transformasi jimpitan dalam budaya gotong royong indonesia - News | Good News From Indonesia 2024

Transformasi Jimpitan dalam Budaya Gotong Royong Indonesia

Transformasi Jimpitan dalam Budaya Gotong Royong Indonesia
images info

Salah satu piranti penting dalam pemberdayaan masyarakat desa adalah jimpitan. Sebuah gerakan unik yang berasaskan gotong royong untuk membantu sesama dengan tanpa paksaan.

Gotong royong adalah pandangan hidup bangsa Indonesia yang dijadikan sebagai spirit mendasar dalam hidup bernegara dan bermasyarakat. Seperti yang dikatakan oleh Bung Karno dalam pidatonya pada 1 Juni 1945.

Negara Indonesia yang kita dirikan haruslah negara gotong royong! … Gotong royong adalah paham yang dinamis, lebih dinamis dari kekeluargaan … Gotong royong adalah pembantingan tulang bersama, pemerasan keringat bersama, perjuangan bantu-binantu bersama. Amal semua buat kepentingan semua, keringat semua buat kebahagiaan semua. Holopis-kuntul-baris buat kepentingan bersama. Itulah Gotong-royong!”

Gotong Royong Indonesia

Beberapa bulan yang lalu, banyak sekali fasilitas umum di desa penulis yang rusak. Sebut saja lampu jalan. Ketika lampu jalan rusak penerangan menjadi hilang dan itu berpotensi terjadi kecelakaan. Faktanya memang terjadi, ada dua sampai tiga orang yang mengalami kecelakaan di perempat jalan desa tepat di depan rumah saya.

Karena kondisi demikian, para warga melaporkan ke RT sebagai kepanjangan tangan dari desa. Digantilah beberapa lampu yang rusak dengan yang baru. Biasanya, biaya fasilitas-fasilitas kecil seperti ini sering kali diambil dari 'kantongnya' sendiri. Belum lagi beliau sendiri yang memasang lampu itu.

Mengenal Tradisi 'Jimpitan' di Tengah Pandemi, Mungkin Bisa Jadi Solusi

Sudah menjadi rahasia umum, jabatan yang paling tidak diperebutkan adalah ketua RT. Beberapa orang yang saya kenal, memilih menolak untuk jadi ketua RT dan lebih merekomendasikan jabatan itu pada yang lain. Aneh memang, di tengah banyaknya perebutan kekuasaan, posisi ketua RT malah berebut menolak.

Mungkin karena keresahan tersebut, ia memunculkan program jimpitan bagi warganya. Sebuah upaya gotong royong ekonomi yang sebelumnya hampir hilang, lalu dimunculkan kembali.

Menurut KBBI, gotong royong adalah bekerja bersama-sama atau tolong menolong dan bantu membantu. Gotong royong sendiri berasal dari bahasa Jawa, gotong berarti pikul, dan royong berarti bersama-sama.

Dalam sudut pandang sosial dan budaya, gotong royong adalah semangat untuk berperilaku atau bertindak dari seseorang atau individu yang dilakukan tanpa pamrih, demi hajat bersama.

Tanpa pamrih, artinya tidak mengharapkan imbalan atau mendapat maslahat pribadi. Salah satu wujudnya adalah jimpitan. Dulu, jimpitan diisi oleh beras atau makanan pokok yang berfungsi untuk menjaga lumbung makanan. Seiring berjalannya waktu, beras diubah menjadi uang karena dianggap lebih efisien dan fleksibel dalam pemanfaatannya.

Ada isu yang merebak di masyarakat kita dan mungkin juga dialami oleh Kawan GNFI bahwa gotong royong mulai luntur dan menimbulkan banyak sekali permasalahan sosial.

Penulis mencoba menelusuri apakah isu itu benar adanya, rupanya tidak demikian. Gotong royong tidak pernah luntur sebagai identitas bangsa kita. Ia hanya berubah wujud dalam bentuk yang lain.

Gotong royong di Indonesia masih lestari. Terbukti dari survei Charities Aid Foundation (CAF) dalam World Giving Index 2022, Indonesia dinobatkan sebagai negara paling dermawan dari 119 negara.

Donasi daring mencatat nilai fantastis. Menurut laporan dari survei.id (Maret 2023), di Jawa, Sumatra, dan Sulawesi, begini hasilnya: 48% berdonasi online dengan nilai 2,5—5% dari pendapatannya; 14% berdonasi dengan nilai 5—10% dari pendapatannya; 7% berdonasi lebih dari 10% pendapatannya, dan 31% berdonasi kurang 2,5% dari pendapatannya.

Transformasi Jimpitan

Untuk merespon masalah sosial, apa yang dilakukan oleh RT di desa penulis sudah tepat. Ia membuka ruang partisipasi kepada seluruh warganya melalui jimpitan, dengan harapan fasilitas-fasilitas umum yang rusak bisa segera diperbaiki. Semestinya hal semacam ini bisa diatasi oleh dana desa.

Bagi penulis, program jimpitan adalah pendidikan yang diupayakan oleh RT kepada para warganya, bahwa kita sebagai orang Indonesia tidak boleh lepas dari sifat tolong-menolong atau gotong royong yang menjadi DNA asli orang Indonesia.

Kita tidak boleh terjebak pada nilai-nilai individualisme dan egoisme. Bahwa problem tetangga kita juga menjadi tanggung jawab kita.

Tak elok rasanya ketika ada tetangga yang kelaparan sedangkan ada orang di sekitarnya yang membeli mobil setiap sebulan sekali. Tak etis rasanya ketika ada tetangga yang tidak bisa sekolah sedangkan ada orang yang setiap bulan pergi umroh.

Titik tekannya bukan pada beli mobil atau umrohnya, tetapi bagaimana kemudian kita bisa berkontribusi untuk menyelesaikan masalah hidup paling mendasar para tetangga kita. Gotong royong adalah spirit yang harus terus menyala di komunitas kita.

Kembali pada jimpitan. Melihat data-data di atas, gotong royong sebetulnya tak pernah padam. Ia hanya berubah wujud saja menjadi lebih modern, yaitu menjelma platform digital alias daring.

Jimpitan yang selama ini masih konvensional dengan menaruh wadah kecil di depan rumah sudah saatnya dirubah menjadi platform digital dengan tujuan agar lebih transparan.

Selain transparan, upaya perubahan wujud Jimpitan agar lebih modern diharapkan bisa berdampak pada gen z dan gen alpha yang sejak lahir sudah terpapar teknologi dan gawai. Transformasi bentuk jimpitan ini menjadi penting sebagai wujud model pendidikan baru tentang nilai gotong royong bagi generasi ke depan.

Dengan tanpa paksaan dan dengan sekali klik, generasi penerus bangsa ini bisa langsung berdonasi di Jimpitan digital dengan rebahan. Perkembangan zaman menuntut pemerintah saat ini, khususnya RT untuk memfasilitasi hal itu.

Mengutip ucapan Prof. DR. David L Rogers, Program Director and Faculty Columbia Business School, dalam bukunya The Digital Tranformation Playbook, “Digital transformation is not about technology, it’s about strategy, leadership, and new way of thingking.” – Transformasi digital adalah strategi untuk cara berpikir baru, bukan teknologi.

Dengan transformasi jimpitan, adalah upaya bersama untuk melagengkan pola pikir dan budaya gotong royong. Dengan pesatnya perkembangan teknologi saat ini, hal itu sangat mungkin dilakukan.

Sumber:

https://www.kompas.id/baca/opini/2018/06/02/menggali-etos-kerja-pancasilahttps://www.kompas.id/baca/opini/2018/06/02/menggali-etos-kerja-pancasila

https://news.detik.com/kolom/d-6965001/omong-kosong-lunturnya-gotong-royonghttps://news.detik.com/kolom/d-6965001/omong-kosong-lunturnya-gotong-royong

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.