benteng tolukko jejak eksplorasi rempah portugis di maluku utara - News | Good News From Indonesia 2024

Benteng Tolukko, Jejak Eksplorasi Rempah Portugis di Maluku Utara

Benteng Tolukko, Jejak Eksplorasi Rempah Portugis di Maluku Utara
images info

The Spicy Island merupakan julukan yang disematkan kepada Maluku Utara. Provinsi ini terkenal sebagai penghasil rempah terbesar di Indonesia. Salah satu komoditas utamanya adalah pala dan cengkeh.

Kekayaan rempah Maluku Utara membuat bangsa penjajah melakukan eksplorasi rempah di Indonesia. Tak hanya itu, Portugis dan Belanda juga melakukan monopoli rempah yang mengakibatkan pecahnya perlawanan bangsa terhadap penjajah.

Peristiwa ini meninggalkan banyak bukti dan jejak sejarah yang sampai saat ini masih berdiri di Maluku Utara. Bukti sejarah tersebut dapat dijumpai dalam bentung benteng peninggalan Portugis dan Belanda.

Setidaknya ada lebih dari delapan benteng bersejarah yang berdiri di Maluku Utara, empat di antaranya ada di Pulau Ternate sehingga kota ini juga dijuluki dengan Kota Seribu Benteng.

Keempat benteng tersebut didirikan oleh Portugis dan Belanda yang saat itu menguasai Ternate. Salah satu benteng yang terkenal adalah Benteng Tolukko. Yuk, kita menyusuri jejak sejarah sambil berwisata ke Benteng Tolukko di Maluku Utara!

Baca juga: Mengenal Suku Buol di Sulawesi Tengah

Letak Geografis

Ternate merupakan sebuah pulau yang terletak di provinsi Maluku Utara. Pulau ini berdiri dikelilingi laut dengan luas lautan mencapai 5,4 ribu km persegi dan luas daratan sebesar 133 km persegi.

Banyak julukan yang ditujukan untuk kota ini, seperti Bahari Berkesan dan Kota Seribu Benteng. Julukan tersebut disematkan karena Ternate memiliki warisan budaya serta kekayaan alam berupa flora dan fauna endemik khas pulau tersebut.

Benteng Tolukko sendiri terletak di Kelurahan Sangaji, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Maluku Utara. Benteng ini berdiri di pinggir laut menghadap ke laut Halmahera dan berada atas bukit tepat di bibir pantai berbatasan antara Kelurahan Dufa-dufa dan Kelurahan Sangaji.

Bentuk bangunan benteng Tolukko menjorok ke laut dengan pemandangan Pulau Tidore tepat di sebrang benteng. Selain itu, Kawan juga bisa menikmati gugusan pegunungan Gamalama yang merupakan gunung api aktif di sisi benteng.

Didirikan Portugis untuk Menguasai Ternate

Bangsa Eropa mengenal rempah asal Indonesia saat orang-orang dari Timur Tengah dan India membawa rempah melalui perdagangan hingga ke Mediterania. Mulai saat itu, Bangsa Eropa mulai mencari tau sumber rempah tersebut dengan melakukan Ekspedisi Maritim sekitar abad ke-15.

Portugis kemudian memulai ekspedisinya ke India dan mengetahui bahwa wilayah penghasil rempah ada di East Hindia atau yang sekarang dikenal dengan Kepulauan Maluku. Di sinilah kemudian ditemukan rempah yang melimpah dari Banda hingga Halmahera.

Pada tahun 1540, Benteng Tolukko dibangun oleh Francisco Serao, seorang panglima Portugis semasa mereka menjajah Ternate. Benteng ini dibangun di daerah strategis, yaitu berada di pusat perdagangan rempah.

Awalnya benteng ini dibangun sebagai tempat penyimpanan rempah dan tempat istirahat pada penjajah. Namun, lokasi Bentang Tolukko yang berada di atas bukit juga memungkinkan para penjajah untuk mengintai serangan musuh yang bergerak di sekitar benteng maupun di pulau seberang, Pulau Tidore.

Jatuh ke Tangan Belanda

Pada abad ke-17, Belanda mulai masuk ke Ternate membuat wilayah kekuasaan jatuh kepada tangan Belanda. Mereka mengambil seluruh aset peninggalan Portugis termasuk Benteng Tolukko. Benteng ini kemudian direnovasi untuk dijadikan area pertahanan.

Pieter Both menjadi prajurit Belanda yang memperbaiki benteng pada tahun 1610. Ia memperbaiki benteng tersebut sebagai bentuk pertahanan terhadap Spanyol dan merubah namanya menjadi Benteng Holandia.

Selain sebagai pertahanan, Benteng Tolukko juga dijadikan tempat berlindung rakyat yang melarikan diri dari serangan Spanyol. Setidaknya ada 15 hingga 20 tentara yang bersiaga di dalam benteng dengan amunisi persenjataan yang lengkap.

Pada tahun 1661, pemerintah Belanda mengizinkan Sultan Mandarsyah yang merupakan Raja Kerajaan Ternate untuk tinggal di Benteng Tolukko bersama dengan pasukannya.

Baca juga: Napak Tilas Masjid Sultan Suriansyah, Masjid Tertua di Kalimantan Selatan

Pengosongan Benteng

Pada tahun 1864 benteng ini dikosongkan oleh Residen P. Van der Crab karena bangunannya yang sudah rusak dan tidak layak dijadikan benteng pertahanan. Hal ini terjadi akibat dari penyerangan yang dilakukan oleh Sultan Tidore ke-19, Kaicil Nuku pada 16 April 1799.

Benteng Tolukko kemudian dipasang pagar pada tahun 1996. Kemudian benteng ini menjadi salah satu situs bersejarah peninggalan Portugis yang ada di Ternate, Maluku Utara.

Wah, sejarah yang sangat menarik dari pulau yang indah di Maluku Utara. Jangan sampai kelewatan untuk menelusuri Benteng Tolukko secara langsung kalau Kawan berkunjung ke Ternate, ya!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.