televisi di indonesia cerita di balik layar yang menarik - News | Good News From Indonesia 2024

Televisi di Indonesia, Cerita di Balik Layar yang Menarik

Televisi di Indonesia, Cerita di Balik Layar yang Menarik
images info

Televisi merupakan salah satu media komunikasi elektronik yang paling akrab dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Peranannya dalam menyampaikan informasi dan hiburan membuat televisi menjadi media yang sangat diminati oleh berbagai kalangan.

Keistimewaan televisi terletak pada kemampuannya untuk menggabungkan tampilan visual dengan audio, menciptakan pengalaman menonton yang lebih menarik dibandingkan dengan media lain seperti radio atau surat kabar.

Kemampuan ini membuat televisi menjadi pilihan utama dalam menyampaikan berita, hiburan, serta program-program edukatif.

Sejarah Penemuan Televisi

Penemuan teknologi televisi tidak terjadi dalam sekejap, melainkan melalui proses yang panjang. Sejarahnya dimulai pada tahun 1884 ketika Paul Nipkow, seorang berkebangsaan Jerman, menciptakan sebuah cakram yang dikenal sebagai cakram Nipkow.

Alat ini menjadi dasar dari sistem transmisi gambar pertama, yang kemudian menjadi cikal bakal teknologi televisi. Meski begitu, televisi modern baru benar-benar berkembang setelah penemuan iconoscope pada tahun 1928 oleh Vladimir Zworykin, seorang ilmuwan Rusia-Amerika.

Perbaikan Tayangan Televisi, Dimulai dari Evaluasi Minat Menonton Masyarakat

Iconoscope merupakan tabung kamera yang mampu menangkap dan mengirimkan gambar, menjadi landasan bagi perkembangan televisi dengan kemampuan menampilkan gambar yang lebih jelas dan stabil.

Di Indonesia, sejarah siaran televisi dimulai pada tahun 1965, ketika TVRI (Televisi Republik Indonesia) menayangkan secara langsung upacara Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-17.

Namun, jauh sebelum itu, gagasan untuk mendirikan stasiun televisi di Indonesia sudah ada sejak tahun 1952 oleh R. Maladi. Televisi pertama di Indonesia bahkan diimpor dari Uni Soviet sebagai bagian dari pameran perayaan 200 tahun kota Yogyakarta. Pada tanggal 17 Agustus 1962, stasiun televisi TVRI resmi melakukan siaran percobaan, dengan menyiarkan peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI ke-17 dari halaman Istana Merdeka.

Siaran ini menggunakan pemancar berkekuatan 100 watt dengan format gambar hitam putih, sebuah pencapaian teknologi yang cukup besar pada masa itu.

TVRI kemudian memulai siaran reguler pada tanggal 2 November 1962, dan melalui Keputusan Presiden Nomor 215 Tahun 1963, dinyatakan sebagai satu-satunya lembaga penyiaran televisi yang memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan siaran di seluruh wilayah Indonesia.

Dengan kebijakan ini, TVRI menjadi satu-satunya stasiun televisi di Indonesia, menjalankan fungsi sebagai penyampai informasi dari pemerintah kepada masyarakat. Kebijakan penyiaran yang bersifat monopoli tersebut berlangsung cukup lama, di mana hanya TVRI yang berfungsi sebagai media informasi yang resmi.

Perkembangan televisi di Indonesia mengalami perubahan signifikan pada masa pemerintahan Orde Baru di bawah Presiden Soeharto, terutama saat Kabinet Pembangunan ke-5. Pemerintah mulai membuka kesempatan bagi pihak swasta untuk mendirikan stasiun televisi, yang menandai berakhirnya monopoli TVRI.

Pada tanggal 24 Agustus 1989, lahirlah stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, yakni RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia), yang didirikan oleh Bambang Trihatmodjo. RCTI menjadi pionir dalam industri televisi swasta dan membuka peluang bagi stasiun-stasiun lainnya untuk tumbuh dan berkembang.

Melihat Manfaat Migrasi Televisi Digital untuk Masyarakat

Tak lama kemudian, pada tanggal 24 Agustus 1990, SCTV (Surya Citra Televisi) berdiri oleh Sudwikatmono. Kehadiran SCTV menambah variasi konten yang disajikan kepada masyarakat.

Tahun-tahun berikutnya, muncul TPI (Televisi Pendidikan Indonesia) pada tanggal 23 Januari 1991, yang awalnya fokus pada tayangan-tayangan edukasi dan pendidikan, tetapi kemudian beralih ke konten yang lebih beragam seiring dengan perubahan selera pasar.

Stasiun televisi swasta ini menawarkan alternatif bagi masyarakat, memberikan pilihan program yang lebih luas di luar program-program yang disiarkan oleh TVRI.

Memasuki era reformasi, televisi di Indonesia semakin berkembang dan kebijakan penyiaran juga mengalami perubahan. Pada tahun 2000, pemerintah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 yang mengubah status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan).

Perubahan ini menandai dimulainya era baru bagi TVRI, dengan tujuan memberikan pelayanan informasi yang lebih baik kepada masyarakat dari berbagai lapisan. Langkah ini juga bersamaan dengan pembubaran Departemen Penerangan, yang sebelumnya memegang kendali atas media penyiaran.

Perkembangan televisi di Indonesia membawa dampak yang sangat besar bagi masyarakat. Sebagai media yang sangat efektif dalam penyebaran informasi, televisi mampu menjangkau wilayah yang sangat luas, bahkan hingga ke daerah-daerah terpencil. Hal ini memungkinkan masyarakat di berbagai pelosok dapat mengakses berita dan informasi terbaru.

Televisi juga memainkan peran penting dalam penyebaran budaya populer, memperkenalkan berbagai program hiburan seperti sinetron, acara musik, dan berbagai tayangan yang mampu menghibur sekaligus memberikan wawasan.

Namun, seiring dengan berkembangnya teknologi dan semakin banyaknya pilihan media informasi, peran televisi juga dituntut untuk terus beradaptasi. Masyarakat semakin kritis dalam memilih tayangan yang berkualitas dan mampu memberikan nilai edukasi.

Oleh karena itu, stasiun televisi diharapkan dapat menghadirkan program-program yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat. Dengan tayangan yang bermutu, televisi dapat menjadi sarana edukasi yang efektif bagi penonton dari berbagai usia.

Kredibilitas televisi sangat penting dalam menjalankan fungsinya sebagai penyebar informasi. Penyampaian berita dan informasi melalui televisi harus dilakukan dengan jujur dan sesuai dengan fakta agar masyarakat tidak disesatkan oleh informasi yang salah.

Fenomena berita palsu atau hoaks yang kerap muncul di era digital menuntut media televisi untuk tetap menjaga profesionalisme dan integritas dalam setiap program yang disiarkan.

Dengan segala kelebihannya, televisi tetap menjadi salah satu media utama dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Televisi memiliki kemampuan untuk menyatukan informasi visual dan audio secara real-time, yang tidak dapat disamai oleh banyak media lain.

Kilas Balik Sejarah Televisi Indonesia

Namun, di era digital ini, televisi juga perlu terus berinovasi agar dapat bersaing dengan media-media baru seperti internet dan platform streaming. Meskipun tantangan yang dihadapi semakin besar, televisi tetap memiliki tempat khusus dalam hati masyarakat, menjadi saksi perjalanan bangsa dan berbagai peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.

Melalui televisi, informasi dapat disampaikan dengan cara yang mudah dipahami dan menarik, sehingga mampu mencerdaskan serta memberikan hiburan bagi masyarakat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YP
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.