Ketahanan pangan menjadi prioritas utama bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, dan infrastruktur air memegang peranan penting dalam mewujudkan target tersebut.
Kolaborasi antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta Kementerian Pertanian (Kementan) terus dimatangkan untuk mendukung percepatan swasembada pangan, dengan fokus pada penguatan infrastruktur sumber daya air.D
alam rapat koordinasi yang digelar di Kantor Kementan pada 6 Desember 2024, Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan komitmen pihaknya sebagai tulang punggung dalam penyediaan infrastruktur air irigasi.
"Kementerian PUPR adalah tukangnya. Kami bertugas menyiapkan air irigasi, sementara Kementerian Pertanian menyiapkan sarana produksinya," ujarnya.
Rencana Strategis Penguatan Infrastruktur Air
Menteri Pertanian Andi Amran juga menekankan pentingnya sinergi antar-lembaga untuk memastikan keberhasilan program ketahanan pangan, termasuk cetak sawah, optimasi lahan (OPLAH), dan revitalisasi sistem irigasi.
Langkah ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden untuk memperkuat ketersediaan pangan nasional.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (Dirjen SDA), Bob Arthur Lombogia, mengungkapkan rencana kerja strategis untuk mendukung swasembada pangan pada 2025.
Target utamanya adalah peningkatan luas tanam melalui optimalisasi Indeks Pertanaman (IP) dan pemanfaatan air irigasi.
Beberapa target utama yang dicanangkan meliputi:
1. Optimalisasi Irigasi dari Bendungan Eksisting
Menambah 8.994 hektare (ha) luas tanam melalui pemanfaatan irigasi dari bendungan yang sudah ada.
2. Pengembangan Daerah Irigasi Baru
- Tambahan 222.717 ha dari bendungan baru.
- Rehabilitasi daerah irigasi pusat (74.778 ha).
- Rehabilitasi daerah irigasi provinsi dan kabupaten/kota menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) (43.975 ha).
- Rehabilitasi daerah irigasi desa melalui Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) (133.100 ha).
3. Program Optimasi Lahan (OPLAH) dan Pompanisasi
- Luas tanam tambahan sebesar 851.017 ha melalui OPLAH.
- 1 juta ha tambahan melalui program pompanisasi.
Secara total, Ditjen SDA menargetkan penambahan 2.334.580 ha luas tanam pada tahun 2025.
Dampak Infrastruktur Air terhadap Ketahanan Pangan
Penguatan infrastruktur air seperti irigasi, bendungan, dan pompanisasi memberikan dampak langsung pada peningkatan produktivitas lahan pertanian.
Sistem irigasi yang optimal memungkinkan para petani meningkatkan frekuensi tanam hingga tiga kali per tahun, sehingga memperkuat stok pangan nasional.
Selain itu, revitalisasi irigasi di berbagai wilayah turut mendukung pemerataan hasil pertanian, mengurangi ketergantungan impor, dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Melalui sinergi yang baik antara pemerintah pusat, daerah, dan institusi terkait, program ketahanan pangan diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang untuk menjawab tantangan global di sektor pangan.
Dengan pendekatan ini, diharapkan kesejahteraan petani meningkat dan Indonesia semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News