Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, pemerintah Indonesia melalui sinergi antara Kementerian Perhubungan, Angkasa Pura, Pertamina, dan maskapai domestik mengumumkan penurunan harga tiket pesawat.
Kebijakan ini bertujuan untuk meringankan biaya perjalanan masyarakat selama periode liburan panjang serta mendukung pemulihan sektor ekonomi, khususnya pariwisata dan ekonomi kreatif.
Mulai 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025, penurunan harga tiket pesawat berlaku di 19 bandara utama di seluruh Indonesia
Dalam konferensi pers yang digelar di Istana Negara pada 26 November 2024, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (Menko AHY), menjelaskan bahwa kebijakan ini merupakan hasil kolaborasi intensif antara berbagai pihak dalam dua minggu terakhir.
"Penurunan harga tiket ini adalah langkah bersama untuk membantu masyarakat, terutama mereka yang ingin berlibur bersama keluarga," ujar Menko AHY.
Kabar Baik, Harga Tiket Pesawat Domestik Bakal Lebih Murah! Ini Kajian Kebijakannya
Tiga Intervensi Utama yang Mendorong Penurunan Harga Tiket
Ada tiga intervensi utama yang mendasari kebijakan ini, yang secara langsung akan mengurangi biaya perjalanan udara:
Potongan Tarif Jasa Kebandarudaraan 50 persen
Penurunan tarif jasa kebandarudaraan akan mengurangi biaya yang ditanggung oleh penumpang saat berada di bandara. Hal ini akan langsung mengurangi pengeluaran penumpang selama perjalanan.Penurunan Harga Avtur 5,3 persen
Penurunan harga avtur, bahan bakar pesawat, akan memberikan dampak langsung pada pengurangan biaya operasional maskapai. Hal ini memungkinkan maskapai untuk menurunkan harga tiket secara signifikan.
Penurunan Fuel Surcharge 8 persen
Pengurangan biaya bahan bakar untuk mesin jet juga turut membantu menurunkan tarif tiket pesawat, menjadikannya lebih terjangkau bagi masyarakat yang ingin bepergian.
Pertamina dan Airbus Kolaborasi Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Alternatif di Indonesia
Potensi Penghematan dan Dampak Ekonomi
Penurunan harga tiket pesawat ini akan berlaku di sejumlah bandara utama Indonesia, termasuk Bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, Bandara Ngurah Rai di Bali, Bandara Kualanamu di Medan, dan banyak bandara besar lainnya.
Dengan tarif tiket pesawat yang lebih murah, diharapkan lebih banyak masyarakat yang merencanakan perjalanan liburan akhir tahun, sekaligus meningkatkan sektor pariwisata di daerah-daerah tujuan.
Nantinya, harga tiket pesawat diperkirakan akan turun sekitar 10 persen, atau sekitar Rp157.500 per tiket. Total penghematan yang diharapkan dapat dinikmati oleh masyarakat selama periode libur Nataru ini diperkirakan mencapai Rp472,5 miliar. Angka ini mencakup penumpang yang menggunakan layanan maskapai full-service maupun maskapai bertarif rendah (LCC).
Memang Ada Pesawat Listrik? Mari Cari Tahu!
Dampak Positif untuk Pemulihan Ekonomi Nasional
Kebijakan ini diharapkan dapat merangsang pergerakan ekonomi, baik di sektor pariwisata maupun ekonomi kreatif, yang memiliki peran penting dalam pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi. Dengan harga tiket pesawat yang lebih terjangkau, pemerintah berharap sektor pariwisata akan kembali bangkit, membawa dampak positif untuk perekonomian Indonesia secara keseluruhan.
Dengan adanya penurunan harga tiket pesawat, masyarakat Indonesia yang merencanakan liburan akhir tahun bersama keluarga kini bisa menikmati perjalanan dengan harga yang lebih terjangkau. Kebijakan ini juga menjadi sinyal positif bagi pertumbuhan sektor pariwisata dan percepatan pemulihan ekonomi Indonesia.
Penurunan harga tiket pesawat untuk periode libur Nataru 2024/2025 akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat yang merencanakan liburan akhir tahun. Harapannya, hal ini dapat mendorong sektor pariwisata, meningkatkan konektivitas antar daerah, dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pemulihan ekonomi nasional pasca-pandemi.
RI Gandeng Jepang, Kembangkan Bahan Bakar Pesawat Ramah Lingkungan
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News