melihat lebih dekat 4 bangunan bersejarah di pangkalpinang - News | Good News From Indonesia 2024

Melihat Lebih Dekat 4 Bangunan Bersejarah di Pangkalpinang

Melihat Lebih Dekat 4 Bangunan Bersejarah di Pangkalpinang
images info

Selain identik dengan timah, Kota Pangkal Pinang atau kota yang mempunyai julukan Kota Beribu Senyuman mempunyai banyak destinasi wisata akan keindahan alamnya. Namun, yang tidak disadari banyak orang, ternyata kota ini juga punya beberapa bangunan yang telah berdiri sejak masa Hindia Belanda.

Beberapa di antaranya merupakan ikon dan bangunan tertua di Kepulauan Bangka Belitung. Mau tahu apa saja bangunannya? Yuk simak artikel ini sampai habis!

Museum Timah Indonesia

Museum ini sudah berdiri sejak tahun 1900-an. Tidak ada tanggal pastinya tapi pada sebelum menjadi museum timah, bangunan dikenal sebagai Househill dan sempat menjadi aset milik perusahaan Banka Tinwinning Bedrjff yang ditinggali oleh Bapak TNI Angkatan Udara, RS. Soerjadarma. 

Hingga pada 1958 bangunan ini dialihfungsikan menjadi Museum Wisma Budaya dan kemudian pada 2 Agustus 1997 barulah dijadikan sebagai Museum Timah Indonesia oleh PT. Timah, Tbk. Lalu di tahun 2018, Museum Timah Indonesia dinobatkan sebagai Museum Timah pertama di Asia, sekaligus menjadi salah satu cagar budaya di Pangkalpinang.

Kelenteng Poncowinatan Suguhkan Wisata Sejarah dan Budaya, Alternatif Wisata

Museum ini menyimpan 514 koleksi, meliputi relief sejarah pertambangan timah, perkembangan peralatan tambang, balok timah, Prasasti Kota Kapur, replika kapal keruk, Replika Prasasti Kota Kapur yang menjadi sejarah keberadaan kerajaan Sriwijaya, dan masih banyak lagi.

Selain itu, yang menjadi daya tarik museum ini juga terdapat Galeri Lada Bangka dan kain cual khas Bangka Belitung, yang memperkenalkan kekayaan budaya lokal. Pengunjung juga dapat berkeliling kota dengan mobil pownis atau bus angkutan tempo dulu sambil mendapatkan edukasi tentang pertambangan di Kota Pangkalpinang.

Museum ini juga menggunakan teknologi seperti augmented reality (AR) atau virtual reality (VR) pada beberapa koleksi. Dengan demikian, memungkinkan pengunjung “merasakan” dengan rasa yang lebih nyata tentang proses penambangan atau kehidupan masyarakat di masa lalu.

Berlokasi di Batin Tikal, Taman Sari, Pangkal Pinang, museum ini buka setiap hari mulai pukul 8 pagi hingga 4 sore kecuali hari Jum’at. Harga tiket masuknya per orang sebesar Rp5.000,-

Menara Air Minum

Bangunan yang berukuran 12,6 m X 9,6 m, dan mempunyai tinggi 5 m ini memiliki dua tangki raksasa, ditopang oleh instalasi bangunan. Di bagian dalamnya ada beberapa pipa besar yang fungsinya menyalurkan air ke seluruh masyarakat Pangkalpinang.

Tak jauh dari menara terdapat 6 Pathok/tugu yang terbuat dari batu granit. Fungsinya adalah untuk penanda batas Menara dengan komplek perumahan elit kala itu milik PT.Timah bukit baru 

Watertoren Berangka 1932 M atau yang lebih dikenal dengan Menara Air Minum dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1927 di masa pemerintahan J.E. Edie.

Pembangunan ini dikerjakan oleh Toko Lindeteves Stokvis Betawi dengan kontrak saat itu sekitar Rp300 ribu. Sebagian besar dana pembangunan ini merupakan dari pinjaman kas gemeente kampung dengan bunga sebesar 60 persen setahun.

Kelenteng Poncowinatan Suguhkan Wisata Sejarah dan Budaya, Alternatif Wisata

Setelah rampung, Menara Air Minum dikelola oleh Plaatselijk Fonds, salah satu badan yang mengelola dan mengurus Eigendom Pemerintah Hindia Belanda yang mampu menyuplai air kepada 11.970 pelanggan di Kota Pangkalpinang.

Namun, kini karena pemerintah setempat sudah membangun menara air baru. Jadi, menara air tersebut sudah tidak difungsikan lagi. Bangunan bersejarah ini berlokasi di Jl. Menara, Bukit Sari, Kec. Gerunggang.

Masjid Jamik

Masjid yang dibangun pada 1936 dan merupakan masjid tertua di Bangka Belitung ini menggunakan tanah wakaf yang memiliki representasi kuatnya unsur keislaman. Itu bisa dilihat dari jumlah tiang depan yang berjumlah 6, seperti jumlah rukun iman, dan 4 tiang utama yang melambangkan jumlah khulafaur rasyidin.

Pada tahun 1950, masjid ini direnovasi dengan uang yang berasal dari iuran masyarakat setempat. Beberapa nama yang berperan dalam pembangunan Masjid Jamik, yakni KH Mas'ud Nur sebagai ketua panitia, KH Mas'ud Nur yang kala itu tokoh kharismatik di Bangka, dan Mohammad Hatta yang kala itu menjabat sebagai wapres RI. Bahkan, beliau turut menyumbang sebesar Rp.1.000,-. Renovasi masjid ini selesai pada tahun 1954 dan baru diresmikan kembali pada tahun 1961.

Walau tidak terdapat kipas atau AC, Masjid Jamik memiliki sirkulasi udara alami yang masuk melalui banyaknya jendela besar di setiap sisinya. Jika berkunjung ke sini, kita bisa melihat terdapat tempat duduk dan meja batu berwarna putih pada bagian pojok kanan masjid. Tempat itu dimaksudkan untuk tanda lokasi awal berdirinya Masjid Jamik.

Tak hanya sebagai tempat beribadah, pengelola masjid ini kerap kali mengadakan acara keibadahan rutin. Seperti pengajian rutin pada selasa malam \yang mengangkat tema fiqh dan akhlak, dan kegiatan barzanji yang merupakan kegiatan dari budaya Melayu di setiap hari Sabtu.

Kelenteng Kwan Tie Miau

Kelenteng Kwan Tie Miau merupakan kelenteng tertua di Kota Pangkalpinang. Bangunan ini adalah salah satu bukti kedatangan Bangsa Cina di Bangka Belitung dalam skala besar.

Kelenteng dengan gaya arsitektur Cina ini di mempunyai warna dominan merah dan kuning. Terdapat lonceng besi dan hiasan buah labu. Pada puncak bagian tengah terdapat 2 simbol yang menggambarkan Taoisme. Contohnya, simbol ying & yang mewakilkan keseimbangan dan patkwa sebagai simbol keberuntungan, rejeki, dan kebahagiaan. Bangunan ini memiliki luas bangunan 12.5 m x 24 m

Kawasan kelenteng sekarang yang berdekatan dengan lokasi Gang Singapur dan Pasar Mambo yang sedang dikondisikan sebagai salah satu simbol wisata Kota Pangkalpinang bernuansa Chinatown. 

Kelenteng ini diduga berdiri pada tahun 1841 Masehi. Bukti tersebut bisa dilihat dari angka tahun aksara Cina pada satu lonceng disana. Diresmikan pada tahun 1846 Masehi, pembangunan tempat itu dilakukan dengan gotong royong oleh berbagai kelompok kongsi penambang timah yang ada di Pangkalpinang

Pada masa Orde Baru, kelenteng ini dikenal dengan nama Kelenteng Amal Bakti. Kemudian pasca kebakaran pada tanggal 22 Februari 1998, bangunan ini kemudian dipugar pada tanggal 5 Agustus 1999 diberi nama Kwan Tie Miau.

Selain pasca kebakaran, Kelenteng Kwan Tie Miau beberapa kali dipugar pada tahun 1986, tahun 1991, dan kemudian dipugar besar-besaran pada tanggal 17 April 1998. Kelenteng ini berlokasi di Jl. M.H.Muhidin No.1, Bintang, Kec. Rangkui, Kota Pangkal Pinang.

Referensi

  • https://budaya-data.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/objek/KB000489
  • https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbjambi/klenteng-kwan-tie-miau/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Almer Sophian lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Almer Sophian.

AS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.