Perubahan iklim telah menjadi salah satu masalah terpenting di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Negara-negara, termasuk Indonesia, berkomitmen untuk mencapai Net Zero Emissions (NZE) target pada tahun 2060.
Tujuannya adalah untuk mengurangi dampak perubahan iklim yang semakin parah dengan menyeimbangkan emisi gas rumah kaca dengan kemampuan alam atau teknologi yang menyerap karbon.
Untuk mencapai tujuan ini, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bertanggung jawab untuk mengelola industri kelapa sawit secara berkelanjutan. Salah satu tujuan utama BPDPKS adalah meningkatkan adopsi biodiesel berbasis minyak kelapa sawit sebagai sumber energi yang ramah lingkungan.
Selain berkontribusi pada pengurangan emisi karbon, program biodiesel ini sangat diterima oleh negara. Dalam artikel ini, BPDPKS akan membahas peran strategisnya dalam mencapai target NZE dan manfaatnya terhadap pendapatan negara.
Peran BPDPKS dalam Mengurangi Emisi dan Mendukung Target NZE
Sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan energi terbarukan. Produksi biodiesel dari minyak sawit adalah salah satu bentuk konkritnya.
Karena menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah, biodiesel dianggap sebagai alternatif bahan bakar fosil yang lebih ramah lingkungan.
Menurut laporan dari International Energy Agency (IEA), industri transportasi bertanggung jawab atas 25% emisi global, dan penggunaan biodiesel dapat membantu mengurangi dampak perubahan iklim.
BPDPKKS bertanggung jawab atas pengelolaan dana perkebunan kelapa sawit, yang sebagian besar digunakan untuk mendukung program biodiesel yang diwajibkan di Indonesia. Setelah dimulai pada tahun 2006, program ini sekarang mencapai pencampuran biodiesel sebesar 35% (B35) ke dalam bahan bakar minyak.
Implementasi tersebut merupakan kemajuan besar bagi Indonesia dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Penelitian dari Institute for Global Environmental Strategies menunjukkan bahwa penggunaan biodiesel sawit dapat mengurangi emisi karbon hingga 50% dibandingkan dengan bahan bakar fosil.
Dengan mengembangkan biodiesel, BPDPKS mendukung komitmen Indonesia dalam Kesepakatan Paris. Dalam kesepakatan ini, Indonesia berjanji untuk menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 29% dengan usaha sendiri dan 41% dengan bantuan internasional pada tahun 2030.
Salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengembangkan biodiesel.
Kontribusi Biodiesel terhadap Penerimaan Negara
Selain menguntungkan lingkungan, pengembangan biodiesel juga menguntungkan ekonomi nasional, terutama setelah adopsi negara. Menurut data dari Kementerian Keuangan, penerimaan negara dari pungutan ekspor produk kelapa sawit pada tahun 2022 mencapai lebih dari Rp50 triliun.
Sebagian besar dana dialokasikan untuk mendukung program yang diperlukan untuk biodiesel. Program keberlanjutan lainnya, seperti meningkatkan kualitas produksi dan perlindungan lingkungan, menerima sisa dana.
Pengurangan impor bahan bakar fosil disebabkan oleh penggunaan biodiesel di dalam negeri. Pada tahun 2021, Indonesia mengimpor sekitar 17 juta kiloliter minyak mentah, menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS).
Semakin banyak program biodiesel dilaksanakan, semakin sedikit impor bahan bakar fosil. Hal ini tidak hanya membuat anggaran negara lebih ringan, tetapi juga mengurangi ketergantungan Indonesia pada sumber energi fosil dari luar negeri.
Selain itu, program biodiesel berdampak positif pada kesejahteraan petani kelapa sawit karena adanya permintaan yang stabil terhadap minyak sawit sebagai bahan baku biodiesel, yang membuat harga kelapa sawit lebih terjamin bagi petani.
Peningkatan pendapatan petani ini berdampak pada peningkatan ekonomi daerah, khususnya di wilayah yang menghasilkan kelapa sawit seperti Sumatrra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Tantangan dan Peluang di Masa Depan
Meskipun inisiatif biodiesel di Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan, masih ada beberapa masalah yang perlu ditangani. Salah satunya adalah peningkatan efisiensi dan kualitas produksi biodiesel.
Untuk mengatasi masalah ini, peningkatan teknologi dan investasi dalam R&D sangat penting. Keberlanjutan industri kelapa sawit juga menjadi perhatian, terutama terkait dengan degradasi dan deforestasi lahan. Oleh karena itu, BPDPKS harus terus berupaya memastikan produksi kelapa sawit dilakukan dengan mematuhi prinsip-prinsip keberlanjutan.
Sebaliknya, ada banyak peluang untuk meningkatkan penggunaan biodiesel di masa depan. Pemerintah Indonesia berniat meningkatkan pencampuran biodiesel menjadi 40% (B40) pada tahun 2025. Jika target ini tercapai, Indonesia akan menjadi salah satu negara yang paling banyak menggunakan biodiesel di dunia, yang tidak hanya membantu mencapai target NZE, tetapi juga meningkatkan penerimaan negara dari sektor kelapa sawit.
Sangat penting bagi BPDPKS untuk mendukung pencapaian target Net Zero Emission, terutama melalui pengembangan biodiesel berbasis minyak kelapa sawit. Program biodiesel tidak hanya mengurangi emisi karbon, tetapi juga meningkatkan penerimaan negara.
BPDPKS diharapkan dapat terus mengoptimalkan perannya dalam mengembangkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan dan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di masa depan, terlepas dari tantangan dan peluang yang ada.
Oleh karena itu, BPDPKS tidak hanya membantu mencapai target NZE, tetapi juga menjadi bagian penting dari ekonomi nasional melalui programnya yang mendukung keberlanjutan dan kemandirian energi.
Sumber:
Badan Pusat Statistik (BPS). (2021). Statistik Impor Minyak Mentah Indonesia. BPS.
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). (2006). Laporan Tahunan BPDPKS: Pengembangan Industri Biodiesel Berkelanjutan. Jakarta: BPDPKS.
Institute for Global Environmental Strategies. (2022). Palm Oil Biodiesel and Carbon Emission Reduction. Tokyo: IGES.
International Energy Agency (IEA). (2020). Transport Sector CO2 Emissions Statistics. Paris: IEA.
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2022). Laporan Penerimaan Negara dari Ekspor Produk Kelapa Sawit. Jakarta: Kementerian Keuangan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News