cita rasa sate maranggi khas purwakarta yang bikin ketagihan - News | Good News From Indonesia 2024

Cita Rasa Sate Maranggi Khas Purwakarta yang Bikin Ketagihan

Cita Rasa Sate Maranggi Khas Purwakarta yang Bikin Ketagihan
images info

Kalau Kawan sedang berkunjung ke Purwakarta atau Cianjur, tidak lengkap rasanya jika tidak mencicipi sate maranggi.

Sate khas Jawa Barat ini beda dari sate biasanya yang pakai bumbu kacang. Maranggi mengandalkan bumbu rempah yang sudah meresap ke daging sejak sebelum dipanggang.

Hasilnya? Setiap gigitan terasa juicy, dengan perpaduan rasa manis dan gurih yang khas. Biasanya disajikan dengan nasi ketan atau lontong, lengkap dengan sambal kecap dan acar yang segar.

Rasanya bikin nagih, sampai-sampai banyak yang rela jauh-jauh datang hanya untuk menikmati hidangan ini. Namun, apa sih yang membuat sate maranggi begitu istimewa? Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Sejarah Singkat Sate Maranggi

Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, menurut beberapa informan, seorang penjual Bernama Bustomi Sukmawirdjaa atau yang akrab dipanggil Mang Udeng sudah mulai berjualan sate ini di Kecamatan Plered pada tahun 1962.

Fakta ini menjadi bukti bahwa sate maranggi berasal dari Plered bukan Wayanasa, seperti yang sering diklaim. Di Wayanasa, sate maranggi baru dikenal sekitar tahun 1970 melalui seorang penjual Bernama Mak Umah.

Pada masa itu, Mak Umah tidak langsung menamai dagangannya sebagai sate maranggi, melainkan hanya menyebutnya sebagai "Sate Panggang". Ia pun mengetahui bahwa Mang Udeng sudah lebih dulu berjualan sate di Plered.

Nama "Maranggi" pada kuliner sate maranggi berasal dari sebuah nama panggilan, yaitu "Mak Anggi". Menurut informasi, Mak Anggi adalah seorang penjual sate di daerah Cianting, Kecamatan Plered, Purwakarta, yang mulai berjualan pada sekitar tahun 1960-an. 

Beliau berasal dari Jawa Tengah dan menjajakan sate dengan menggunakan tenda di sekitar tempat tinggalnya.

Pada masa itu, masyarakat yang ingin menikmati sate buatannya sering kali mengatakan, "Ayo makan sate Mak Anggi." Lama-kelamaan, sebutan ini menjadi populer, dan satenya dikenal dengan nama "Sate Mak Anggi".

Baca Juga: Sate Padang: Kuliner Legendaris yang Memikat Hati Wisatawan

Untuk memudahkan pengucapan, nama tersebut kemudian mengalami sedikit perubahan dengan penambahan huruf "R," sehingga menjadi "Sate Maranggi." Nama inilah yang akhirnya melekat sebagai sebutan untuk kuliner khas yang kini terkenal sebagai ikon kuliner Purwakarta.

Selain itu, ada versi lain menyebutkan, Nama Maranggi berasal dari bahasa Sunda yaitu "Tiga Daging Setusuk" atau "Tri Tangtu" yang memiliki arti tekad, ucap dan Tindakan yang mengandung makna yang mendalam dalam Bahasa Sunda.

Perbedaan Sate Maranggi dengan Sate Lainnya

Sate maranggi punya beberapa perbedaan unik dibandingkan dengan jenis sate lainnya di Indonesia. Berikut beberapa perbedaannya:

1. Bumbu Marinasi yang Meresap

Sate pada umumnya, seperti sate Madura atau sate Padang, disajikan dengan saus kacang atau kuah kari sebagai pendamping utama. Sementara itu, sate maranggi lebih fokus pada bumbu marinasi yang meresap ke dalam daging.

Daging sapi, kambing, atau domba direndam terlebih dahulu dalam campuran bumbu khas yang terdiri dari ketumbar, bawang putih, bawang merah, dan asam jawa. Proses marinasi ini membuat rasa bumbu meresap hingga ke dalam daging sebelum dipanggang.

2. Tanpa Bumbu Kacang

Berbeda dengan sate Madura atau sate Ponorogo yang identik dengan bumbu kacang, sate maranggi tidak menggunakan saus kacang sebagai pendamping.

Sebagai gantinya, sate ini biasanya disajikan dengan sambal kecap yang terbuat dari potongan cabai rawit, tomat, bawang merah, dan kecap manis, dan jeruk nipis yang memberikan rasa segar dan sedikit pedas yang khas.

3. Jenis Daging yang Digunakan

Sate maranggi umumnya menggunakan daging sapi, kambing, atau domba. Berbeda dengan sate ayam yang lebih umum di berbagai daerah, daging sapi menjadi pilihan utama karena dianggap lebih empuk dan cocok dengan bumbu rempahnya.

Selain itu, beberapa penjual tradisional juga menggunakan daging kerbau, yang merupakan pilihan populer di masa lalu.

4. Pelengkap yang Khas

Sate maranggi sering kali disajikan dengan pelengkap yang tidak biasa dibandingkan sate lainnya, yaitu nasi ketan atau lontong, dan terkadang juga nasi timbel. Nasi ketan yang gurih memberikan sentuhan berbeda dan menambah keunikan saat menyantap sate ini.

5. Teknik Memanggang

Proses pemanggangan sate maranggi juga cukup berbeda. Karena daging sudah dibumbui sebelum dipanggang, aroma rempah-rempah yang meresap ke dalam daging langsung tercium saat dipanggang di atas bara api.

Hal ini berbeda dengan sate lainnya yang baru ditambahkan bumbu atau saus saat disajikan.

Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama! Ini Dia Perbedaan Sate Padang dengan Sate Madura

Dengan berbagai keunikannya, sate maranggi tidak hanya sekadar sate biasa. Namun, juga menjadi salah satu ikon kuliner khas Jawa Barat yang menawarkan pengalaman rasa yang berbeda dari sate lainnya di Indonesia.

Rekomendasi Tempat Makan Sate Maranggi

Sate Maranggi Haji Yetty berlokasi di Cibungur, tepat di sepanjang jalur utama Purwakarta-Cikampek, Kecamatan Bungursari, Purwakarta. 

Restoran legendaris ini mulai beroperasi sejak tahun 1990-an, bermula dari usaha orang tua Haji Yetty yang berjualan es kelapa pada tahun 1985. Dengan modal seadanya, Haji Yetty memulai bisnis sate hanya bermodal 2 kilogram daging seharga sekitar Rp200 ribu.

Awalnya, sate yang disajikan masih menggunakan bumbu kacang seperti sate pada umumnya. Namun, seiring berjalannya waktu, Haji Yetty mencoba mengubah resep dengan membuat sambal kecap, yang merupakan campuran kecap, cabai, dan tomat segar.

Eksperimen ini berhasil mencuri hati para pelanggan dan membuat Sate Maranggi Haji Yetty menjadi terkenal karena cita rasa sambal kecapnya yang khas.

Daftar Menu dan Harga Sate Hj. Yetty. © Instagram @satemaranggihajiyettycibungur.
info gambar

Meski bukan yang pertama menciptakan resep sate maranggi. Namun, usaha Haji Yetty sukses menjadikannya ikon kuliner yang dicari banyak orang di Purwakarta. 

Kini, nama Sate Maranggi Haji Yetty dikenal luas dan menjadi salah satu kuliner wajib yang dicicipi ketika berkunjung ke Purwakarta.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mona Lestari Utami lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mona Lestari Utami.

ML
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.