perbedaan jamur beracun dan tidak beracun yang harus kawan ketahui - News | Good News From Indonesia 2024

Perbedaan Jamur Beracun dan Tidak yang Harus Kawan Ketahui!

Perbedaan Jamur Beracun dan Tidak yang Harus Kawan Ketahui!
images info

Jamur, si kecil yang misterius di dunia alam, sering menjadi perhatian, terutama bagi pecinta alam dan kuliner. Tapi, di balik tampilannya yang menarik, jamur menyimpan dua sisi: bisa menjadi teman maupun ancaman.

Bagaimana Kawan bisa membedakan jamur beracun dengan yang aman dikonsumsi? Jangan melakukan kesalahan, karena dapat berdampak serius!

Apa saja pembedanya? Yuk, simak perbedaan berikut yang bisa menjadi penyelamat hidup Kawan!

Warna

Amanita phalloides - Death Cap.
info gambar

Warna-warna mencolok seperti biru, kuning terang, atau merah itu lumrah ditemui pada jamur beracun, seperti jamur berwarna merah dengan bintik putih yang merupakan ciri khas dari Amanita muscaria. Di sisi lain, banyak jamur yang aman dikonsumsi, seperti jamur tiram, tampil sederhana dengan warna putih atau abu-abu.

Namun, jangan hanya mengandalkan warna. Jamur berwarna netral juga bisa beracun, seperti Death Cap (Amanita phalloides) yang terlihat polos ternyata mematikan.

Aroma

 Clitocybe fragrans, Family: Tricholomataceae, Location: Southern Germany, Ringingen.
info gambar

Jamur yang aman biasanya memiliki aroma segar dan lembut, seperti bau tanah atau hutan setelah hujan. Sebaliknya, banyak jamur beracun yang memiliki bau busuk, seperti belerang atau bahan kimia.

Pernah mencium jamur yang berbau harum seperti wangi bunga lawang? Hati-hati! Bau yang menggoda ini sering ditemukan pada jamur beracun seperti Clitocybe fragrans.

Tips: Jika baunya terlalu menyengat hingga membuat hidung Kawan tidak nyaman, tinggalkan saja.

Baca juga: Kombucha, Teh Jamur Berkhasiat Tinggi dari Abad 220 SM

Lokasi Tumbuh

A picture of the Mycena pura.
info gambar

Jamur beracun cenderung tumbuh di tempat-tempat tertentu seperti area dekat pohon mati atau hutan lembap. Sebaliknya, jamur seperti Volvariella volvacea (jamur merang) tumbuh di ladang atau media buatan.

Mycena pura, jamur beracun yang umum ditemukan di Indonesia, sering tumbuh di hutan tropis.

Oleh karena itu, jangan pernah lupa untuk memverifikasi terlebih dahulu identitas jamur tersebut.

Adanya Cincin di Batang

A picture of the Amanita virosa.
info gambar

Perhatikan batangnya. Banyak jamur beracun memiliki cincin (seperti selaput melingkar) di sekitar batangnya. Sebagai contoh, Amanita virosa yang dikenal sebagai “Angel of Death” memiliki cincin khas dan mematikan. Tapi, ada juga jamur tidak beracun seperti Agaricus bisporus (jamur kancing) yang memiliki cincin serupa.

Solusi terbaik adalah mempelajari detail dari masing-masing jenis jamur sebelum memutuskan untuk memetik atau mengonsumsinya.

Hati-hati dengan Jamur yang Mirip!

Yellow Stainer (Agaricus xanthodermus).
info gambar

Banyak jamur tidak beracun memiliki "kembaran" beracun. Contohnya, Agaricus campestris sering tertukar dengan Agaricus xanthodermus, yang bisa menyebabkan keracunan.

Tips praktis: Jangan hanya mengandalkan visual. Gunakan panduan identifikasi jamur yang tepercaya saat berada di alam bebas.

Rasa Tak Menjamin Aman

A picture of the Gyromitra esculenta.
info gambar

Mungkin Kawan pernah mendengar mitos bahwa mencicipi sedikit jamur aman untuk memeriksa racunnya. Tapi, cara tersebut salah besar! Misalnya, porsi kecil dari mengonsumsi jamur Gyromitra esculenta saja dapat merusak organ liver (hati) kita.

Bahkan, beberapa racun tidak bereaksi instan tetapi merusak tubuh secara perlahan.

Baca juga: Mengenal Jenis Jamur yang Aman Dikonsumsi

Mitos

Ada banyak mitos tentang cara membedakan jamur beracun, seperti:

  • Jika dimakan oleh hewan, berarti aman untuk manusia: Salah. Sejumlah binatang kebal dengan racun yang fatal terhadap kesehatan bahkan nyawa kita.
  • Jika dimasak, racunnya hilang: Salah. Sebagian besar racun tetap aktif meskipun telah dimasak.

Cara Aman

Jika Kawan serius ingin memetik jamur liar, investasi terbaik adalah membeli buku panduan jamur yang tepercaya atau mengikuti pelatihan dari ahli. Beberapa buku seperti Mushrooms Demystified bisa menjadi referensi utama.

Waspada adalah Kunci!

Agaricus campestris | Wikimedia Commons/Andreas Kunze
info gambar

Jamur memang menawarkan banyak manfaat, tetapi kesalahan kecil bisa berujung fatal. Jangan malas untuk mempelajari jenis-jenis jamur di sekitar Kawan. Jika masih ragu, lebih baik hindari konsumsi daripada mengambil risiko.

Sebagai penggemar alam atau kuliner, Kawan tentu tidak ingin pengalaman seru Kawan berubah menjadi tragedi. Jadi, selalu jadikan pengetahuan sebagai senjata utama dalam menghadapi si kecil yang penuh teka-teki ini. Selamat berburu jamur dengan aman!

Apa Kawan pernah mencoba memetik jamur liar? Bagaimana pengalaman Kawan?

Baca juga: Bikin Ngeri! Jamur Jari Orang Mati, Bak Zombie yang Hidup di Tengah Hutan

Referensi:

  • https://fueledwithfood.com/how-to-tell-if-mushrooms-are-bad/
  • https://www.first-nature.com/fungi/clitocybe-fragrans.php
  • https://web.gencat.cat/en/actualitat/reportatges/temporada-de-bolets/bolets/bolets-toxics/index.html
  • https://lamycosphere.com/en/blogs/the-future-is-fungi/the-most-toxic-mushrooms-in-the-world-how-to-identify-them-and-avoid-poisoning?srsltid=AfmBOoq7hlaV1oWZQDKrtsw48siUixsIvU3lbFtSiHVPpUmbz1vlmJXR
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470580/
  • https://www.newsweek.com/squirrels-surviving-eating-deadly-mushrooms-scientists-confused-1676194
  • https://www.goodreads.com/book/show/415949.Mushrooms_Demystified

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

WO
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.