mantap 21 dari 27 spesies durian di dunia ada di indonesia - News | Good News From Indonesia 2024

Mantap! 21 dari 27 Spesies Durian di Dunia Ada di Indonesia

Mantap! 21 dari 27 Spesies Durian di Dunia Ada di Indonesia
images info

Durian merupakan salah satu komoditas utama yang memiliki nilai ekonomi yang cukup penting di beberapa daerah. Produksi buah durian di Indonesia, menempati posisi keenam setelah pisang, mangga, jeruk, rambutan, dan salak.

Adapun provinsi dengan produksi durian tertinggi adalah Jawa Timur, Sumatra Barat, Jawa Tengah, Sumatra Utara, dan Jawa Barat. 

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebut Indonesia memiliki 21 dari 27 spesies durian yang dikenal di dunia. Hingga tahun 2024, sekitar 114 varietas terdaftar sebagai varietas unggul baru. 

“Jenis durian yang liar dan belum teridentifikasi masih tidak terhingga, ditambah lagi dengan karakteristiknya yang mempunyai penyerbukan terbuka menambah variabilitas genetik di alam,” ungkap Ni Luh Putu Indriyani Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Hortikultura BBRIN dalam acara webinar HortiActive#13 “Pemuliaan Durian Berbasis Sumber Daya Genetik (SDG) Lokal dan Trend Pasar Durian di Indonesia” pada Selasa (26/11).

Riset Genetik Durian

Riset mengenai Sumber Daya Genetik (SDG) durian yang telah dilakukan BRIN, meliputi karakterisasi dan evaluasi, eksplorasi durian-durian unggul daerah, persilangan antartetua terpilih.

Kemudian, dilakukan evaluasi performa pertumbuhan dan kualitas buah dari hasil persilangan, serta pengelolaan database karakter durian melalui situs web yang tersedia.

“Lokasi pertanaman durian yang ada di Kebun Percobaan Subang pada 2010 ada 550 tanaman dengan jumlah aksesi 79. Pada 2016, jumlah tanaman terakhir adalah 768 tanaman dan 84 aksesi, sementara di KP. Aripan terdapat 228 tanaman dengan 36 aksesi, dan 2019 ada 467 tanaman dengan 89 aksesi,” jelas Indriyani.

Indriyani menjabarkan, varietas unggul baru durian memiliki karakter ideal untuk menunjang produktivitas tinggi durian yang diinginkan. 

Konsumen Indonesia menginginkan durian berukuran sedang seberat 1,6-2,5 kg, daging buah berwarna kuning, manis legit, pulen, tebal, dan berbiji kecil. Sementara pedagang, menginginkan durian tahan simpan dan tidak mudah pecah, namun pekebun menginginkan varietas durian produktif tahan penyakit dan genjah.

“Varietas unggul baru dapat diperoleh melalui seleksi indigenous atau asli dan sifatnya adalah persarian terbuka, sehingga selalu terjadi penyerbukan silang. Biji dari hasil penyerbukan silang yang terjadi saat secara alami merupakan bahan seleksi untuk menghasilkan kualitas unggul baru. Kemudian dilakukan juga persilakan buatan antar varietas atau antar spesies,” jelasnya.

Baca juga Menelusuri Asal Durian Musang King: Dari Mana Varietas Ini Berasal?

Program Pemuliaan Durian

Program pemuliaan durian di Indonesia telah dilakukan sejak tahun 2010 di KP. Subang dan KP. Aripan. Tetua yang digunakan adalah Matahari, Kani, Otong, Sitokong, dan lain-lain.

“Karena tanaman durian termasuk tanaman tahunan yang membutuhkan waktu lama untuk mengetahui hasil persilangan, maka kegiatan marka molekuler menjadi sangat penting dalam mempercepat proses pemuliaan,” kata Indriyani.

Analisis Lokus dan Keragaman Sumberdaya Genetik Durian (Durio sp) berdasarkan Marka Mikrosatelit. Dari 10 lokus Mikrosatelit, diketahui memiliki polimorfisme dan tingkat informativitas beragam dari tingkat rendah sampai tinggi. 

“Lokus DzMTa005 dan DzMTa006 berpotensi sebagai penanda molekuler yang informatif utk mengetahui keragaman populasi durian. Distribusi alel cukup merata di antara 94 SDG durian yang digunakan secara interpopulasi variasi genetik cukup tinggi, dan membuktikan bahwa Kalimantan sebagai pusat asal menyebar pada wilayah lainnya,” ujarnya.

Menghadapi sederet tantangan

Menurut Indriyani, durian adalah tanaman tahunan yang membutuhkan waktu lama untuk mengetahui hasil persilangan. Oleh karena itu, diperlukan dukungan marka molekuler untuk mempercepat dan mendukung program pemuliaan konvensional.

“Ada beberapa tantangan yang dihadapi, antara lain hama dan penyakit Pythium yang menyebabkan tanaman tiba-tiba meranggas dan mati. Penggerek batang berupa serangga yang membuat batang berlubang, yang akhirnya melemahkan dan membunuh tanaman. Masalah pengairan dengan kerusakan pompa air, yaitu pada saat pompa air rusak, maka pengairan terganggu,” jelasnya. 

Tantangan berikutnya, lanjut Indriyani, adalah musim kering ketika sumber air mengering, tanaman mengalami kekurangan air, yang berdampak signifikan pada pertumbuhannya.

Perilaku tak bertanggung jawab kerap menyebabkan kerusakan pada tanaman durian muda, misalnya ujung tanaman muda sering dirusak atau dipotong, dan menyebabkan patah, serta pencurian buah saat panen.

“Pendanaan yang terbatas juga menjadi tantangan karena durian sempat tidak masuk dalam daftar komoditas prioritas sehingga pendanaannya sangat minim. Hal ini berdampak langsung pada pemeliharaan tanaman di lapangan, karena fokus pendanaan lebih diarahkan pada komoditas prioritas lainnya, sehingga pemeliharaan durian menjadi kurang optimal,” pungkas Indriyani.

Baca juga Durian Lahung, Buah Endemik dari Kalimantan yang Terancam Punah

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.