Apakah Kawan GNFI pernah mendengar permainan tradisional rangku alu?
Selain situs warisan dunia Danau Kelimutu dan makanan khas se'i daging sapi, Nusa Tenggara Timur juga memiliki permainan tradisional bernama rangku alu.
Rangku alu mungkin terdengar asing bagi sebagian orang. Padahal permainan tradisional asal Flores ini bukan cuma seru dimainkan, tapi juga penuh filosofi menarik loh!
Mengulik Rangku Alu
Rangku alu adalah istilah yang berasal dari bahasa Manggarai, terdiri dari dua bagian, yaitu "alu" dan "rangku". Alu merujuk pada alat kayu panjang sekitar 2 meter yang umumnya digunakan untuk menumbuk padi.
Sementara itu, rangku menggambarkan bunyi khas yang dihasilkan saat kayu-kayu tersebut bertemu dalam sebuah permainan tradisional dan memberikan suara harmonis yang unik dan menggema.
Permainan tradisional rangku alu berasal dari Manggarai, yang terletak di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Masyarakat Manggarai memainkan rangku alu sebagai bagian dari perayaan hasil panen pertanian dan perkebunan, terutama saat bulan purnama.
Permainan ini dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur dan kebahagiaan. Uniknya, permainan ini tidak hanya dimainkan oleh anak-anak, tetapi oleh orang dari berbagai kalangan, menjadikannya permainan yang inklusif dan penuh kebersamaan.
Lantas, bagaimana cara bermainnya?
Baca juga: Rangkuk Alu, Tarian Tradisional Dari Manggarai, Flores, NTT
Cara Bermain Rangku Alu
Sebelum mulai bermain rangku alu, Kawan GNFI memerlukan batang bambu sebagai alat permainan sebanyak 4 hingga 6 batang dengan panjangnya sekitar 2 meter.
Permainan rangku alu melibatkan dua kelompok dengan peran yang berbeda: kelompok pemain dan kelompok penjaga, dengan anggota sekita empat hingga enam orang, mereka membentuk pola persegi sebagai arena permainan.
Kelompok penjaga bertugas menggerakkan dua batang bambu panjang sambil duduk, menghasilkan ritme khas dari ketukan bambu yang beradu.
Sementara itu, kelompok pemain harus melompat dengan lincah di antara celah bambu yang bergerak, menghindari jepitan yang bisa membuat pemain semakin tertantang.
Untuk memulai permainan, pemain masuk ke dalam arena bambu berbentuk persegi dan melompat melewati celah-celah bambu yang dibuka dan ditutup secara bergantian.
Irama ketukan bambu bergerak dengan pola tertentu, semakin cepat seiring berjalannya permainan.
Pemain dituntut tetap sigap dan tidak tergesa-gesa agar tidak terjepit oleh bambu yang bergerak. Jika ada yang terjepit, pemainan akan dilakukan giliran dengan kelompok yang berjaga.
Lompatan Kawan GNFI harus pas dengan ritme bambu. Menarik bukan?
Rangku Alu, Permainan Tradisional yang Sarat Makna
Menariknya, rangku alu tidak hanya dikenal sebagai permainan tradisional, tapi juga diadaptasi dari tari rangku alu yang memiliki gerakan serupa. Dengan menggunakan baju adat khas Manggarai, yaitu baju bero, ikat kepala, dan kain songket khas Manggarai.
Selain sarana hiburan, rangku alu juga menjadi sarana edukasi dalam pembentukan karakter diri. Nilai penting yang tertanam dalam permainan ini adalah melatih ketepatan dalam bertindak, karena tak hanya melompat asal, tetapi perlu konsentrasi antara gerak kaki dan gerak bambu yang dimainkan harus sesuai.
Permainan rangku alu juga efektif melatih kelincahan. Seiring berjalannya waktu, irama bambu dan nyanyian akan semakin cepat, yang mengharuskan pemain untuk bergerak cepat dan mengubah arah dengan sigap, sambil menjaga keseimbangan mengikuti ritme.
Baca juga: Membangun Generasi Berkarakter melalui Permainan Rangku Alu
Jika Kawan GNFI rutin mencoba bermain rangku alu, kekuatan otot kaki akan terlatih dan daya tahan tubuh pun semakin meningkat, loh!
Bagi masyarakat suku Manggarai, rangku alu juga mengajarkan harmoni dan kerja sama melalui ritme yang tercipta dari hentakan bambu yang bertautan, sehingga menghasilkan suasana yang khas dan memikat. Dalam budaya Manggarai, ini bukan sekedar permainan, tetapi juga simbol hubungan erat antarsesama.
Tertarik mencobanya? Yuk, lestarikan permainan tradisional seperti rangku alu agar tetap hidup di generasi kita!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News