Meski sudah bertahun-tahun berlalu, namanya tetap harum di seluruh penjuru negeri, itulah pahlawan. Berkat jasa-jasa para pahlawan, bangsa Indonesia bisa mendapatkan banyak kenikmatan yang pada zaman dahulu tidak bisa diperoleh. Hari Pahlawan yang jatuh pada tanggal 10 November lalu adalah momentum untuk bangsa Indonesia merayakan para pahlawan Nasional dengan cara mengenang dan menghormati semua jasa-jasa mereka terhadap tanah air.
Setiap orang punya caranya sendiri dalam merayakan Hari Pahlawan. Selain karena jasa-jasanya, seorang pahlawan juga dihormati berkat sikapnya yang patut diteladani. Saat kita meneladani sikap baiknya, maka ada proses penghayatan, mengenang, juga menghormati pahlawan sekaligus. kabar baiknya lagi, meneladani sikap para pahlawan juga bakal banyak manfaat baiknya, lho! Jika menerapkannya di keseharian, sikap ini juga bisa jadi salah satu bentuk perjuanganmu di masa kini!
Berikut 5 Sikap Pahlawan Indonesia yang bisa Kawan teladani sebagai pejuang di era ini!
1. Gigih dalam Berjuang
Ilmuwan terkemuka di dunia, Thomas Alva Edison berkata bahwa "sukses adalah 90 persen keringat dan 10 persen inspirasi." Untuk bisa terus berusaha, manusia perlu kegigihan yang kuat.
Sikap gigih ini sangat penting, karena ternyata manusia yang berhasil sebelumnya telah mencoba berbagai kegagalan dulu. Jika memiliki sikap gigih, seseorang akan mampu melihat kegagalan-kegagalan sebagai anak tangga yang membawanya pada keberhasilan. Kegigihan akan membuat seseorang tidak mudah menyerah di tengah jalan dan terus mencoba lagi.
Kegigihan ini bisa ditiru dari Bung Tomo, tokoh penting dalam peristiwa 10 November 1945, saat penjajah Inggris ingin merebut kembali Indonesia. Perjuangan Bung Tomo dalam mewujudkan kemerdekaan negaranya sudah dimulai dari usia remaja.
Sejak SMA ia sudah jadi jurnalis lepas dan terus mengabdikan diri di dunia jurnalisme untuk menyuarakan ide kemerdekaan kepada rakyat. Kegigihannya terus berlanjut sampai penjajah Inggris datang ingin merebut kembali Indonesia, Bung Tomo berorasi lewat radio untuk menyalakan semangat rakyat dalam mempertahankan kemerdekaan. Tokoh penting Hari Pahlawan ini bahkan terus aktif mengkritik pemerintahan hingga masa orde baru.
2. Jujur kepada Rakyat
Jujur adalah sikap penting yang harus dimiliki jika ingin membangun kepercayaan. Orang-orang akan menaruh kepercayaan besar terhadapmu dan kata-kata darimu akan langsung dipercaya tanpa keraguan kalau terbiasa hidup jujur.
Kebiasaan jujur ini sangat bisa dilatih dari hal-hal sederhana, seperti berkata apa adanya saat melakukan kesalahan, terbuka akan kelemahan diri sendiri, tidak menerima sesuatu yang bukan haknya, tidak melebih-lebihkan cerita, dan lain-lain dalam kehidupan sehari-hari.
Bung Hatta adalah Pahlawan Indonesia yang terkenal akan kejujurannya. Wakil Presiden kedua Indonesia ini punya keterampilan bagus dalam menyusun pembukuan keuangannya sendiri. Upaya pembukuan keuangan pribadi itu dilakukan supaya uangnya dapat dilacak dengan mudah dan memastikan ia tidak sepeser pun menyelewengkan uang negara melalui kekuasaannya.
Sekertaris Bung Hatta pernah ditegur karena memakai tiga lembar kertas Sekretariat Negara untuk membuat surat kantor Wapres, lalu segera mengganti tiga lembar kertas itu dengan uang kas Wapres.
Putri kandungnya juga pernah kena teguran karena memakai amplop Konsulat dengan cap resmi untuk surat-menyurat pribadi kepadanya. Ketika anaknya ingin dibebaskan dari tagihan UKT, karena merupakan putri Bung Hatta, beliau langsung menolak dengan alasan masih mampu membayar.
3. Berani Tidak Disukai
Bertindak tidak sesuai dengan ekspektasi kebanyakan orang tentu bukan hal mudah. Kadang sebenarnya tindakan seseorang bisa jadi benar, tetapi karena tidak lazim dilakukan, orang-orang jadi mempermasalahkan tindakan tersebut.
Berani tidak disukai sangat penting untuk membangun peradaban. Menjadi tidak disukai akan membuatmu lebih fokus akan tujuan yang ingin dicapai, tanpa banyak peduli pada pendapat orang lain yang sifatnya menjatuhkan dan tertutup pada perubahan. Sikap berani tidak disukai bagus diterapkan dalam perjuangan, karena kita tidak bisa menyenangkan semua orang.
Raden Ajeng Kartini ialah pahlawan tanah air yang paling tidak disukai keluarganya sendiri. Kartini punya banyak pemikiran-pemikiran maju soal isu perempuan, seperti perempuan harus sekolah, perempuan harus bisa berpergian jauh, perempuan berhak memilih pasangan atau memilih tidak menikah, perempuan mestinya tidak menikah di usia muda, dan lain-lain.
Pemikiran maju Kartini diperoleh dari buku-buku pemberian kakak laki-lakinya dan teman surat menyuratnya dari Belanda. Kartini membandingkan nasib perempuan Indonesia dengan perempuan Belanda yang berbeda jauh, yang mana tindakan ini dianggap membangkang adat dan sangat tidak disukai oleh mayoritas masyarakat pada zamannya.
4. Visioner dalam Melihat Masa Depan
Visioner adalah kemampuan berpikir jauh ke masa depan. Pemikiran yang visioner sangat berguna untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan langkah-langkah untuk terus berkembang ke depannya.
Sikap visioner juga bisa dilatih dengan sering-sering bernalar, misalnya melalui diskusi, membaca buku, mengamati sesuatu dari berbagai sudut pandang, membandingkan kondisi satu dengan yang lainnya, serta segala aktivitas lainnya yang bisa memicu kemampuan berpikir kritis. Selain itu, sikap visioner juga memerlukan keterbukaan dan kemauan besar untuk terus beradaptasi pada perubahan.
Tokoh pahlawan yang dikenal sangat visioner ialah Tan Malaka. Tan Malaka pernah membahas mengenai "logika mistika", yaitu pemikiran yang berorientasi pada hal-hal mistis. Tan Malaka berpendapat bahwa bangsa Indonesia akan sulit merdeka jika masih terjebak pada kepercayaan akan hal-hal mistis, seperti kemerdekaan akan tiba hanya dengan berdoa atau tiba-tiba diberikan oleh Ratu Adil. Pemikiran ini sangat revolusioner, karena pada akhirnya ide tentang kemerdekaan tercetus dari kaum-kaum intelektual yang berpikir rasional.
5. Suka Membaca
Banyak para pahlawan intelektual yang memiliki kebiasaan rajin membaca. Buku-buku yang memberi banyak informasi akan memicu otak untuk bekerja mengelola dan menghayati fakta, opini, dan nilai yang terdapat di dalamnya.
Orang yang terbiasa membaca pemikirannya lebih dalam, lebih peka, cerdas dan pandai dalam berkomunikasi. Kegemaran membaca tentu sangat bisa dibiasakan bagi kita yang masih jarang membaca. Kebiasaan baik ini bisa dimulai dari membaca minimal satu halaman sehari, lalu menambah jumlah bacaannya seiiring berjalan waktu.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pertama Indonesia, Ki Hajar Dewantara ialah pahlawan Nasional yang gemar membaca. Dari kegemarannya dalam membaca ia melahirkan ide-ide revolusioner untuk memajukan pendidikan di Indonesia.
Salah satu buah pemikirannya yakni Ki Hajar Dewantara membuat kurikulum belajar yang relevan pada zaman awal kemerdekaan lengkap dengan cara implementasinya. Rajin membaca memberinya pandangan bahwa pendidikan sangat penting untuk bangsa Indonesia.
Refrensi:
- https://uici.ac.id/mengenal-sosok-bung-tomo-pahlawan-pertempuran-10-november/
- https://djpb.kemenkeu.go.id/kppn/batam/id/layanan/inovasi/eksekusi-edukasi-integritas,-antigratifikasi-antikorupsi/3017-kisah-integritas-3-bung-hatta-dan-sepatu-bally-yang-tak-terbeli.html
- R. A. Kartini. 1987. Habis Gelap terbitlah Terang. Jakarta: Balai Pustaka.
- https://historia.id/politik/articles/tan-malaka-dan-logika-mistika-kaum-sebangsa-P4nAm/page/2
- https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7614226/mengenal-menteri-pendidikan-pertama-di-indonesia-ki-hajar-
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News