Seiring dengan berkembangnya tren gaya hidup slow living, dunia kecantikan juga mulai menawarkan konsep slow beauty.
Slow beauty hadir dari keresahan terhadap masifnya perkembangan dunia kecantikan saat ini, dimana banyak brand yang bermunculan dan jumlah pengguna produk kecantikan juga terus menerus meningkat.
Oleh karena itu, sampah sisa produk kecantikan saat ini dapat menjadi ancaman serius bagi lingkungan Indonesia.
Menurut data SIPSN, timbulan sampah di Indonesia pada tahun 2023 sebesar 38,5 juta ton, bahkan 38,4% diantaranya termasuk sampah tidak terkelola.
Berdasarkan komposisi sampah yang ada di Indonesia, sampah plastik menempati urutan kedua terbanyak setelah sampah sisa makanan, yakni sebesar 18,71%. Kemudian, sampah kertas atau karton sebesar 10,8%, dan sampah kaca sebesar 2,48%.
Umumnya, kemasan produk kecantikan terbuat dari plastik, kertas atau karton, serta kaca. Akibatnya, produk kecantikan juga turut menyumbang timbulan sampah di Indonesia, sehingga masalah pengelolaan sampah kemasannya seharusnya segera dilakukan agar tidak menjadi ancaman serius bagi lingkungan di masa mendatang.
Sudah saatnya Kawan GNFI mengenal tren slow beauty untuk memiliki gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dalam merawat kecantikan.
Yuk, baca selengkapnya untuk mengenal lebih dalam mengenai slow beauty!
Baca juga: Slow Living, Sebuah Seni Hidup Melambat di Era Super Cepat
Apa itu Slow Beauty?
Fenomena fast beauty mulai merambah industri kecantikan di Indonesia. Hal itu dikarenakan permintaan pasar terhadap produk kecantikan yang terus meningkat.
Menariknya, berdasarkan data dari IDN Research Institute, ditemukan bahwa 41% dari partisipan yang merupakan generasi Z mengalokasikan pengeluaran terbesar mereka untuk produk kecantikan.
Tak heran jika sekarang banyak brand-brand yang berlomba untuk mengeluarkan produk terbarunya dalam memikat hati konsumen.
Namun, fenomena tersebut menimbulkan masalah baru bagi lingkungan, dimana jumlah sisa produk kecantikan menambah angka timbulan sampah di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh kemasan produk kecantikan yang kebanyakan terbuat dari plastik dan sulit terurai secara alami.
Kemudian, data dari IDN Research Institute juga memuat salah satu kekhawatiran generasi Z saat ini adalah climate change and environmental degradation, bahkan menduduki posisi lima tertinggi, dengan persentase sebesar 31%.
Oleh karena itu, munculnya tren slow beauty dapat menjadi alternatif baru dalam merawat kecantikan sekaligus mendukung gaya hidup yang lebih ramah lingkungan.
Mulanya konsep ini dipelopori oleh Shel Pink, yang terinspirasi dari filosofi slow living, yakni menjalani hidup dengan penuh kesadaran dan berkelanjutan. Ia menyuarakan gerakan slow beauty ini melalui blog pribadi dan bukunya.
Kebalikan dengan fenomena fast beauty yang mendorong produk dan tren dengan hasil instan, slow beauty berfokus pada kecantikan jangka panjang melalui perawatan alami dan penuh dengan kesadaran.
Produk kecantikan yang menerapkan konsep slow beauty memiliki kemasan yang ramah lingkungan, mengurangi penggunaan bahan-bahan kimiawi yang bersifat artificial, dan tidak melewati pengujian pada hewan.
Gerakan ini juga berfokus pada manfaat jangka panjang dan mendorong penggunaan produk yang lebih sedikit namun berkualitas.
Sejumlah brand kecantikan dari Indonesia juga telah menerapkan prinsip-prinsip dari slow beauty, seperti Sensatia Botanicals maupun From This Island.
Event kecantikan seperti Jakarta X Beauty 2024 turut mengangkat sustainability sebagai pilar utama dalam pameran produk kecantikan tersebut.
"Acara ini mengusung tema, 'Future of Beauty' kami mau mengajak seluruh beauty stakeholders untuk membangun masa depan dunia kecantikan yang lebih baik lagi lewat tiga pilar, yaitu sustainability,inclusivity, dan innovation," ucap Chief Marketing Officer Female Daily, Rika Indraoktaviani, pada 30 Mei 2024, dikutip dari Liputan 6.
Baca juga: Apa Produk Kecantikan Paling Laris di Indonesia?
Cara Menerapkan Slow Beauty dalam Keseharian
Konsep slow beauty mengedepankan perawatan kulit yang natural, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
Jika Kawan GNFI ingin menerapkan konsep slow beauty dalam kehidupan sehari-hari, berikut adalah beberapa cara yang perlu Kawan lakukan:
Gunakan Produk Kecantikan yang Natural
Produk yang mengandung bahan-bahan alami dan organik dapat menjadi pilihan dalam perawatan kulit yang lebih sehat dan tidak merusak alam.
Pilih Produk Kecantikan yang Kemasannya Ramah Lingkungan
Produk dengan kemasan ramah lingkungan mudah terurai oleh alam, sehingga dapat meminimalkan timbulan sampah tidak terkelola.
Beli Produk Kecantikan Berukuran Besar
Membeli produk kecantikan dalam ukuran besar dapat mengurangi jumlah sampah kemasan yang dihasilkan. Selain itu, cara ini dapat membantu menghemat pengeluaran bulanan karena Kawan tidak perlu sering membeli kemasan kecil dalam jumlah banyak. Hal ini juga efektif untuk mencegah kebiasaan impulsive buying.
Kelola Sampah Produk Kecantikan secara Bijak
Salah satu cara terpenting dalam menerapkan gaya hidup yang ramah lingkungan adalah mengelola sampah sisa produk kecantikan secara bijak, seperti membuangnya pada recycle station.
Dukung Brand yang Berkomitmen pada Prinsip SlowBeauty
Sejumlah brand kecantikan di Indonesia sudah mulai menerapkan kampanye sustainability, seperti mengadakan program recycle station, menerapkan green science, maupun menggelar aksi bersih-bersih dan memilah sampah bersama komunitas setempat.
Dengan mendukung brand yang menerapkan prinsip slowbeauty ini, Kawan tidak hanya membantu mengurangi sampah, tetapi juga mendorong praktik bisnis yang lebih berkelanjutan, serta menciptakan dampak positif bagi lingkungan kedepannya.
Jadi, Kawan GNFI sudah siap merawat kecantikan sekaligus menjaga lingkungan secara bersamaan?
Baca juga: Digital Hijau, Hubungkan Generasi Ramah Lingkungan Lewat Media Sosial
Sumber:
- https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/public/data/komposisi
- https://cdn.idntimes.com/content-documents/indonesia-gen-z-report-2024.pdf
- https://www.pom.go.id/berita/diskusi-badan-pom-untuk-rumuskan-regulasi-kosmetika-isi-ulang
- https://www.slowbeauty.com/about
- https://www.liputan6.com/lifestyle/read/5608295/jakarta-x-beauty-2024-usung-produk-ramah-lingkungan-jadi-salah-satu-pilar-masa-depan-industri-kecantikan
- https://stories.rahasiagadis.com/beauty-health/95011827406/cara-bijak-menerapkan-slow-beauty-dalam-keseharian
- https://www.watsons.co.id/id/blog/latest-trend-id/green-blue-beauty-teknologi-kecantikan-ramah-lingkungan
- https://waste4change.com/blog/zero-waste-skincare-tips-perawatan-ramah-lingkungan
- https://www.parapuan.co/read/533314855/berhasil-kumpulkan-14-ton-sampah-kecantikan-sociolla-lanjutkan-program-recycle-station
- https://www.idntimes.com/life/education/ema-endrawati/dampak-buruk-fast-beauty
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News