suku kajang dengan prinsip kearifan lokalnya sebagai kunci masa depan bumi - News | Good News From Indonesia 2024

Suku Kajang dengan Prinsip Kearifan Lokalnya sebagai Kunci Masa Depan Bumi

Suku Kajang dengan Prinsip Kearifan Lokalnya sebagai Kunci Masa Depan Bumi
images info

Secara geografis dan administratif, komunitas adat Kajang terbagi menjadi Kajang Dalam dan Kajang Luar. Suku Kajang Dalam dikenal sebagai “Tau Kajang” yang tetap memegang tradisi, sementara Kajang Luar disebut “Tau Lembang” yang hidup di sekitar Suku Kajang dengan cara yang lebih modern.

Komunitas Amma Toa atau Suku Kajang Dalam, memiliki kepercayaan yang khas dan sangat berhubungan dengan perlindungan lingkungan khususnya kawasan hutan. Suku Kajang Dalam berada di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, sekitar 200 km ke timur dari kota Makassar, dan terdiri dari 17 desa serta 2 kelurahan.

Hanya masyarakat di wilayah Kajang Dalam yang masih sepenuhnya mempertahankan adat Amma Toa. Masyarakat Kajang Dalam menjalani kehidupan yang sangat sederhana dengan menolak penggunaan teknologi. Mereka percaya bahwa perangkat teknologi dapat memberikan efek buruk bagi kehidupan karena dapat merusak kelestarian sumber daya alam.

Komunitas Kajang Dalam selalu mengenakan busana serba hitam hingga hal inilah yang Kawan GNFI kenali sebagai ciri khas masyarakat adat Amma Toa. Semua anggota masyarakat di kawasan adat, wajib memakai pakaian hitam setiap hari yang lengkapnya terdiri dari tope le’leng (sarung hitam), pacaka, passapu, dan baju pokko.

Bagi Suku Kajang Dalam, warna hitam melambangkan kesederhanaan, kesamaan, dan kesetaraan bagi seluruh masyarakat. Demikian pula Amma Toa, beliau berpakaian hitam tanpa alas kaki sehari-harinya, di mana hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan di antara mereka dan semua setara di mata Tuhan.

Mengenal Suku Kajang, Penjaga Hutan Terbaik Dunia Ada di Sulawesi Selatan

Hubungan Masyarakat Suku Kajang Dalam dan Hutan

Masyarakat adat Amma Toa berperan dalam menjaga hutan mereka. Hutan bagi mereka dapat memberikan harapan untuk kelangsungan lingkungan. Keterkaitan antara masyarakat adat dan hutan, berakar dari filsafat hidup mereka yang bijaksana dengan memandang hutan sebagai sosok ibu yang harus dihormati dan dilindungi.

Di Tana Toa, sosok utama dikenal sebagai Amma Toa yang merupakan pemimpin adat Suku Kajang. Dalam pandangan mereka, Amma Toa dianggap sebagai individu suci. “Suara alam adalah suara Tuhan” adalah prinsip yang dipegang oleh anggota Suku Kajang yang tinggal di pedalaman Bulukumba, Sulawesi Selatan, dalam memilih pemimpin adat mereka.

Kepercayaan utama adalah menjaga kelestarian hutan yang dianggap sebagai jiwa dan sumber kehidupan warga Kajang. Amma Toa sangat dihormati dan dipercayakan untuk mempertahankan Pasangnga Ri Kajang atau peraturan adat Suku Kajang.

Masyarakat berkeyakinan bahwa Amma Toa adalah orang terakhir yang mengalami kemakmuran jika penduduk Tana Toa hidup makmur, dan menjadi orang pertama yang merasakan kemiskinan.

Sebagai tanda penghormatan, mereka diwajibkan untuk menjaga dan merawat hutan. Apabila ada individu yang menebang hutan secara ilegal, ia akan diberi sanksi adat, karena mereka percaya bahwa tindakan tersebut akan membuat Turiek Arakhna (Turi Arakna) marah. Kemarahan-Nya dapat menimbulkan kutukan bagi masyarakat Kajang. Kutukan ini dapat berupa penyakit bagi si pelanggar.

Mereka juga meyakini bahwa kutukan itu bisa berakibat pada bencana atau musibah bagi Tana Toa. Status hutan di Tana Toa telah berubah dari hutan produksi menjadi hutan adat. Oleh karena itu, hutan tersebut tidak bisa dimanfaatkan sama sekali tanpa izin dari Amma Toa.

Prinsip Tallas Kamase-masea

Prinsip Tallas Kamase-masea di komunitas Kajang Dalam senantiasa dijalani dengan penuh kesungguhan hal ini yang berarti merupakan suatu prinsip untuk ‘hidup sederhana’. Mereka menjauh dari gaya hidup yang glamour serta modern bahkan komunitas yang berada dalam zona adat sama sekali tidak mendapatkan akses listrik dan mereka mengikuti Pasang Ri Kajang sebagai norma yang ditetapkan.

Suku Kajang Dalam terkenal karena gaya hidupnya yang sangat sederhana dan mereka tidak berambisi untuk kaya tetapi, itu tidak berarti mereka selalu hidup dalam kesulitan. Berdasarkan Pasang Ri Kajang dengan Patuntung sebagai sistem kepercayaannya, memberi ‘pelajaran’ bahwa pengelolaan hutan atau lingkungan sangat mempengaruhi kehidupan manusia secara keseluruhan.

Jika pengelolaan hutan dilakukan dengan pendekatan kapitalis untuk mengumpulkan modal, maka hasilnya adalah kehancuran. Ini tidak hanya mengakibatkan kerusakan pada hutan, tetapi juga pada manusia dan peradabannya.

Di sisi lain, jika pengelolaan hutan dilakukan dengan kesadaran tinggi akan kelangsungan hidup manusia, maka manusia akan selamat. Hubungan masyarakat adat Amma Toa dengan lingkungan hutannya berdasar pada pandangan bijaksana, yaitu memperlakukan hutan seperti seorang ibu yang layak dihormati dan dilindungi untuk dilestarikan.

Oleh karena itu, Kawan GNFI sepatutnya berbangga, berkat kearifan lokal yang diterapkan, Suku Kajang kini dikenal secara global sebagai pelindung alam sepanjang masa.

Kawan GNFI juga perlu mengetahui, The Washington Post, salah satu media internasional ternama, dalam artikelnya berjudul: “The World’s Best Rainforest Guardians Already Live There,” menyebut Kajang sebagai penjaga hutan terbaik di dunia.

Kehidupan yang sederhana dan bermakna membuat Suku Kajang terus menjaga warisan nenek moyangnya untuk generasi mendatang, yang menjadi inspirasi besar bagi Kawan GNFI yaitu untuk tetap menjaga alam meskipun dengan hal-hal kecil seperti menanam pohon, memilah sampah, mengurangi penggunaan plastik, dan tindakan lain yang bermanfaat bagi keberlangsungan Bumi.

Suku Kajang, Penjaga Hutan Terbaik Dunia dari Sulawesi Selatan

Referensi :

  • Ahuluheluw, M. (2018). Amma Toa - Budaya (Kearifan Lokal) Suku KajangDalam. E-journal unbi.ac.id.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.