Tahukah Kawan GNFI, apa itu Imlek? Imlek, atau yang biasa dikenal dengan Tahun Baru China atau Chinese New Year, merupakan perayaan terbesar bagi masyarakat Tionghoa yang mana hanya dirayakan setiap satu tahun sekali. Perayaan Imlek ditentukan berdasarkan kalender Tionghoa atau kalender lunar, yang berbeda dengan kalender Masehi pada umumnya.
Tahun Baru China biasanya jatuh pada akhir bulan Januari atau pertengahan bulan Februari. Perayaan Imlek termasuk momen yang sangat spesial bagi masyarakat Tionghoa. Sebab, diharapkan dapat membawa kebahagiaan, keberuntungan, kemakmuran, dan kesuksesan di tahun yang baru.
Sejarah Imlek
Pada awalnya, Imlek merupakan perayaan yang dilakukan oleh para petani di China setelah musim panen, untuk menyambut musim semi dengan bahagia dan penuh syukur. Karena itulah, perayaan ini sering kali disebut Xin Jia (Sincia), yang artinya Festival Musim Semi.
Memahami Ibadah King Thi Kong Saat Tahun Baru Imlek
Ada pula legenda tentang Tahun Baru China. Konon katanya, ada makhluk bernama Nian yang dipercaya sebagai monster dengan penampilan menyeramkan yang muncul pada akhir tahun China. Ia akan menakut-nakuti dan memakan manusia pada pergantian tahun.
Untuk mengusir Nian, masyarakat menggunakan suara ledakan dari kembang api, pernak-pernik berwarna cerah, lampu-lampu terang, dan juga mengenakan pakaian berwarna merah. Sebab, warna merah dipercaya sebagai simbol keberanian dan keberuntungan yang dapat melindungi dari roh jahat.
Inilah yang menjadi awal mula dari tradisi Imlek dan masih dilakukan hingga saat ini. Tidak heran jika perayaan Imlek sangat identik dengan warna merah, lampu-lampu berkilauan, dan kembang api yang dimainkan untuk menghiasi malam pergantian tahun baru.
Seiring dengan perkembangan zaman, Tahun Baru China menjadi perayaan turun temurun untuk mengungkapkan rasa syukur masyarakat Tionghoa atas segala pencapaian, rezeki, serta hal-hal baik yang diperoleh di tahun sebelumnya.
Selain itu, masyarakat Tionghoa merayakan Imlek untuk memohon rezeki, kesehatan, dan berkah di tahun yang akan datang.
Tradisi Perayaan Imlek
Sepanjang perayaan ini berlangsung, ada banyak tradisi yang dilakukan, misalnya Sam Sip Am Pu (satu hari sebelum perayaan Imlek) hingga Cap Go Meh (penutupan Imlek hari ke-15).
Harum Semerbak Kembang Sedap Malam untuk Perayaan Imlek, Bawa Rezeki?
Pada saat Sam Sip Am Pu, masyarakat Tionghoa melakukan sembahyang kepada dewa-dewi penjaga rumah dan para leluhur mereka.
Kegiatan ini dilakukan dengan meletakkan meja dan kursi di depan pintu rumah. Di atas meja akan diletakkan dupa atau hio, lilin merah, buah-buahan, ayam rebus, kue, teh, arak, hingga tulisan nama leluhur pada kertas merah.
Setiap anggota keluarga akan mengambil hio dan berdoa di depan meja. Hal ini dilakukan untuk menjamu dan memohon berkah.
Nah, tahukah Kawan GNFI? Setelah selesai beribadah, kegiatan dilanjutkan dengan membakar berbagai perlengkapan sembahyang tersebut di tempat terbuka. Hal ini diyakini bahwa asap dari hasil bakaran akan mengantarkan semua persembahan kepada para leluhur yang mereka doakan.
Adapun kebiasaan lain yang dilakukan menjelang Imlek, contohnya:
- Membersihkan rumah untuk mengusir nasib buruk dan menyambut keberuntungan.
- Potong rambut untuk membuang sial dan menyambut tahun baru dengan tampilan yang segar.
- Mendekorasi rumah dengan nuansa warna merah yang dianggap sebagai warna pembawa keberuntungan dan pengusir roh jahat.
- Membuat kue dan hidangan khas Imlek, seperti kue keranjang yang melambangkan peningkatan rezeki dan jeruk mandarin yang melambangkan kemakmuran.
Selain itu, ada beberapa pantangan yang harus dihindari saat perayaan Imlek supaya tidak mendapatkan kesialan sepanjang tahun. Misalnya, tidak boleh menggunakan benda-benda tajam karena diyakini dapat memotong kekayaan dan kesuksesan, tidak boleh menyapu rumah dan membuang sampah karena dianggap sama dengan hilangnya keberuntungan, dan tidak boleh mengenakan pakaian hitam atau putih karena berkaitan dengan simbol duka.
Ketika Masyarakat Betawi "Ngamen" untuk Orang Tionghoa saat Perayaan Imlek
Tepat di hari Imlek, orang Tionghoa akan melakukan tradisi yang paling ditunggu-tunggu, yaitu memberikan angpao atau amplop merah berisikan sejumlah uang. Angpao ini diberikan oleh orang yang sudah bekerja atau sudah menikah kepada mereka yang lebih muda atau belum bekerja dan menikah, sebagai tanda keberuntungan.
Kemudian, adanya barongsai dan naga juga merupakan simbol penting saat perayaan Imlek. Barongsai, yang merupakan singa, melambangkan keberuntungan dan kebahagiaan. Sementara naga, melambangkan keberanian dan kekuatan.
Tradisi lain yang dilakukan saat Imlek adalah mengunjungi rumah kerabat dan berkumpul bersama keluarga besar. Pada saat inilah waktu berharga untuk menjalin ikatan keluarga dan mempererat tali persaudaraan.
Nah, itu dia beberapa hal mengenai perayaan Imlek sebagai tradisi turun temurun masyarakat Tionghoa. Imlek mencerminkan harapan untuk tahun yang lebih baik, kehidupan yang damai, serta keberuntungan dalam setiap aspek kehidupan.
Semoga Imlek atau Tahun Baru China terus menjadi tradisi yang dilestarikan sebagai bagian dari warisan nenek moyang.
Sumber referensi
https://www.ruparupa.com/blog/hari-raya-imlek/
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News