mengulik kekayaan bahasa gayo yang terancam punah - News | Good News From Indonesia 2024

Mengulik Kekayaan Bahasa Gayo yang Terancam Punah

Mengulik Kekayaan Bahasa Gayo yang Terancam Punah
images info

Salah satu warisan kebudayaan Indonesia dapat dilihat dari keragaman bahasa daerah yang dimiliki hampir tiap suku di Indonesia. Tak heran jika Indonesia menjadi negara dengan bahasa daerah terbanyak di dunia, jumlahnya mencapai 720 bahasa daerah. Namun, ada satu bahasa daerah yang terancam eksistensinya, yaitu bahasa Gayo.

Bahasa Gayo merupakan bahasa yang digunakan masyarakat suku Gayo, salah satu suku yang menempati Daratan Tinggi Gayo. Meskipun demikian, Bahasa Gayo juga banyak digunakan oleh masyarakat suku Gayo yang menempati wilayah Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues.

Sebagai salah satu bahasa yang asli dari daratan Aceh, Bahasa Gayo menjadi identitas budaya dan tradisi yang harus dilestarikan. Berikut sejarah, asal usul, hingga penggunaan Bahasa Gayo saat ini.

Sejarah dan Asal Usul Bahasa Gayo

Bahasa Gayo berasal dari rumpun bahasa Austronesia, yaitu akar dari berbagai bahasa yang tersebar sepanjang Madagaskar hingga Polinesia. Austronesia sendiri diturunkan menjadi sub bahasa Melayu-Polinesia yang tersebar di daerah Taiwan, Filipina, Asia Tenggara, dan Indonesia bagian barat.

Bahasa Melayu-Polinesia kemudian diturunkan dalam ragam bahasa Sumatra Barat Laut dan akhirnya diturunkan menjadi beberapa bahasa daerah, salah satunya bahasa Gayo.

Sejauh ini belum ditemukan catatan tertulis mengenai asal usul bahasa Gayo. Namun, para ahli meyakini bahwa bahasa yang satu ini telah muncul dan berkembang selama ribuan tahun bersamaan dengan proses migrasi dan perkembangan kebudayaan Austronesia di Indonesia.

Dialek dalam Bahasa Gayo

Bahasa yang berasal dari tanah penghasil kopi terkenal dari Indonesia ini memiliki beragam dialek yang mencerminkan keragaman daerah penuturnya. Munculnya dialek-dialek tersebut merupakan akibat dari proses migrasi antar daerah serta pengaruh bahasa dari luar wilayah Gayo. Namun, hal tersebut tidak memengaruhi penutur bahasa Gayo dalam berkomunikasi karena tidak terjadi perubahan kosa kata maupun perubahan makna.

Beberapa dialek yang dimiliki penutur bahasa Gayo, di antaranya:

  1. DIalek Sarah Raja, dituturkan di Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara.
  2. Dialek Gayo Lut, dibagi menjadi sub-dialek Lut dan Deret yang dituturkan di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah.
  3. Dialek Blang, dituturkan di Kabupaten Gayo Lues.
  4. Dialek Kalul, dituturkan di Kabupaten Aceh Tamiang.
  5. Dialek Lokop, dituturkan di Kecamatan Serba, Kabupaten Aceh Timur.

Fungsi, Tata Bahasa, dan Tingkat Kesopanan Bahasa Gayo

Seperti namanya, bahasa Gayo digunakan sebagai alat komunikasi. Meskipun terdapat perbedaan dialek di tiap daerah, penutur bahasa Gayo tidak menjadikan hal tersebut sebagai tantangan dalam berkomunikasi.

Dalam bahasa ini juga terdapat aturan atau norma kesopanan ketika berbicara dengan seseorang yang lebih tua atau lebih dihormati. Hal ini menunjukan rasa sopan santun, tata karma, rasa hormat, hingga kasih sayang.

Contohnya adalah kata “ko” dan “kam” yang berarti kamu (anda). Penggunaan kata “ko” digunakan bagi orang tua atau orang yang lebih tua kepada yang lebih muda, sedangkan “kam” terkesan lebih sopan dan digunakan untuk sehari-hari.

Berikut contoh penggunaan bahasa Gayo dalam kehidupan sehari-hari yang sering dijumpai.

  • Sahen gëral Kam? = Siapakan nama Anda?
  • Kunë këbër ni Kam? = Bagaimana kabar Anda?
  • Singah ku umah = Mampir ke rumah
  • Tëngah ngunë? = Sedang apa?

Upaya Pelestarian dan Status Kepunahan Bahasa Gayo

Pelestarian bahasa Gayo telah dilakukan melalui pendidikan baik formal maupun informal. Beberapa sekolah di wilayah Aceh memasukan bahasa Gayo ke dalam kurikulum pelajaran bahasa daerah. Selain itu, terdapat komunitas dan organisasi di bidang kebudayaan yang juga aktif melestarikan bahasa Gayo melalui festival yang diadakan.

Upaya-upaya tersebut dilakukan tidak lain adalah untuk melestarikan bahasa Gayo dan mencegahnya dari kepunahan. Menurut SIL Ethnologue, yaitu pusat klasifikasi bahasa, bahasa Gayo dikategorikan sebagai C6B Threatened atau terancam punah. Status ini merujuk pada penurunan jumlah penutur baha Gayo yang semakin menurun dari tahun ke tahun.

Baca juga: Kopi Khop, Kopi Khas Meulaboh Keinginan Teuku Umar Sebelum Wafat

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Nadhifa Aurellia Wirawan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Nadhifa Aurellia Wirawan.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.