mengungkap simbol dan makna ayam panggang dalam kearifan lokal tradisional jawa - News | Good News From Indonesia 2024

Ungkap Simbol dan Makna Ayam Panggang dalam Kearifan Lokal Tradisional Jawa

Ungkap Simbol dan Makna Ayam Panggang dalam Kearifan Lokal Tradisional Jawa
images info

Bagi masyarakat umum, ayam panggang atau ayam bakar ini merupakan salah satu santapan lezat yang dapat dinikmati setiap harinya. Namun, bagi sebagian masyarakat Jawa, ayam panggang menyimpan simbol dan maknanya tersendiri dalam pelaksanaan tradisi dan kearifan lokal mereka.

Kawan GNFI ingin tahu apa simbol dan makna yang terkandung dalam ayam panggang? Simak penjelasan di bawah ini!

Masyarakat Jawa dikenal sebagai masyarakat yang masih memegang teguh kebudayaan yang berasal dari ajaran tradisional mereka, seperti Kejawen. Kebudayaan menjadi pandangan dan pedoman hidup bagi masyarakat.

Ini berkaitan dengan perilaku, kepercayaan, nilai, dan norma yang terbentuk secara alamiah dari kebiasaan yang diwariskan melalui proses komunikasi dan interaksi. Salah satu sarana dalam proses komunikasi dan interaksi diwujudkan dalam sistem simbol.

Beberapa Ajaran Sunan Kalijaga yang Terkenal, dari Kejawen hingga Tentang Makrifat

Simbol merupakan cara pengenalan religius yang dipakai dalam upacara, perayaan, atau festival keagamaan. Lambang ini menunjukan adanya karakteristik yang unik dan spesifik pada suatu kebudayaan masyarakat yang membedakan dengan kebudayaan masyarakat lainnya.

Simbol berfungsi untuk menyuarakan pesan yang berkaitan dengan pandangan hidup suatu masyarakat yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh adanya upacara tersebut.

Bagi masyarakat umum, ayam panggang mungkin hanya dianggap sebagai makanan sehari-hari mereka.

Namun, untuk kepercayaan masyarakat Jawa, mereka menggunakan ayam panggang sebagai sarana mereka dalam memanjatkan doa kepada Tuhan. Dengan adanya 'medium; ini, harapannya segala hal yang mereka panjatkan akan segera cepat terkabul.

Ayam panggang juga dipercaya sebagai simbol atas rasa syukur mereka atas rezeki dan keselamatan yang telah diberikan oleh Tuhan dan leluhur-leluhur. Ayam panggang ini dijadikan penghubung antara masyarakat dengan Tuhan serta leluhur mereka dengan segala tujuan dan doa baik yang mereka panjatkan. Sebagai contoh, diberikan keberkahan atau terhindar dari segala musibah.

Tradisi yang menggunakan 'medium' ini biasa dilakukan dalam upacara atau tradisi, mulai dari saat upacara tradisi Malam Satu Suro, Maulid Nabi, Sadranan, Tradisi Poso, dan sebagainya.

Penganut Islam Aboge dan Kejawen di Banyumas Rayakan Idulfitri Hari Ini

Sebelum dimulai prosesi acara tersebut, ayam panggang dikumpulkan, dicacah, atau disuwir menjadi beberapa bagian kecil. Kemudian, diletakkan di tengah orang yang duduk berkelompok mengelilingi makanan dan sesajian lain yang tersedia.

Meskipun banyak masyarakat yang sudah mulai meninggalkan kepercayaan ini, mereka yang masih mempertahankan kearifan lokal percaya akan adanya manfaat yang didapatkan. Itu sekaligus sebagai wujud penghormatan terhadap leluhur yang dipercaya hidup di sekeliling mereka.

 

Referensi:

  • Andromeda, Lutfiyanti (2017). Lembu Dalam Perspektif Umat Hindu di Pura Penataran Luhur Medang Kamulan Gresik. Undergraduate thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya.
  • Eliade, Mircea (2002). SAKRAL DAN PROFAN: Menyingkap Hakikat Agama (Penerjemah: Nuwanto). Fajar Pustaka Baru: Yogyakarta.
  • Hendro, E. P (2020). Simbol: Arti, Fungsi, dan Implikasi Metodologisnya. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi Vol. 3 No. 2 Hal. 158-165.
  • Penelitian Lapangan di Desa Kedungmulyo, Kecamatan Kemusu, Kabupaten Boyolali pada tahun 2023.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.