jangan buru buru dituntut belajar anak juga perlu waktu lebih untuk bermain - News | Good News From Indonesia 2024

Jangan Buru-Buru Dituntut Belajar, Anak Juga Perlu Waktu Lebih untuk Bermain!

Jangan Buru-Buru Dituntut Belajar, Anak Juga Perlu Waktu Lebih untuk Bermain!
images info

Masa kanak-kanak merupakan masa seseorang dapat bermain sepuasnya. Pada masa itu, anak kerap bereksplorasi terhadap apapun yang ditemuinya. Mereka akan menjelajah lewat inderanya, terutama peraba dan pengecap. Mereka akan menemukan sekaligus belajar mengenai suatu benda lewat bermain. Oleh karena itu, jangan terlalu terburu-buru memaksakan anak belajar untuk menghitung dan membaca.

Masa kanak-kanak, terkhusus usia dini memang menjadi pondasi perkembangan dan pembentukan karakter seseorang. Pada masa ini, mereka akan berfokus pada perkembangan motorik, bahasa, dan sosial. Oleh karena itu, peran orang tua sangat dibutuhkan untuk pendampingan masa pertumbuhan.

Keberadaan orang tua dan komunikasi yang terjalin antarkeduanya akan sangat membantu anak untuk terbiasa berkomunikasi dengan baik. Dampaknya, anak akan lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan dunia luar.

Pasaran, Permainan Tradisional Masak-masakan yang Mengasah Imajinasi Anak-Anak

Persentase Anak Balita di Indonesia Cukup Tinggi dan Tantangan Bagi Orang Tua

Pembahasan mengenai anak menjadi topik yang cukup serius. Sebab, karakter yang dimiliki seseorang saat dewasa nanti turut dipengaruhi oleh pengalaman saat masa kanak-kanak.

Sebagaimana dilansir dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, kelompok usia balita (1-4 tahun) di Indonesia mencapai hampir 60% dari total anak usia dini. Sementara itu, presentase kelompok usia prasekolah (5-6 tahun) sekitar 30%.

Sebagai informasi, Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengungkapkan anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 – 6 tahun. Dari presentase dari BPS menunjukkan, dalam 5 tahun kedepan, tanggung jawab orang tua Indonesia cukup berat sebab keterlibatan orang tua turut membetuk kepribadian anak. Dalam membimbing anak-anak di masa emas perkembangannya, mereka bukan hanya butuh gizi ataupun pendidikan, melainkan juga bermain.

Presiden Usulkan Anak TK Mulai Dikenalkan Pelajaran Matematika, Biar Apa?

Sayangnya, tidak banyak orang tua yang menyadari kebutuhan tersebut. Padahal, sebagaimana penelitian yang dikutip oleh Neuroscience News menjelaskan bahwa bermain juga berkontribusi pada kesiapan belajar anak.

Studi tersebut menunjukkan bahwa anak-anak yang memiliki waktu bermain yang cukup lebih memiliki kemampuan beradaptasi yang lebih saat di lingkungan sekolah. Mereka juga keterampilan pemecahan masalah.

Menariknya, kemampuan-kemampuan tersebut didapat saat anak tengah bermain. Sebab, pada proses bermain, anak dapat mengembangkan serta mengasah kemampuan motorik, kreativitas, dan keterampilan sosial. Misalnya, motorik halus diasah lewat bermain dengan bola, sedangkan bermain peran membantu mereka belajar berkomunikasi dan memahami emosi.

Komunitas Rantang Merangkul Tangan Anak Putus Sekolah Lewat Pembelajaran Menyenangkan

Bermain Adalah Hak Bagi Anak

Menyadari pentingnya peran bermain bagi anak, UNESCO menyebutkan bahwa bermain adalah hak setiap anak di dunia. Piaget dan Erikson dalam teori perkembangan kognitif menggagas sebuah data yang menyebut bahwa anak membutuhkan setidaknya 20-30 menit untuk bermain.

Bermain adalah kunci untuk konsolidasi pembelajaran dan pembentukan diri. Dengan keterlibatan secara aktif, orang tua nantinya tidak hanya membantu perkembangan fisik dan mental anak tetapi juga menciptakan kenangan indah yang mendukung rasa percaya diri mereka.

Orang tua diharapkan mampu memahami hak anak sehingga tidak terlalu memaksanakan anak dengan berbagai kesibukan, seperti mengikuti berbagai macam les ataupun memberikan akses ke gawai secara berlebihan.

Bagi anak, sarana rekreasi atau hiburan adalah bermain.

“Bermain adalah jembatan untuk menghubungkan dunia anak dengan pembelajaran. Saat orang tua meluangkan waktu untuk bermain bersama, mereka tidak hanya mendukung perkembangan anak secara fisik dan mental, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih erat dan penuh makna,” ujar Fondy Prasetio, Headmaster Cakap Kids Academy, dalam siaran pers yang dibagikan.

Seberapa Penting Kesehatan Mental pada Anak? Ini Penjelasan Psikolog Anak dari Sekolah Cikal

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

AR
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.