Penyakit jantung koroner (PJK) adalah salah satu penyakit tidak menular penyebab utama kematian di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut UPT-Balai Informasi Teknologi LIPI Pangan & Kesehatan dalam Saragih, n.d. (2020), penyakit jantung koroner (PJK) ini sering terjadi ketika pembuluh darah arteri jantung, yang dikenal sebagai pembuluh darah koroner, mengalami penyempitan atau penyumbatan.
Kondisi ini mengurangi pasokan darah ke jantung, menyebabkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai zat gizi serta oksigen.
Semakin besar persentase penyempitan pembuluh koroner, semakin berkurang aliran darah ke jantung. Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri dada.
Dampak Penyakit Jantung Koroner
Penyakit jantung koroner (PJK) memiliki berbagai akibat yang serius terhadap kesehatan. Beberapa di antaranya adalah serangan jantung (infark miokard), gagal jantung, aritmia, dan angina pektoris (nyeri dada). Kondisi ini dapat mengakibatkan berkurangnya aliran darah ke otot jantung, menyebabkan kerusakan pada jantung yang dapat bersifat sementara atau permanen (Wang et al., 2023).
Mencegah Penyakit Jantung Sejak Dini
PJK juga berkontribusi terhadap kondisi kronis seperti gagal jantung, di mana jantung tidak mampu memompa darah dengan baik ke seluruh tubuh. Ini meningkatkan risiko kematian mendadak akibat aritmia yang parah. Selain itu, pasien yang menderita PJK berisiko tinggi mengalami komplikasi lebih lanjut, seperti stroke atau kematian dini.
Secara sosial dan ekonomi, PJK berdampak signifikan, termasuk menurunnya kualitas hidup akibat keterbatasan aktivitas fisik dan mental, serta meningkatnya biaya pengobatan jangka panjang.
Menurut penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa penderita PJK memiliki prognosis lebih buruk saat terinfeksi COVID-19, dengan risiko lebih tinggi mengalami komplikasi yang lebih parah dan tingkat kematian yang lebih tinggi.
Diet Mediterania dan Hubungannya dengan Kesehatan Jantung
Siapa pun yang belum menjalani gaya hidup sehat berisiko terkena penyakit jantung koroner. Salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian akibat penyakit jantung adalah asupan nutrisi akibat gaya hidup yang tidak optimal.
Mengingat bahwa malnutrisi merupakan faktor risiko umum untuk penyakit jantung, diet yang optimal menjadi sangat penting bagi pasien dengan penyakit jantung koroner.
Diet Mediterania merupakan salah satu pola makan yang memiliki dampak baik untuk kesehatan jantung, khususnya dalam mengurangi risiko penyakit jantung koroner (PJK).
Dari hasil penelitian Mozaffarian (2023) menunjukkan bahwa peningkatan kepatuhan terhadap diet Mediterania dapat menurunkan kejadian PJK, infark miokard, dan stroke.
Diet ini kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, ikan, dan lemak tak jenuh tunggal seperti minyak zaitun, yang telah terbukti memiliki efek perlindungan terhadap kesehatan jantung.
Mengenal Pusat Jantung Nasional Harapan Kita: Sejarah, Layanan, dan Dokter
Sebuah tinjauan menunjukkan bahwa wanita yang mengikuti diet Mediterania memiliki risiko lebih rendah mengalami kejadian kardiovaskular dan kematian dibandingkan dengan mereka yang tidak. (Pant et al., 2023).
Penelitian ini juga menegaskan pentingnya pola makan dalam pencegahan penyakit jantung. Karena itu, diet Mediterania menjadi salah satu pilihan yang direkomendasikan untuk meningkatkan kesehatan jantung.
Penelitian dan Bukti Ilmiah
Penelitian terbaru (Yubero-Serrano et al., 2020) menunjukkan bahwa pola makan Mediterania dapat mengurangi risiko penyakit jantung koroner (PJK) dengan memperbaiki fungsi endotel dan mengurangi peradangan.
Studi CORDIOPREV melibatkan 1.002 pasien PJK yang dibagi menjadi dua kelompok: satu mengikuti diet Mediterania dan lainnya diet rendah lemak.
Hasilnya menunjukkan bahwa diet Mediterania meningkatkan aliran darah melalui arteri (FMD) dan memperbaiki keseimbangan vaskular, serta menurunkan biomarker kerusakan endotel.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa diet Mediterania kaya akan lemak sehat, seperti minyak zaitun, serta banyak sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian, yang mana berkontribusi pada peningkatan kesehatan jantung.
Selain itu, pola makan ini membantu mengurangi faktor risiko seperti hipertensi dan kadar kolesterol tinggi, yang merupakan faktor utama dalam pengembangan penyakit jantung koroner.
Dengan demikian, menerapkan diet Mediterania tidak hanya bermanfaat untuk individu dengan PJK, tetapi juga sebagai langkah pencegahan bagi masyarakat luas.
Tragedi Itaewon, Mengapa Henti Jantung Bisa Terjadi?
Manfaat Lain dari Diet Mediterania
Selain manfaatnya dalam mencegah penyakit jantung koroner (PJK), diet Mediterania memiliki berbagai manfaat kesehatan lainnya yang telah dibuktikan melalui penelitian terbaru. Diet ini, yang kaya akan sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, serta lemak sehat seperti minyak zaitun, berkontribusi pada kesehatan yang lebih luas.
Menurut Abrignani et al. (2024), diet Mediterania telah lama dikaitkan dengan penurunan risiko gangguan kognitif, seperti alzheimer dan demensia. Nutrisi yang kaya antioksidan dan lemak sehat dalam diet ini membantu melindungi otak dari kerusakan oksidatif.
Beberapa studi juga menunjukkan bahwa pola makan Mediterania dapat menurunkan risiko berbagai jenis kanker, terutama kanker payudara dan kolorektal. Ini berhubungan dengan konsumsi tinggi serat dan antioksidan dari buah-buahan dan sayuran, serta lemak sehat dari minyak zaitun.
Pola makan ini juga membantu meningkatkan sensitivitas insulin dan mengontrol kadar gula darah, sehingga menurunkan risiko perkembangan diabetes tipe 2.
Diet Mediterania juga mendukung pertumbuhan bakteri baik di usus, yang berperan dalam mengurangi peradangan dan menjaga kesehatan metabolik secara keseluruhan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa pola makan ini dapat membantu dalam pengelolaan berat badan, mengurangi risiko stroke, serta meningkatkan kesehatan mental melalui penurunan risiko depresi.
Daftar pustaka:
Abrignani, V., Salvo, A., Pacinella, G., & Tuttolomondo, A. (2024). The Mediterranean Diet, Its Microbiome Connections, and Cardiovascular Health: A Narrative Review. In International Journal of Molecular Sciences (Vol. 25, Issue 9). Multidisciplinary Digital Publishing Institute (MDPI). https://doi.org/10.3390/ijms25094942
Mozaffarian, D. (2023). Identifying nutritional priorities for global health: time for a more PURE focus on protective foods. In European Heart Journal (Vol. 44, Issue 28, pp. 2580–2582). Oxford University Press. https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehad325
Pant, A., Gribbin, S., Mcintyre, D., Trivedi, R., Marschner, S., Laranjo, L., Mamas, M. A., Flood, V., Chow, C. K., & Zaman, S. (2023). Primary prevention of cardiovascular disease in women with a Mediterranean diet: systematic review and meta-analysis. In Heart (Vol. 109, Issue 16, pp. 1208–1215). BMJ Publishing Group. https://doi.org/10.1136/heartjnl-2022-321930
Saragih, A. D. (2020). TERAPI DISLIPIDEMIA UNTUK MENCEGAH RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER. . https://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/IJNHS
Wang, S., Zhu, R., Zhang, C., Guo, Y., Lv, M., Zhang, C., Bian, C., Jiang, R., Zhou, W., & Guo, L. (2023). Effects of the pre-existing coronary heart disease on the prognosis of COVID-19 patients: A systematic review and meta-analysis. PLoS ONE, 18(10 October). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0292021
Yubero-Serrano, E. M., Fernandez-Gandara, C., Garcia-Rios, A., Rangel-Zuñiga, O. A., Gutierrez-Mariscal, F. M., Torres-Peña, J. D., Marin, C., Lopez-Moreno, J., Castaño, J. P., Delgado-Lista, J., Ordovas, J. M., Perez-Martinez, P., & Lopez-Miranda, J. (2020). Mediterranean diet and endothelial function in patients with coronary heart disease: An analysis of the CORDIOPREV randomized controlled trial. PLoS Medicine, 17(9). https://doi.org/10.1371/JOURNAL.PMED.1003282
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News