hype kendaraan listrik meredup perusahaan otomotif pangkas target ev akibat kendala pasar - News | Good News From Indonesia 2024

Hype Kendaraan Listrik Meredup? Perusahaan Otomotif Pangkas Target EV Akibat Kendala Pasar

Hype Kendaraan Listrik Meredup? Perusahaan Otomotif Pangkas Target EV Akibat Kendala Pasar
images info

Toyota, bersama dengan produsen otomotif besar lainnya seperti Volvo, Mercedes-Benz, General Motors, dan Ford, tampaknya sedang mengurangi produksi kendaraan listrik (EV). Langkah ini diambil sebagai respons terhadap penjualan EV yang lebih lambat dari yang diharapkan dalam beberapa tahun terakhir.

Revolusi EV, yang dipimpin oleh perusahaan otomotif besar, telah menyoroti masalah mendasar yang menghambat transformasi industri global. Perbedaan tingkat adopsi EV di berbagai belahan dunia, rantai pasokan yang masih dalam pemulihan pascapandemi, serta tantangan dalam memenuhi permintaan komponen penting seperti litium dan kobalt telah memperumit lanskap industri.

Subsidi pemerintah untuk EV, yang mulai berkurang di beberapa pasar utama di tengah ketidakpastian ekonomi, menambah tantangan lebih lanjut. Sementara itu, kurangnya infrastruktur pengisian daya EV di beberapa wilayah terus menjadi penghalang bagi konsumen untuk beralih ke kendaraan listrik.

Toyota

Toyota berencana untuk mengurangi produksi EV tahun depan, menurunkan targetnya dari 1,5 juta unit pada tahun 2026 menjadi 1 juta. Langkah ini mengikuti keputusan Volvo yang membatalkan tujuannya untuk menjadi produsen otomotif yang sepenuhnya listrik pada tahun 2030.

Meskipun Toyota mengklaim bahwa rencana jangka panjangnya tetap tidak berubah, produsen otomotif global menghadapi tantangan dari pertumbuhan pesat Tesla dan alternatif EV yang lebih murah dari China. Toyota, bersama dengan produsen Jepang lainnya, tetap fokus pada kendaraan hibrida karena ketidakpastian konsumen mengenai jangkauan, harga baterai, dan infrastruktur pengisian daya.

Ford

Pada bulan Agustus, Ford mengurangi investasinya di EV dari 40 persen menjadi 30 persen. Keputusan ini diiringi dengan pembatalan rencana untuk SUV listrik tiga baris besar serta penundaan peluncuran truk pikap listrik, menunjukkan pergeseran fokus perusahaan ke model hibrida.

Raksasa otomotif AS ini tampaknya tengah mengurangi ambisi EV-nya, dengan baru-baru ini mengumumkan pembatalan proyek SUV listrik besar dan penundaan peluncuran truk pikap listriknya.

Volvo

Volvo juga telah membatalkan rencananya untuk menjadi produsen mobil sepenuhnya listrik pada tahun 2030 dan kini menargetkan 90% hingga 100% dari jajaran kendaraannya menjadi sepenuhnya listrik atau plug-in hybrid, dengan sisa 10% berupa mild hybrid.

Perubahan strategi ini disebabkan oleh lambatnya perkembangan infrastruktur pengisian daya, berkurangnya insentif pemerintah, dan tarif baru pada kendaraan listrik. Volvo memperkirakan bahwa pada tahun 2025, 50-60% dari penjualannya akan terdiri dari kendaraan elektrik.

Mercedes-Benz

Mercedes-Benz mengumumkan akan memperpanjang produksi hatchback A-Class (sebuah MPV mini berbahan bakar bensin) hingga tahun 2026 karena kekhawatiran terkait adopsi kendaraan listrik. CEO Ola Källenius menyatakan bahwa perusahaan akan terus memproduksi kendaraan bermesin pembakaran internal hingga dekade berikutnya, karena kesetaraan harga antara kendaraan listrik dan bensin masih jauh dari kenyataan.

Selain itu, Mercedes-Benz memperkirakan penjualan kendaraan listrik, termasuk hybrid, akan mencapai hingga 50% dari total penjualan pada tahun 2030, lima tahun lebih lambat dari perkiraan sebelumnya. Perusahaan juga memperlambat rencana ekspansi kapasitas sel baterai.

General Motors

Pada bulan Juni, General Motors (GM) menurunkan perkiraan produksi kendaraan listriknya untuk tahun 2024. Sebelumnya, GM menargetkan memproduksi 400.000 unit per tahun pada akhir 2023, tetapi target ini diundur ke awal 2024 dan kemudian direvisi menjadi 200.000 hingga 250.000 unit pada akhir tahun ini akibat permintaan yang lebih rendah dari perkiraan.

Selain itu, GM mengubah strateginya dengan memperkenalkan kembali kendaraan plug-in hybrid (PHEV) ke pasar Amerika Utara setelah sebelumnya berencana untuk langsung beralih dari kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE) ke kendaraan listrik baterai (BEV).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

DP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.