mengapa satu hari tidak selalu 24 jam di bumi - News | Good News From Indonesia 2024

Mengapa Satu Hari Tidak Selalu 24 Jam di Bumi?

Mengapa Satu Hari Tidak Selalu 24 Jam di Bumi?
images info

Satu hari di Bumi sering kita anggap sebagai 24 jam penuh. Namun, sebenarnya, waktu satu hari ini tidak selalu sama persis. Ada beberapa faktor yang membuat lamanya satu hari sedikit bervariasi. Bagi sebagian besar orang, perbedaan ini mungkin tidak terlalu terasa, tetapi para ilmuwan telah mempelajari perubahan kecil ini dengan sangat teliti.

Yuk, kita lihat hal-hal apa saja yang mempengaruhi panjangnya hari di Bumi dan mengapa ini penting untuk dipahami!

Bumi Tidak Berputar Persis 24 Jam

Banyak dari kita mungkin terkejut mendengar bahwa satu hari di Bumi tidak selalu persis 24 jam. Meskipun waktu yang berbeda ini sangat kecil—hanya perbedaan dalam hitungan milidetik—rotasi Bumi terus berubah seiring waktu.

Menariknya, miliaran tahun lalu, panjang satu hari di Bumi hanya sekitar 19 jam! Seiring berjalannya waktu, kekuatan pasang surut Bulan menyebabkan perlambatan rotasi Bumi dan menambah sekitar 2,3 milidetik setiap abad.

Namun, ada beberapa faktor lain yang ikut mempengaruhi lamanya satu hari di Bumi, seperti aktivitas seismik (gempa bumi), pergerakan es di kutub, dan aliran arus laut. Faktor-faktor ini menyebabkan perubahan kecil dalam kecepatan rotasi Bumi. Misalnya, ketika es dari kutub bergerak atau mencair, distribusi massa di Bumi berubah.

Hal ini bisa membuat rotasi Bumi sedikit lebih cepat, seperti halnya seorang skater yang memutar lebih cepat saat menarik tangannya ke dalam. Jadi, meskipun secara umum satu hari tampak memiliki waktu yang sama, sebenarnya ada perubahan kecil yang terus terjadi dalam hitungan milidetik.

Gerakan Kutub dan Pengaruhnya

Kawan GNFI, ada satu hal menarik lainnya yang sering diabaikan, yaitu bahwa poros rotasi Bumi tidak selalu tetap. Faktanya, kutub rotasi Bumi bergerak di permukaan Bumi dengan jalur setengah lingkaran setiap tahun.

Fenomena ini dikenal sebagai polar motion atau gerakan kutub. Penyebabnya cukup kompleks, tetapi di antaranya adalah fenomena glacial rebound (pengangkatan kembali permukaan tanah setelah es mencair), aliran panas di mantel bumi, dan hilangnya massa es di Greenland.

Pergerakan kutub ini dapat menyebabkan perubahan panjang hari dalam berbagai skala waktu, mulai dari musim hingga ribuan tahun. Meski begitu, perubahannya sangat kecil, hanya dalam hitungan milidetik, dan sering kali penyebab pastinya belum sepenuhnya dipahami oleh ilmuwan.

Pengangkatan Gletser

Saat zaman es terakhir, permukaan Bumi di bawah es mengalami penekanan. Setelah es mencair, tanah mulai kembali ke posisi semula. Ini menyebabkan perubahan distribusi massa yang berdampak pada rotasi Bumi.

Proses tersebut dikenal sebagai glacial rebound. Meski pencairan es besar-besaran terakhir terjadi sekitar 12.000 tahun lalu, kawasan seperti Greenland dan Antartika kini sedang mengalami pencairan es yang signifikan, yang juga menyebabkan pengangkatan tanah secara perlahan.

Penyebab Perubahan Panjang Hari

Gambar es pada kutub yang mulai mencair
Es yang mencair menjadi salah satu penyebab perubahan pada panjang hari | Foto: Pexels (Aliona & Pasha)

1. Glacial rebound

Proses ini terjadi saat pencairan es yang menekan tanah, lalu membuatnya kembali terangkat ke posisi semula, dan berdampak pada rotasi Bumi.

2. Aliran panas di mantel bumi

Pergerakan material panas yang naik dan mendingin di mantel Bumi dapat mengubah distribusi massa yang memengaruhi rotasi planet.

3. Hilangnya massa es di Greenland

Pencairan es yang signifikan di Greenland menyebabkan hilangnya massa yang berpengaruh pada rotasi Bumi. Ketika massa es ini berkurang, dampaknya dapat menyebabkan perubahan dalam keseimbangan rotasi planet kita.

4. Aktivitas seismik

Aktivitas seismik seperti gempa bumi besar dapat memindahkan massa Bumi dengan cepat, yang berdampak pada poros rotasi planet. Gempa bumi ini menggeser massa di dalam Bumi, yang dapat mempercepat atau memperlambat rotasi secara tiba-tiba.

5. Perubahan atmosfer dan lautan

Angin kencang dan pergerakan air di lautan berkontribusi pada variasi musiman dalam panjang hari. Ketika angin dan arus laut berubah, ini dapat mempengaruhi distribusi massa dan pada gilirannya, rotasi Bumi.

Bagaimana Para Ilmuwan Mengukurnya?

Mungkin Kawan GNFI bertanya-tanya, bagaimana para ilmuwan bisa mengukur perubahan yang begitu kecil dalam panjang hari?

Jawabannya adalah melalui serangkaian teknologi canggih yang saling berkolaborasi di seluruh dunia. Mereka menggunakan teleskop berbasis darat, satelit, serta berbagai sistem penentuan posisi global untuk menghitung perubahan posisi Bumi.

Pengukuran ini memungkinkan mereka membuat kerangka referensi untuk posisi Bumi, baik berdasarkan bintang (Celestial Reference Frame) maupun permukaan Bumi (Terrestrial Reference Frame).

Dengan alat-alat tersebut, para ilmuwan dapat memonitor perubahan panjang hari, menentukan penyebabnya, dan memodelkan proses yang memengaruhinya.

Misalnya, para ilmuwan dapat melacak bagaimana hilangnya massa es di Greenland berdampak pada rotasi Bumi, atau bagaimana gempa besar mengubah keseimbangan planet kita.

Mengapa Hal ini Penting untuk Dipelajari?

Mengetahui bahwa panjang hari di Bumi tidak selalu 24 jam mungkin terdengar sederhana, tetapi dampaknya sangat penting. Informasi ini membantu ilmuwan memahami lebih dalam tentang sistem Bumi, termasuk interiornya.

Dengan data tersebut, mereka bisa membuat model yang lebih akurat mengenai lautan, atmosfer, dan bahkan memprediksi cuaca dengan lebih baik. Lebih dari itu, dengan memahami variasi ini, kita juga bisa melihat bagaimana aktivitas manusia mempengaruhi planet kita.

Kawan GNFI, studi tentang perubahan kecil dalam kecepatan rotasi Bumi ini tidak hanya memberikan wawasan baru tentang planet kita. Namun, juga membantu kita memahami lebih baik bagaimana proses-proses alami dan aktivitas manusia mempengaruhi Bumi. Dengan memahami lebih dalam, kita bisa lebih waspada dan bijak dalam menjaga keseimbangan planet yang kita tinggali ini.

Pengaruh Manusia pada Perubahan Rotasi

Selain faktor alam, aktivitas manusia juga ikut mempengaruhi panjang hari di Bumi. Salah satu contohnya adalah pengambilan air tanah secara besar-besaran, terutama di wilayah lintang menengah, yang menyebabkan pergeseran sumbu Bumi hingga sekitar 31,5 inci.

Ketika air dari wilayah tropis dan lintang menengah dipindahkan ke kutub, rotasi Bumi menjadi lebih cepat, mirip dengan pergerakan seorang penari balet yang menarik tangan ke dalam untuk mempercepat putarannya.

Perubahan kecil ini mungkin tampak tidak signifikan. Namun, dalam skala besar, mereka dapat berdampak pada ekosistem dan cuaca di berbagai belahan dunia. Ini adalah salah satu alasan mengapa kita harus lebih peduli terhadap aktivitas yang dapat mempengaruhi keseimbangan Bumi.

Panjang hari di Bumi mungkin tampak sederhana, tapi sebenarnya sangat dipengaruhi oleh banyak faktor—mulai dari proses alami hingga aktivitas manusia.

Dengan memahami lebih baik bagaimana Bumi berputar dan berubah, kita dapat lebih bijak dalam menjaga lingkungan dan planet yang kita tinggali ini.

Kawan GNFI, mari terus belajar tentang dunia kita dan bagaimana kita bisa menjaga keseimbangannya!

 

Sumber artikel:

  1. https://langitselatan.com/2013/06/19/berapa-lamakah-satu-hari-di-bumi/
  2. https://www.earthscope.org/news/a-day-is-not-always-24-hours-how-earths-shifting-systems-cause-day-length-variation/d

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.