pemikiran pendidikan dari kacamata hos tjokroaminoto - News | Good News From Indonesia 2024

Pemikiran tentang Pendidikan dari Kacamata HOS Tjokroaminoto

Pemikiran tentang Pendidikan dari Kacamata HOS Tjokroaminoto
images info

Kawan mungkin setuju bahwa guru merupakan salah satu figur yang berperan dalam hidup kita. Apa yang kita peroleh hari ini, seperti karier dan ilmu-ilmu yang berhubungan dengannya, merupakan ajaran dari guru.

Selain ilmu yang bersifat duniawi, tak jarang kita juga mendapatkan ajaran mengenai kehidupan, kebijaksanaan, adab, dan sopan santun dari guru.

Peranan tersebut masuk akal karena hampir seluruh waktu kita dihabiskan di sekolah. Tak mengherankan jika ada ungkapan guru adalah orang tua kedua kita. 

Karena begitu besarnya jasa guru, membuat derajat guru dalam masyarakat juga dianggap mulia. Di Indonesia banyak ungkapan yang memuji guru seperti mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa dan lain sebagainya.

Ungkapan tersebut merupakan sebuah penghormatan kepada guru atas dedikasinya mendidik para penerus bangsa.

Selain itu dalam agama juga menekankan tentang penghormatan terhadap guru. Pesantren merupakan contoh yang tepat untuk mencerminkan perilaku tersebut, sikap seperti berjalan merunduk di hadapan guru; menundukkan pandangan saat berbicara dengan guru; dan berlomba lomba berbuat baik pada guru seperti menyiapkan sandal guru.

Hal tersebut dilakukan karena mengejar keberkahan seorang guru. Ini penting karena suatu ilmu tanpa barokah merupakan ilmu yang kurang bermakna. 

Guru melalui pengajaran anak anak bangsa juga memiliki peran terkait kemajuan suatu bangsa. Indonesia sendiri pernah memiliki seorang guru yang melahirkan murid-murid yang berpengaruh dalam sejarah bangsa.

Apakah Kawan GNFI tahu? Ya benar, itu adalah H.O.S Tjokroaminoto. Kali ini kita akan mengali pemikirannya tentang pendidikan. 

Pendidikan sebagai Perubah Nasib 

“Raja Tanpa Mahkota” itulah gelar yang disematkan kepadanya. Julukan tersebut ditengarai oleh sikap H.O.S Tjokroaminoto dalam melepaskan rakyat pribumi dari kolonialisme Belanda yang menyengsarakan.

Perjuangannya bersama Sarekat Islam pada mulanya berfokus kepada ekonomi. Namun, melihat ketimpangan dan penderitaan dari masyarakat nonpedagang, ia melebarkan perjuangannya di bidang politik, pendidikan, dan bidang lainya.

Rektor Universitas Cokroaminoto periode 2008—2010, Zulkifli Halim, dalam seminar di UNY yang bertema “Yayasan Tjokroaminoto dan Pendidikan Sarekat Islam” menyampaikan bahwa Tjokroaminoto mempunyai prinsip bahwa masyarakat yang terdidik merupakan cara memerdekakan bangsa.

Tjokroaminoto juga memupuk pemahaman bahwa hanya pendidikan seseorang dapat mengubah nasib.

Hingga tahun 1930-an sudah banyak berdiri sekolah Tjokroaminoto yang didirikan di cabang cabang PSII. Materi yang digunakan berasal silabus dan kurikulum yang dirancang dari pemikiran Tjokroaminoto dalam bukunya yaitu Moeslim Nationale Onderwijs. Sekolah ini mengajarkan tentang ilmu keislaman, ilmu umum, arti kemerdekaan, dan budi pekerti.

Pemikiran H.O.S Tjokroaminoto tentang Pendidikan 

Tjokroaminoto berpandangan bahwa pendidikan dilakukan untuk mengangkat harkat dan matabat individu. Saat konggres istimewa di Bandung, Tjokroaminoto bersuara agar memperhatikan bidang pendidikan yang dapat mengubah hidup rakyat kelas bawah. Ia menyarankan agar menambah jumlah sekolah dengan memasukan pelajaran lain seperti: pertanian, perdagangan, dan pertukangan.

Dalam merumuskan konsep pendidikannya, Tjokroaminoto dipengaruhi oleh agama Islam. Walaupun demikian Tjokroaminoto juga bertopang pada ilmu pengetahuan umum. Rumusan pendidikan yang ia buat tetap menyeimbangkan ilmu pengetahuan umum dan ilmu agama.

Pengajaran yang dilakukan oleh Tjokroaminoto juga tak sebatas lisan. Apa yang ia katakan juga diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari. Karena baginya proses pengiriman ilmu itu melalui perkataan, sikap, dan perilaku.

Perilaku ini yang membuat kagum anaknya dan anak kosnya yaitu menyeimbangkan perkataan dan perbuatan yang seringkali manusia sulit melakukannya.

Prinsip yang dipegang Tjokroaminoto dalam mendidik ada lima. Pertama, ia menanamkan nilai nilai demokrasi dan kemerdekaan; kedua, menanamkan sikap keberanian dan senantiasa berpihak kepada yang benar; ketiga, menanamkan budi pekerti dan sikap hidup baik; keempat, menanamkan kecintaan pada bangsa sendiri melalui memahami budaya sendiri.

Referensi: 

Ahdar, Musyarif, & Abd Rahman. (2020). Pemikiran Pendidikan Politik H.O.S Tjokroaminoto. Foramadiahi: Jurnal Pendidikan dan Keislaman, 69-80.

Fatimatuzzahro, F., Lestari , A. M., Amirah, F. S., Wahyuningsi, & Hermawan, T. (2024). Pendidikan Karakter Bangsa dalam Pandangan HOS Tjokroaminoto. ASAS WA TANDHIM: Jurnal Hukum, Pendidikan & Sosial Keagamaan, 1-10.

https://uny.ac.id/index.php/id/berita/peran-hos-tjokroaminoto-dalam-sejarah-pendidikan-di-tanah-air 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MN
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.