Jantung merupakan organ vital yang dimiliki oleh makhluk hidup. Jantung bertugas untuk memompa darah ke seluruh bagian tubuh, agar seluruh sistem dan organ tubuh dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Bayangkan, jika organ ini mengalami gangguan, tentunya akan mengancam kelangsungan hidup individu tersebut.
Faktanya, masyarakat dari berbagai belahan dunia, termasuk negara maju sekalipun banyak yang menderita penyakit jantung.
Tidak heran, jika WHO menetapkan bahwa penyakit kardiovaskuler dengan penyakit jantung salah satunya, sebagai penyakit yang memimpin penyebab kematian di dunia.
Baca juga: Mahasiswa KESMAS Universitas Negeri Malang (UM) Ajak ibu-ibu PKK Ds. Karangwidoro Olah Tanaman Krokot menjadi Obat Kardiovaskuler
Ada berbagai macam jenis penyakit jantung, mulai dari penyakit jantung bawaan lahir serta yang disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat.
Faktor pola hidup yang tidak sehat menjadi salah satu penyebab utama penyakit jantung menyebar luas di kalangan masyarakat, meskipun bukan kategori penyakit menular.
Secara spesifik, WHO menyatakan penyakit jantung iskemia menjadi penyebab nomor satu kematian tertinggi di dunia, dengan penyebab utamanya adalah gaya hidup yang tidak sehat.
Mengutip dari pernyataan Hanifah, Oktavia, dan Nisa (2021) pada The Journal of Nutrition and Food Research, jantung koroner merupakan penyakit kronis penyebab kematian nomor satu di Indonesia.
Faktor utama penyebab jantung koroner juga karena pola hidup yang tidak sesuai, di samping adanya faktor genetik, usia, dan jenis kelamin.
Karena penyakit jantung bukan penyakit menular, sehingga durasi perkembangan penyakit ini dapat dikatakan lama. Oleh karena itu, peningkatan risikonya masih dapat ditekan dengan cara melakukan upaya pencegahan.
Upaya pencegahan tersebut yaitu dengan memelihara kesehatan jantung sedini mungkin melalui gaya hidup yang sehat sejak usia muda. Berikut penulis sajikan kiat-kiatnya:
Menjaga Berat Badan dalam Rentang Ideal
Obesitas, terlebih obesitas sentral menjadi salah satu penyebab penyakit jantung koroner. Mengutip dari Buletin Penelitian Kesehatan, berdasarkan pernyataan yang disampaikan Ghani, Susilawati, dan Novriani (2016), bahwa obesitas dapat meningkatkan tekanan darah, kadar trigliserida, kolesterol, resistensi glukosa, serta penggumpalan darah.
Hal ini meningkatkan risiko terjadinya penyempitan pembuluh darah. Apabila penyempitan tersebut terjadi di arteri koroner, itulah yang dinamakan dengan penyakit jantung koroner.
Penting untuk tetap menjaga berat badan agar tetap ideal dengan mengatur pola makan, melakukan aktivitas fisik, dan diet apabila dirasa berat badan telah melebihi batas normal.
Rutin Mengonsumsi Buah dan Sayur
Memperbanyak konsumsi buah dan sayur dalam pola makan sehari-hari menurunkan risiko terserang penyakit jantung koroner.
Masih menurut Hanifah, Oktavia, dan Nisa (2021), buah dan sayur kaya akan serat memiliki fungsi menghambat penyerapan lemak, sehingga secara tersirat menurunkan kadar kolesterol yang berisiko terjadinya penyakit jantung koroner.
Melakukan diet dengan menjadi vegetarian juga merupakan salah satu upaya untuk menjaga berat badan ideal, mengendalikan lemak dalam darah, serta menjaga tekanan darah tetap normal.
Tidak Berhenti Melakukan Aktivitas Fisik
Winzer, dkk (2018) dalam Journal of the American Heart Association menyatakan bahwa aktivitas fisik sebagai upaya preventif primer dari penyakit kardiovaskuler.
Pastikan tubuh untuk selalu aktif melakukan aktivitas fisik reguler seperti banyak berjalan kaki, melakukan kegiatan kebersihan seperti menyapu, mengepel, dan lain sebagainya.
Akan lebih baik jika melakukan juga latihan atau olahraga yang terencana secara rutin sebagai upaya preventif sekunder.
Melakukan latihan olahraga memberikan efek positif berupa perbaikan pembuluh darah, peningkatan ukuran, arteri, saluran arteriol, dan resistensi serta lebih banyak kapiler, sehingga suplai darah arteri meningkat. Hal ini menurunkan risiko terjadinya jantung koroner.
Hindari Rokok dan Alkohol
Asap pembakaran rokok yang dihirup oleh perokok memacu kerja jantung lebih berat karena semakin berkurangnya kadar oksigen.
Konsumsi alkohol berlebihan menyebabkan munculnya plak pada pembuluh arteri, serta adanya ketidakseimbangan hormon yang mengatur cairan tubuh dan tekanan darah.
Oleh karena itu lebih baik untuk menghindari keduanya. Penelitian juga menunjukkan bahwa orang dengan nonkonsumsi alkohol memiliki profil kardiovaskuler yang lebih baik.
Kelola Stres
Depresi menjadi salah satu penyebab mayor munculnya penyakit kronis. WHO bahkan memperkirakan di tahun 2030, depresi mengakibatkan disabilitas penyakit kronis termasuk di dalamnya penyakit jantung kronis.
Oleh karena itu penting untuk mengelola stres agar tidak sampai mengalami depresi.
Baca juga: Mengenal Pusat Jantung Nasional Harapan Kita: Sejarah, Layanan, dan Dokter
Sumber:
The Journal of Nutrition and Food Research, 2021, Vol.44 no.1, FAKTOR GAYA HIDUP DAN PENYAKIT JANTUNG KORONER: REVIEWSISTEMATIKPADAORANG DEWASA DI INDONESIA
Buletin Penelitian Kesehatan, 2016, Vol.44 no. 3, Faktor Risiko Dominan Penyakit Jantung Koroner di Indonesia
Journal of the American Heart Association, 2018, Vol.7 no.4, Physical Activity in the Prevention and Treatment of Coronary Artery Disease
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News