Dengan meningkatnya penggunaan media sosial, fenomena 'doomscrolling' menjadi semakin dikenal. Istilah ini merujuk pada kebiasaan menggulir berita atau konten negatif secara terus-menerus di platform daring. Terutama sejak pandemi COVID-19, ketika masyarakat semakin terhubung dengan berbagai sumber berita dan cenderung merasa terdorong untuk terus mengikuti perkembangan informasi terkini, meski sering kali berisi berita buruk.
Meski terlihat seperti cara untuk tetap terinformasi, doomscrolling sebenarnya memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan mental dan fisik. Artikel ini akan membahas lebih lanjut tentang apa itu doomscrolling, dampaknya, serta solusi untuk menghindarinya demi menjaga kesejahteraan.
Dampak Negatif Doomscrolling pada Kesehatan Mental
Doomscrolling dapat memperburuk kesehatan mental, terutama bagi individu yang sudah memiliki kecenderungan gangguan kecemasan atau depresi. Konsumsi berita negatif secara berlebihan dapat membuat seseorang terjebak dalam pola pikir pesimistis. Pikiran yang terus dipenuhi oleh kabar buruk akan memperburuk perasaan cemas, stres, bahkan memperburuk depresi.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan ini berpotensi memperburuk kondisi mental, meningkatkan kecemasan, dan memicu gangguan emosional seperti serangan panik. Setiap berita negatif yang diterima dapat memperburuk keadaan mental, terutama bagi mereka yang rentan terhadap gangguan psikologis.
Pengaruh Doomscrolling terhadap Pola Tidur dan Kesehatan Fisik
Tidak hanya memengaruhi kesehatan mental, doomscrolling juga berisiko mengganggu pola tidur dan kesehatan fisik. Kebiasaan memeriksa media sosial atau membaca berita buruk menjelang tidur dapat menyebabkan insomnia. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya hormon stres, kortisol, yang membuat tubuh tetap terjaga meskipun waktu tidur sudah tiba.
Kondisi tersebut akan berdampak pada kualitas tidur yang menurun, yang pada gilirannya memengaruhi kesehatan fisik secara keseluruhan. Ketika tubuh kurang tidur, sistem kekebalan tubuh melemah, dan energi untuk beraktivitas sepanjang hari berkurang.
Tidak jarang, kelelahan ini juga dapat memperburuk kondisi mental yang sudah terpengaruh oleh kebiasaan doomscrolling.
Fenomena ‘Crazymaking’ dan Kontradiksi Informasi
Doomscrolling juga sering kali menimbulkan kebingungan dan ketidakpastian. Dalam dunia maya, berbagai sumber berita sering kali menyajikan informasi yang bertentangan satu sama lain.
Fenomena ini disebut ‘crazymaking’, di mana seseorang merasa bingung dan cemas karena informasi yang tidak konsisten dan sulit dipahami.
Kondisi ini menambah beban mental karena individu tidak hanya menghadapi informasi yang menambah kecemasan, tetapi juga harus menghadapinya dalam bentuk yang kontradiktif. Akibatnya, rasa tidak percaya diri dan kebingungan semakin meningkat, memperburuk dampak buruk dari doomscrolling terhadap kesehatan mental.
Cara Menghentikan Kebiasaan Doomscrolling
Untuk mengatasi doomscrolling, ada beberapa langkah yang bisa diambil untuk mulai mengurangi kebiasaan ini:
1. Tentukan batasan waktu
Cobalah untuk menetapkan waktu tertentu dalam mengakses media sosial atau berita. Batasi waktu konsumsi informasi menjadi 30 menit per hari, dan hindari penggunaan media sosial sebelum tidur agar tidak memengaruhi kualitas tidur.
2. Pilih konten positif
Alih-alih hanya fokus pada berita negatif, pilih konten yang lebih positif. Banyak situs atau akun media sosial yang menyajikan cerita inspiratif, pencapaian baik, atau berita yang dapat memberikan harapan dan motivasi.
3. Berlatih mindfulness
Latihan kesadaran diri saat menggunakan media sosial atau membaca berita dapat membantu. Ketika merasa terjebak dalam konten negatif, berhenti sejenak dan alihkan perhatian ke hal-hal yang lebih produktif.
4. Ambil jeda dari media sosial
Jika perlu, lakukan jeda dari media sosial untuk beberapa waktu. Selama jeda ini, alihkan perhatian ke aktivitas lain yang lebih bermanfaat, seperti berolahraga, membaca buku, atau berinteraksi langsung dengan orang terdekat.
Langkah-Langkah Praktis untuk Mengurangi Dampak Buruk dari Doomscrolling
Beberapa langkah sederhana dapat membantu mengurangi dampak buruk dari doomscrolling. Salah satunya adalah memindahkan ponsel ke tempat yang sulit dijangkau saat tidur. Kebiasaan memegang ponsel sebelum tidur bisa diganti dengan membaca buku atau mendengarkan musik yang menenangkan, yang lebih kondusif untuk tidur yang berkualitas.
Menetapkan alarm untuk berhenti scrolling setelah waktu tertentu juga dapat mencegah kebiasaan berlarut-larut ini. Dengan cara ini, ada kendali atas waktu yang dihabiskan di media sosial. Menyusun daftar sumber berita yang lebih positif atau netral juga penting untuk menghindari paparan informasi yang bisa memperburuk kecemasan.
Pentingnya Mencari Bantuan Profesional
Jika kebiasaan doomscrolling sudah mulai mengganggu kehidupan sehari-hari dan berdampak buruk pada kesejahteraan mental, tidak ada salahnya mencari bantuan profesional. Terapi perilaku kognitif, misalnya, dapat membantu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang merugikan serta memberikan cara-cara efektif untuk menghadapinya.
Konsultasi dengan psikolog atau terapis juga dapat membantu membangun kembali keseimbangan emosional dan mental, serta memberikan strategi untuk lebih bijaksana dalam mengonsumsi informasi.
Doomscrolling memang menjadi kebiasaan yang semakin umum di era digital, tetapi dampaknya terhadap kesehatan mental dan fisik tidak bisa dianggap remeh. Dengan memahami risiko dari kebiasaan ini, serta menerapkan langkah-langkah praktis untuk menghindarinya, kita dapat menjaga kesejahteraan diri.
Meskipun penting untuk tetap terinformasi, yang lebih utama adalah bagaimana cara mengelola informasi tersebut agar tidak membebani mental dan fisik. Dengan kontrol yang lebih baik terhadap konsumsi berita, kita bisa menjaga keseimbangan dalam hidup dan mengurangi dampak negatif dari doomscrolling.
Sumber artikel:
- https://health.clevelandclinic.org/everything-you-need-to-know-about-doomscrolling-and-how-to-avoid-it
- https://www.constellationbehavioralhealth.com/blog/what-is-doomscrolling-why-it-happens-and-how-it-affects-your-mental-health/
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News