Situasi geopolitik di dunia semakin memanas. Gejolak ketegangan tersebut dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari konflik dengan negara lain hingga ketidakstabilan politik yang terus berlanjut.
Timur Tengah menjadi salah satu wilayah yang tengah dilanda konflik berkepanjangan. Wilayah ini telah lama menjadi ‘titik panas’ konflik karena sejumlah alasan, seperti politik, sosial, ekonomi, hingga agama.
Salah satu konflik yang menyebabkan ketegangan di dunia adalah jatuhnya pemerintahan di Suriah yang dipimpin oleh Presiden Bashar al-Assad. Setelah belasan tahun perang saudara menghantui negara tersebut, rezim al-Assad berhasil ditumbangkan.
Sebagai informasi, keluarga al-Assad sudah berkuasa selama puluhan dekade di Suriah. Sebelum Bashar al-Assad menjabat, ayahnya, Hafez al-Assad terlebih dahulu menjabat sejak 12 Maret 1971 hingga wafat pada 10 Juni 2000.
Sepeninggal ayahnya, Bashar ‘naik tahta’ dan menjabat sebagai presiden hingga akhirnya berhasil dilengserkan. Semasa kepemimpinannya, Suriah selalu dihantui penindasan dan pertumpahan darah.
Turunnya Bashar al-Assad disambut dengan gembira oleh warga setempat. Gema takbir juga terdengar pada Minggu (8/12/2024) setelah kejatuhan Assad diumumkan.
Bahkan, Kantor Kedutaan Besar Suriah di berbagai negara juga mengganti benderanya menjadi bendera baru yang berwarna hijau, putih, dan hitam. Bendera tersebut melambangkan kekhalifahan Islam yang pernah berkuasa di Suriah, yaitu Dinasti Rasyid dan Abbasiyah.
Sementara itu, tiga bintang merah di tengah bermakna perlawanan terhadap rezim yang dianggap otoriter, rezim al-Assad. Kedutaan Suriah di Jakarta juga melakukan hal yang sama untuk menyambut lengsernya dinasti tersebut.
Melihat situasi Timur Tengah, khususnya Suriah yang semakin tegang, bagaimana sikap Indonesia untuk menghadapinya?
Sikap Indonesia dalam menghadapi situasi di Suriah
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Anis Matta, menjelaskan jika Indonesia akan terus memantau dengan cermat perkembangan situasi di Suriah. Tidak hanya itu, melalui akun X resmi milik Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, tertulis bahwa Indonesia turut mengkhawatirkan pengaruh situasi itu terhadap keamanan regional dan dampak kemanusiaan yang ditimbulkan.
Situasi Global Tak Menentu, ASEAN Tetap Damai bersama Indonesia
Di sisi lain, Wamenlu juga menegaskan jika Indonesia akan menghormati keutuhan Suriah. Ia juga berharap agar rakyat Suriah dapat memulai kehidupan baru yang lebih baik pasca tumbangnya Presiden Bashar al-Assad.
"Indonesia menghormati keutuhan wilayah Suriah dan mengharapkan rakyat Suriah dapat memulai kehidupan baru yang lebih baik,” tegas Wamenlu Anis Matta dalam rilis tertulis Kemlu.
Menurut Kemlu, krisis di Suriah hanya dapat diselesaikan melalui proses transisi yang inklusif, demokratis, dan damai, serta mengedepankan kepentingan dan keselamatan rakyat Suriah agar tetap dapat menjaga kedaulatan, kemerdekaan, dan keutuhan wilayah tersebut.
Indonesia serukan perlindungan warga sipil
Selain menghormati apa yang terjadi di Suriah, Indonesia ikut menyerukan perlindungan terhadap masyarakat sipil yang tidak berdosa. Indonesia mendorong semua pihak untuk membantu perlindungan rakyat Suriah lewat hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia internasional.
Sejauh ini, Indonesia dan Suriah juga masih memiliki hubungan bilateral yang erat. Kedua negara juga saling mendukung kerja sama dalam berbagai sektor, salah satunya di bidang ekonomi.
Di bulan September 2024, Indonesia dan Suriah juga sepakat untuk menandatangani Perjanjian Bebas Visa Bagi Paspor Diplomatik dan Dinas antara Indonesia dan Suriah. Hal ini menunjukkan komitmen kuat kedua negara untuk meningkatkan hubungan bilateral yang sudah lama terjalin.
Tidak hanya itu, di tengah kondisi yang memanas, Kedutaan Besar Indonesia di Damaskus juga sudah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan evakuasi terhadap diaspora Indonesia di Suriah jika situasi keamanan di sana memburuk.
Melihat Kontribusi Apik Indonesia di UNIFIL: Si Baret Biru Penjaga Perdamaian Dunia di Lebanon
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News