dampak globalisasi pada pendidikan indonesia - News | Good News From Indonesia 2024

Dampak Globalisasi pada Pendidikan Indonesia

Dampak Globalisasi pada Pendidikan Indonesia
images info

Globalisasi bukanlah sebuah kata yang asing lagi di telinga manusia modern. Kata ini seringkali dipakai untuk merujuk pada fenomena terbentuknya interaksi/hubungan yang kuat antar negara sejak akhir abad ke-19.

Kendati demikian, tahukah kawan bahwa sebenarnya globalisasi sudah sejak lama terjadi di Indonesia? Negara kita yang terletak di jalur perdagangan maritim telah melihat banyak sekali lalu lintas pedagang asing yang keluar-masuk, masing-masing meninggalkan jejak interaksi uniknya di negeri tercinta ini. Sebagai bukti, Kerajaan seperti Majapahit dan Sriwijaya diketahui memiliki koneksi dengan India, Vietnam, China, Mongol, Arab, Persia, dan lain-lainnya.

Masuknya negara Eropa seperti Portugal, Belanda, Inggris, dan lainnya yang memulai Masa Kolonial tentu juga adalah bukti adanya interaksi asing dengan Indonesia. Bekas sejarah yang mereka tinggalkan (arsitektur, regulasi, dll.) menjadi saksi bisu terjadinya globalisasi.

Melalui penjajahan Jepang dan terseretnya Indonesia ke konflik global seperti Perang Dunia II serta juga Perang Dingin, Indonesia menjadi semakin terbuka kepada seluruh dunia. Globalisasi kini terjadi bukan hanya antara Indonesia dan satu-dua negara saja, tapi multinegara.

Globalisasi telah mengubah Indonesia menjadi sebuah negara yang terbuka untuk semua. Masuknya ilmu dan filsafat asing, terutama dari Eropa tentu telah mengubah banyak hal sejak dari masa kerajaan Indonesia. Kira-kira, bagaimanakah ilmu dan filsafat asing ini berinteraksi dengan ilmu lokal? Apa dampak globalisasi pada kondisi pendidikan Indonesia dari masa ke masa?

Dampak Globalisasi di Masa Kerajaan

Merujuk dari artikel milik Tom Jones Malau yang dimuat dalam laman webnarasi sejarah, diketahui bahwa salah satu wilayah asing dengan pengaruh terkuat terhadap pendidikan di Indonesia pada masa kerajaan adalah India. India sendiri seringkali disebut sebagai salah satu pembawa agama Hindu-Buddha masuk ke Indonesia, menjadi agama mayoritas masyarakat Nusantara hingga kedatangan Islam.

Pengaruh India melalui agama sangat kuat dirasakan di dunia pendidikan persekolahan Nusantara karena agama adalah topik utama kurikulum pendidikan masa itu. Pendidikan formal Nusantara sendiri mengimpor pemakaian bahasa Sansekerta dan aksara Pallawa agar dapat memahami lebih lanjut kitab-kitab keagamaan yang biasa ditulis dalam bahasa tersebut.

Kembali merujuk kepada narasi sejarah, kita bisa melihat contoh dari distribusi informasi ini melalui catatan Biksu Yijing dari Cina yang berkunjung ke Kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 yang mencatat besarnya komunitas biksu internasional yang terlibat dalam penerjemahan kitab suci agama Buddha dalam berbagai bahasa

Perlu diketahui bahwa pada masa kerajaan, akses pendidikan formal kepada sekolah, perguruan, dan setingkatnya sangat terbatas kepada para bangsawan. Ilmu yang diajarkan juga terbatas pada agama, moralitas, sastra, dll. (bukan ilmu sains). Ilmu-ilmu yang diluar itu (arsitektur, matematik, perdagangan, hukum, dll.) biasa diajarkan secara informal dari orang tua atau guru pribadi. Dalam lingkup pendidikan informal, ilmu sains dan matematis India serta negara lainnya baru disampaikan.

Dampak Globalisasi Pada Masa Kesultanan

Pada masa Kesultanan, kondisi pendidikan terkait dilema penyampaian ilmu secara formal dan informal sebagian besar masih berlanjut. Jika kita merujuk pada artikel Ilham dkk. yang diterbitkan di Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, pendidikan formal melalui pesantren sebagian besar masih hanya berfokus pada agama dan moralitas, akan tetapi kini ada dengan bahasa pengantar Arab dan berfokus pada filsafat agama Islam, berserta tambahan seperti ilmu hukum berbasis Islam (fikih) dan matematika (hisab).

Dunia Arab dan Persia sebagai pusat agama Islam tentu menjadi wilayah yang memberi pengaruh dominan pada dunia pendidikan Indonesia.

Dampak Globalisasi Pada Masa Penjajahan

Memasuki masa penjajahan, sebenarnya tidak banyak yang berubah karena Belanda masih memandang Indonsesia sebagai sumber komoditas perdagangan. Barulah setelah politik etis diperkenalkan (1901), kondisi pendidikan di Indonesia mulai berubah drastis. Ilmu eksak Eropa mulai masuk ke Indonesia melalui institusi sekolah formal dan masyarakat juga kini bisa pergi langsung ke Eropa untuk belajar disana.

Fokus kurikulum pun berubah menjadi ilmu eksak yang bisa membantu spesialisasi pekerjaan dibanding agama dan moralitas. Meskipun begitu, menurut sebuah artikel lain oleh Tom Jones juga yang dimuat dalam Narasi Sejarah, pendidikan formal dan terstruktur ini masih sangat terbatas pada kaum elite masa itu karena pemerintah kolonial masih belum tertarik untuk menghabiskan biaya memperluas akses pendidikan ke mayoritas masyarakat yang berada di kelas ekonomi menengah ke bawah.

Sensus tahun 1930 sendiri menunjukkan bahwa hanya ada 7.4% pribumi dewasa yang mampu membaca dan menulis. Kendati demikian, sekolah buatan pemerintah kolonial inilah yang memang nantinya dipakai sebagai framework dari sekolah modern di Indonesia.

Dampak Globalisasi Pada Masa Modern

Pada masa kini, Indonesia sendiri sudah terlihat memakai sistem pendidikan yang sudah cukup tergulasi dan diusahakan merata di seluruh wilayah Indonesia. Pendidikan juga kini sangat terlihat terpengaruh dengan dunia barat, dengan fokus kurikulum pada ilmu eksak dan bukan tradisi, agama, moral, dan sejenisnya.

Salah satu contoh nyata tentu bisa dilihat dari kondisi baru-baru ini, di mana pemerintah terlihat jelas mengambil inspirasi dari sistem pendidikan Finlandia untuk penerapan Kurikulum Merdeka baru-baru ini.

Selain regulasi kurikulum, Indonesia juga diketahui seringkali bekerja sama dengan organisasi internasional untuk mencapai mengembangkan pendidikannya sendiri. Diketahui dari SDGs Indonesia, salah satu contoh dari hal ini bisa dilihat dalam kerja sama pemerintah dengan PBB melalui program Sustainable Development Growths (SDGs) demi merealisasikan pendidikan berkualitas.

Referensi: 

  • Owa, C.R. (2024, February 20). Perkembangan Pendidikan di Indonesia: Dari Masa ke Masa - Universitas Airlangga Official Website. Universitas Airlangga Official Website. https://unair.ac.id/post_fetcher/fakultas-ilmu-budaya-perkembangan-pendidikan-di-indonesia-dari-masa-ke-masa/
  • Farid, I., dkk. (2023, July 2). PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA DARI MASA KE MASA. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 
  • Fitriani, dkk. (2023). Sejarah Agama Hindu dan Perkembangannya. Jurnal Studi Agama-Agama.
  • Khaeruddin. (2023). Analisis Pendidikan di India dan Perbandingannya dengan Pendidikan Indonesia. Jurnal Universitas Muhammadyah Palembang.
  • Malau, T.J. (2020). Sriwijaya : Kerajaan Buddhis Sang Pengendali dan Pengaman. Narasi Sejarah. https://narasisejarah.id/sriwijaya-kerajaan-buddhis-sang-pengendali-dan-pengaman/
  • Malau, T.J. (2020). Masuknya Kebudayaan India Ke Nusantara. Narasi Sejarah. https://narasisejarah.id/masuknya-kebudayaan-indua-ke-nusantara/ 
  • Malau, T.J. (2020). Politik Etis : Pendidikan yang Begitu Menyedihkan. Narasi Sejarah. https://narasisejarah.id/politik-etis-pendidikan-yang-begitu-menyedihkan/ 
  •  Sekretariat Nasional SDGs. (n.d.). SDGs Knowledge Hub. SDGs Indonesia. https://sdgs.bappenas.go.id/ 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.