Porang, tanaman umbi-umbian yang berasal dari Indonesia, semakin mencuri perhatian pasar internasional berkat manfaat luar biasa yang dimilikinya.
Secara ilmiah, porang (Amorphophallus muelleri) dikenal sebagai tanaman penghasil glukomanan, jenis serat larut air yang banyak digunakan dalam industri pangan dan kesehatan.
Tanaman ini memiliki umbi tebal yang kaya akan glukomanan, menjadikannya komoditas dengan potensi ekspor yang besar. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan porang, terutama dari pasar Tiongkok, terus meningkat pesat.
Porang dan Spirulina, Produk Agro Potensial yang Sedang Fokus untuk Dikembangkan
Apa Itu Porang?
Porang adalah tanaman tropis yang tumbuh subur di dataran rendah dengan tanah lembab.
Umbinya yang kaya akan glukomanan memiliki berbagai manfaat, dari bahan baku makanan rendah kalori hingga digunakan dalam industri kosmetik dan farmasi.
Sebagai tanaman asli Indonesia, porang memiliki potensi besar untuk menjadi komoditas unggulan di pasar global.
Glukomanan dalam porang banyak digunakan dalam produk seperti mie shirataki, suplemen penurun berat badan, serta bahan pengental dalam makanan.
Selain itu, serat alami yang terkandung dalam porang juga dikenal memiliki manfaat kesehatan, seperti membantu memperlancar pencernaan dan mengatur kadar gula darah.
Cerita Tanaman Porang, Makanan Tentara Jepang saat Jajah Indonesia
Potensi Besar Pasar Porang di Tiongkok
Tiongkok, sebagai salah satu pasar terbesar di dunia, menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap porang.
Permintaan terhadap glukomanan dan produk olahan porang semakin meningkat, menjadikan tanaman ini komoditas yang menjanjikan untuk ekspor.
Indonesia, sebagai produsen utama porang, telah berhasil memasok bahan baku porang ke pasar Tiongkok dalam jumlah yang terus berkembang.
Lantas, mengapa porang begitu populer di Tiongkok?
Salah satu alasan utamanya adalah manfaat kesehatan yang ditawarkan. Kesadaran masyarakat Tiongkok tentang pentingnya pola makan sehat dan penurunan berat badan mendorong permintaan akan produk berbasis glukomanan, seperti mie shirataki.
Oleh karena itu, para produsen di Indonesia semakin meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan pasar global.
Porang, Komoditas Ekspor yang Sedang Populer dan Menjanjikan Bagi Petani Indonesia
Prospek dan Pengembangan Industri Porang di Indonesia
Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), telah mengembangkan porang sebagai komoditas ekspor.
Salah satunya dengan memfasilitasi industri kecil dan menengah (IKM) dengan menyediakan mesin pengering serpih porang dan teknologi yang mendukung produksi glukomanan.
Sebagai contoh, baru-baru ini, Kemenperin bekerja sama dengan PT Agrobisnis Komoditas Indonesia (Agrasi) dan GuangXi Huapin Agricultural Technology Co., Ltd. untuk mengekspor 50 ribu ton porang ke Tiongkok.
Kerja sama ini akan terus berkembang, dengan target ekspor yang meningkat secara signifikan pada tahun-tahun mendatang.
Porang Lokal Indonesia Semakin Diminati di Arab Saudi
Peningkatan Ekspor Porang ke Tiongkok
Pada tahun 2024, Indonesia melakukan penandatanganan kontrak kerja sama dengan Tiongkok untuk penjualan serpih porang selama enam tahun (2024-2030), dengan volume ekspor yang dimulai dari 25 ribu ton per tahun dan meningkat menjadi 50 ribu ton per tahun pada akhir 2024.
Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin, Putu Juli Ardika, menekankan pentingnya stabilitas harga porang di pasar internasional untuk menjaga motivasi petani dan memastikan pasokan bahan baku yang berkelanjutan.
Dengan harga yang stabil di kisaran Rp4.000 hingga Rp4.500 per kilogram, ekspor porang Indonesia dipastikan akan tetap kompetitif di pasar global.
Dari yang dulunya hanya dikenal sebagai tanaman lokal, Porang telah menjadi primadona di pasar global, khususnya Tiongkok. Dengan manfaat kesehatan dan potensi industri yang sangat besar, porang menjanjikan prospek cerah sebagai komoditas ekspor unggulan Indonesia.
Kisah Paidi, Petani Yang Sukses Menjadi Miliarder
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News