Indonesia kembali mencatatkan kinerja neraca perdagangan yang positif pada September 2024, dengan surplus sebesar USD 3,26 miliar.
Pencapaian ini lebih tinggi dibandingkan Agustus 2024 yang mencatatkan surplus USD 2,78 miliar. Surplus tersebut terutama didorong oleh sektor nonmigas dengan nilai USD 4,62 miliar, meski sektor migas mengalami defisit sebesar USD 1,36 miliar.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan bahwa pencapaian ini menandai 53 bulan berturut-turut Indonesia membukukan surplus perdagangan sejak Mei 2020. Ia optimistis kinerja perdagangan akan semakin baik di masa mendatang.
“Selain mempertahankan pasar tradisional, pemerintah akan terus memperluas ekspansi ke pasar nontradisional,” ujarnya.
Keberhasilan ini juga tidak lepas dari hasil Trade Expo Indonesia (TEI) 2024 yang membukukan transaksi sebesar USD 22,73 miliar, menunjukkan bahwa produk ekspor Indonesia tetap kompetitif di pasar global.
Indonesia Bisa Wujudkan Swasembada Pangan, Asal Hal-hal Ini Sudah Terpenuhi
Amerika hingga Jepang Jadi Penyumbang Surplus Terbesar
Pada September 2024, negara-negara seperti Amerika Serikat, India, Filipina, Jepang, dan Belanda memberikan kontribusi signifikan terhadap surplus neraca perdagangan. Surplus perdagangan dengan lima negara tersebut masing-masing mencapai:
- Amerika Serikat: USD 1,20 miliar
- India: USD 0,90 miliar
- Filipina: USD 0,78 miliar
- Jepang: USD 0,42 miliar
- Belanda: USD 0,37 miliar
Namun, beberapa negara juga masih menyumbang defisit nonmigas, seperti Tiongkok, Singapura, Australia, Thailand, dan Jerman, dengan total defisit mencapai USD 1,55 miliar.
Prabowo Bentuk Badan Pengelola Investasi Danantara, Apa Fungsi dan Tugasnya?
Kinerja Ekspor Nonmigas dan Potensi Pertumbuhan Ekonomi
Secara kumulatif, sepanjang Januari-September 2024, total nilai ekspor Indonesia mencapai USD 192,85 miliar, naik 0,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Nilai ekspor nonmigas berkontribusi besar dengan total USD 181,15 miliar, tumbuh 0,39 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Zulkifli Hasan menekankan bahwa peningkatan ekspor Indonesia didorong oleh permintaan di pasar-pasar utama seperti Tiongkok, AS, dan Jepang, yang secara total menyerap 43,57 persen ekspor nonmigas nasional.
Ekonomi Tiongkok yang diperkirakan membaik di sisa tahun 2024 juga membuka peluang bagi peningkatan ekspor Indonesia.
Selain itu, beberapa negara dengan peningkatan ekspor tertinggi pada September 2024 antara lain:
- Swiss: Naik 273,91 persen
- Rusia: Naik 43,29 persen
- Brasil: Naik 37,22 persen
- Hong Kong: Naik 35,93 persen
- Belgia: Naik 18,60 persen
Indonesia Meningkatkan Peringkat Kebebasan Ekonomi, Apa Artinya bagi Masa Depan?
Impor Menurun pada September 2024
Sementara itu, pada September 2024, total impor Indonesia tercatat sebesar USD 18,82 miliar, turun 8,91 persen dibandingkan Agustus 2024 (MoM). Penurunan ini terjadi seiring dengan indikator Purchasing Managers’ Index (PMI) Indonesia yang berada di zona kontraktif di level 49,2.
Penurunan impor nonmigas mencapai 9,55 persen, sedangkan impor migas turun 4,53 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Produk impor nonmigas dengan kontraksi terdalam meliputi:
- Bahan bakar mineral (HS 27): Turun 43,98 persen
- Logam mulia dan perhiasan (HS 71): Turun 23,10 persen
- Bahan kimia organik (HS 29): Turun 22,77 persen
Prospek Kinerja Perdagangan Indonesia ke Depan
Dengan tren surplus perdagangan yang berkelanjutan, pemerintah optimistis bisa menjaga momentum ini di sisa tahun 2024.
Strategi diversifikasi pasar, optimalisasi perjanjian perdagangan internasional, dan peningkatan kualitas produk menjadi fokus utama untuk menjaga daya saing Indonesia di pasar global.
Mendag Zulkifli Hasan juga menekankan pentingnya pemanfaatan Trade Expo Indonesia sebagai ajang promosi produk unggulan Indonesia dan perluasan jaringan dagang.
Diharapkan, kinerja perdagangan yang terus membaik ini bisa berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di tahun-tahun mendatang.
Mengintip Spesifikasi MV3 Garuda Limousine, Mobil Kepresidenan Buatan Pindad yang Tangguh
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News