revolusi hijau di indonesia dampaknya hingga saat ini - News | Good News From Indonesia 2024

Revolusi Hijau di Indonesia, Dampaknya hingga Saat ini

Revolusi Hijau di Indonesia, Dampaknya hingga Saat ini
images info

Revolusi Hijau merupakan usaha peningkatan produksi pangan melalui modernisasi sistem pertanian. Revolusi hijau juga disebut sebagai revolusi agraria atau pertanian.

Awal mula Revolusi Hijau yaitu abad ke-20. Saat itu terjadi bencana kelaparan yang melanda Meksiko dan Asia.

Untuk mengatasinya, Norman Borlaug, pakar agronomi Amerika, melakukan rekayasa genetika dan berhasil menciptakan varietas baru benih gandum dan beras unggul.

Tidak hanya bibit unggul, Norman Borlaug, mempromosikan penggunaan pupuk kimia sintetis dan sistem irigasi modern. Sejak saat itu, Revolusi hijau mulai diterapkan di beberapa negara berkembang seperti India, Pakistan, Turki, termasuk Indonesia.

Sejarah Revolusi Hijau di Indonesia

Penerapan Revolusi Hijau di Indonesia dilakukan pada masa Orde Baru. Hal ini terjadi karena masyarakat Indonesia mengalami lonjakan penduduk.

Demi meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan mencukupi kebutuhan pangan negara, pemerintah Indonesia memberlakukan kebijakan Revolusi Hijau melalui modernisasi pertanian.

Sejak tahun 1969, pemerintah mengeluarkan kebijakan Intensifikasi Massal (Inmas). Inmas berdasarkan pada panca usaha tani yang berisi lima program utama, yaitu: (1) pemilihan bibit unggul; (2) irigasi atau pengairan; (3) pemupukan; (4) pengolahan tanah; (5) pemberantasan hama dan penyakit tanaman.

Kemudian pada 1979, kebijakan ini disempurnakan menjadi Intensifikasi Khusus (Insus).

Dalam meningkatkan produktivitas pertanian, ada lima kegiatan utama yang diterapkan, yaitu:

  1. ekstensifikasi, yaitu meningkatkan hasil produksi pertanian dengan perluasan lahan.
  2. intensifikasi, yaitu meningkatkan hasil produksi pertanian tanpa memperluas lahan.
  3. mekanisasi, yaitu menerapkan penggunaan mesin-mesin modern.
  4. diversifikasi, yaitu meragamkan jenis usaha atau tanaman pertanian.
  5. rehabilitasi, yaitu memperbaiki lahan menjadi produktif.
Sektor Pertanian Jadi Senjata Utama Indonesia dalam Hadapi Krisis Global

Dampak Revolusi Hijau

Revolusi Hijau memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan produksi pangan. Tujuan utama Revolusi Hijau tercapai, yaitu peningkatan produksi pangan secara signifikan. Ini membantu mengatasi masalah kelaparan dan mendukung pertumbuhan populasi.

Revolusi Hijau juga membuat hasil panen yang lebih tinggi, sehingga pendapatan petani, terutama di pedesaan, meningkat. Revolusi Hijau telah mendorong inovasi teknologi pertanian, seperti bibit unggul, pupuk kimia, pestisida, dan mesin pertanian.

Berkat Revolusi Hijau, Indonesia berhasil melakukan swasembada beras pada dekade 1980-an. Indonesia juga pernah mengirim bantuan beras ke Ethiopia, yang saat itu dilanda bencana kelaparan yang sangat parah pada tahun 1983—1985.

Presiden Suharto dan Bu Tien saat panen raya | Arsip Nasional Republik Indonesia
info gambar

Meskipun dalam pelaksanaannya terlihat memiliki banyak dampak yang positif. Namun, Revolusi Hijau juga memiliki beberapa dampak negatif.

Benih berkualitas tinggi yang digunakan dalam Revolusi Hijau merupakan benih rekayasa yang berbeda dengan benih konvensional.

Memang, benih tersebut menghasilkan tanaman berkualitas tinggi, namun petani tidak bisa membudidayakannya sendiri. Akibatnya, petani harus menambah modal produksinya.

Penggunaan bibit unggul juga memicu kepunahan keanekaragaman hayati. Petani harus menanam satu jenis tanaman, yang menyebabkan tanaman lokal mulai tersisihkan. Tentunya ini mengganggu keseimbangan ekosistem dan membuat pertanian jadi lebih rentan terhadap hama dan penyakit. 

Penggunaan pupuk kimia dan pestisida secara terus-menerus untuk meningkatkan hasil pertanian, berakibat pencemaran pada tanah, air, dan udara. Pencemaran tersebut tidak hanya mengancam kesehatan manusia dan ekosistem, tetapi juga mengurangi kesuburan tanah dalam jangka panjang.

Revolusi Hijau juga berkontribusi pada perubahan iklim melalui praktik penggundulan hutan untuk pembukaan lahan pertanian dan emisi gas rumah kaca dari penggunaan pupuk kimia.

Pentingnya Pertanian Modern demi Keberhasilan Pembangunan Desa

Mengatasi Dampak Negatif Revolusi Hijau Saat Ini

Banyaknya dampak negatif dari Revolusi Hijau membuat banyak pihak mencari alternatif pendekatan pertanian yang lebih berkelanjutan. Saat ini, beberapa usaha yang dapat dilakukan yaitu:

1. Pertanian Organik

Pertanian organik dapat mengurangi pencemaran tanah, air, dan udara akibat penggunaan pupuk kimia dan pestisida. Penggunaan pupuk organik membantu memperbaiki struktur tanah dan menyimpan air dan nutrisi lebih banyak.

Selain itu, tanaman organik cenderung memiliki nutrisi yang lebih tinggi dan rasa yang lebih lezat karena tidak terkontaminasi oleh bahan kimia.

Efeknya, pertanian organik mendukung keberadaan berbagai jenis organisme tanah yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.

2. Agroekologi

Agroekologi sering dikaitkan dengan praktik pertanian yang lebih inklusif bagi petani kecil. Sistem ini lebih tahan terhadap perubahan iklim karena memanfaatkan keanekaragaman hayati dan interaksi alami antara tanaman, hewan, dan lingkungan.

Melalui penggabungan pengetahuan ekologi, memungkinkan petani untuk menciptakan sistem pertanian yang lebih produktif dalam jangka panjang.

3. Sistem Pertanian Berkelanjutan

Sistem pertanian berkelanjutan merupakan pendekatan dalam pengelolaan lahan pertanian yang bertujuan untuk menghasilkan produk pertanian secara ekonomis, sosial, dan lingkungan yang berkelanjutan.

Sistem ini mampu mempertahankan produksi pangan dalam jangka panjang tanpa merusak sumber daya tanah, air, dan udara. Contoh sistem pertanian berkelanjutan yaitu permaculture, agrofrestri dan sistem pertanian terpadu.

Tidak dapat dipungkiri, Revolusi Hijau telah membawa banyak kemajuan dalam bidang pertanian, baik di masa lalu maupun di masa sekarang. Namun, tidak sedikit dampak negatif yang ditimbulkan. Oleh karena itu, perbaikan-perbaikan dalam bidang pertanian masih terus dilakukan hingga saat ini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.