoh publik, dan ketersediaan konsep baru yang sepenuhnya berbeda dengan apa yang dimiliki bahasa Indonesia saat ini.

Mengukir Identitas Kedaerahan dalam Khazanah Indonesia

Penyerapan kosakata bahasa daerah, merupakan suatu usaha yang penting untuk didukung, sebagai bentuk dukungan terhadap identitas budaya kedaerahan itu sendiri. Karena banyak sekali konsep kedaerahan yang tidak bisa ditemukan di kosakata bahasa Indonesia.

Ini menjelaskan bahwa kosakata daerah berisi nilai dan kearifan lokal yang tidak bisa dijumpai dalam bahasa tertentu.

Begitu pula bahasa Sunda. Selain menjalankan fungsi sebagai bahasa daerah dalam memperkaya bahasa Indonesia, masuknya kosakata bahasa Sunda di KBBI adalah cara negara menghargai keberadaan suku Sunda.

Ini menjadi penting untuk pelestarian terhadap bahasa dan budaya. Lebih jauh, harapannya masayarakat Sunda lebih berabangga dengan bahasa daerah yang dimiliki.

Bahasa Indonesia memang bahasa persatuan, tapi bahasa daerah lah yang membentuk bahasa Indonesia sebagai negara persatuan. Peran bahasa daerah di KBBI menjadi penjagaan langsung bahasa daerah, baik untuk individu maupun kesuku bangsaan dalam menjaga khazanah Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.