Masyarakat di Kampung Kedunggandri, Kecamatan Kedungjati, Grobogan memiliki tradisi unik yang dilakukan dua tahun sekali. Pada momen itu semua warga akan berkumpul merayakan Tradisi Tubo.
Dimuat dari Merdeka, ketika merayakan tradisi ini warga akan membawa jaring dari rumah masing-masing. Nantinya mereka akan turun ke sungai beramai-ramai untuk menangkap ikan.
Grobogan Berpotensi Jadi Lumbung Pangan Nasional, Apa Upaya untuk Mewujudkannya?
Seluruh elemen warga, baik anak-anak, orang dewasa, laki-laki, maupun perempuan saling berbaur dalam mengikuti acara itu. Tetapi tak semua warga membawa jaring, ada yang percaya diri bisa menangkap ikan dengan tangan kosong.
“Pokoknya kalau acara kayak gini, yang ikut harus sebanyak mungkin,” kata kanal YouTube Budijhon.
Meracun ikan
Sebelum acara dimulai, sesepuh desa akan melakukan pembacaan doa. Bahan yang digunakan adalah tanaman tuba yang digunakan untuk meracuni ikan.
Diketahui tubo berasal dari kata Tuba yang dalam bahasa ilmiah disebut derris elliptica, merupakan jenis tumbuhan yang biasa digunakan sebagai peracun ikan. Akar tanaman tuba ini memiliki kandungan rotenone, sejenis racun kuat untuk ikan dan serangga (insektisida).
Boyong Grobog, Kirab Pusaka Simbolik Perpindahan Pusat Pemerintahan Kabupaten Grobogan
Ramuan alami peninggalan leluhur itu lah yang kemudian digunakan untuk meracuni ikan di sungai yang disebut racun tubo. Racun Tubo lantas dimasukkan ke dalam beberapa gentong dan belasan galon.
Setelah didoakan, beberapa warga akan menceburkan diri ke sungai untuk memecahkan gentong dan menumpahkan galon berisi racun Tubo itu ke tengah sungai. Beberapa jam kemudian, ikan-ikan di sungai itu keracunan dan bermunculan ke permukaan air.
“Tanpa menunggu aba-aba ribuan orang yang telah lama menanti di pinggir sungai kemudian dengan suka cita menceburkan diri ke sungai untuk berebut ikan,” jelasnya.
Jadi objek wisata
Tumbuhan Tuba mudah dijumpai hampir di seluruh wilayah di Indonesia juga terdapat di Bangladesh, Asia Tenggara, dan beberapa kepulauan di Pasifik. Tuba merupakan tumbuhan berkayu memanjat (liana) dengan 7 – 15 pasang daun pada tiap rantingnya.
“Sifatnya membuat ikan kelabakan hingga tak tahan berada di dalam air.”
Mencicipi Ikan Payo, Kuliner Unik yang Buat Awet Muda Warga Adat Miduana
Tetapi masyarakat hanya menggelar tradisi itu setiap dua tahun sekali, tepatnya pada tahun genap di bulan September. Kegiatan itu berlangsung selama 15 hari dan puncak acaranya dilaksanakan pada hari Minggu Kliwon.
Praktis, tradisi Tubo ini menjadi wisata mendadak, warga dari berbagai penjuru daerah rela berdatangan untuk menyaksikannya.
"Sejak remaja saya dan teman-teman tongkrongan penasaran dan ingin melihat tradisi Tubo. Akhirnya kesampaian," kata Agung Tri Wibowo (42) warga Kota Semarang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News