Tantrum merupakan sebuah bentuk ledakan emosi, biasanya dikaitkan dengan anak-anak atau orang-orang dalam kesulitan emosional. Ekspresi ini ditandai dengan sikap keras kepala, menangis, menjerit, berteriak, pembangkangan, mengomel marah, atau resistensi terhadap upaya untuk menenangkan dan, bahkan beberapa kasus, kekerasan.
Tantrum bisa terjadi kapan saja. Untuk mengatasinya, Kawan perlu menyesuaikan dengan kondisi si Kecil. Misalnya, untuk mengatasi anak tantrum di tempat umum, Kawan GNFI mungkin perlu membawa barang kesukaannya saat bepergian agar ia lebih tenang.
Namun, mengatasi tantrum anak bisa menjadi tugas yang menantang. Namun, ada beberapa strategi yang dapat membantu Kawan sebagai orang tua ketika mengelola situasi tersebut. Berikut adalah beberapa tips yang mungkin berguna:
Pertahankan Tenang
Cobalah untuk tetap tenang dan tidak merespon secara emosional terhadap tantrum anak. Memberikan respons yang tenang dapat membantu menenangkan anak. Di sini, Kawan juga harus bisa mengontrol diri ketika menghadapi kondisi anak yang sedang tantrum untuk menghindari hal - hal buruk terjadi.
Bahas Isu Parenting, Film Karya Mahasiswa UNEJ Tuai Apresiasi
Apapun yang terjadi, jadilah 'air' ketika anak sedang berada di fase emosional. Karena ketika anak sedang dalam kondisi itu, mereka hanya ingin diperhatikan dan dimengerti dengan seksama. Maka, berikanlah perhatian yang penuh dengan kasih sayang. Dengan demikian, kondisi tantrum anak bisa menjadi stabil.
Berikan Perhatian
Berikan perhatian saat anak merasa frustrasi atau kesal. Terkadang, anak mungkin mencari perhatian atau ingin merasa didengar. Sebagai orang tua, perhatian pada anak harus diberikan kapan saja.
Mendewasakan diri sebagai orang tua berarti mendewasakan anak ketika masa tumbuh kembangnya. Tantrum bisa melelahkan bagi setiap orang tua. Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita harus selalu siap menghadapi tantrumnya anak dengan tidak memperpanjang kondisinya. Bisa jadi, tantrum tersebut merupakan cara anak untuk berekspresi.
Beri Batas Waktu
Jika mungkin, berikan anak batas waktu untuk mengekspresikan emosinya. Karena pada dasarnya, tantrum bisa menjadi salah satu cara bagi anak untuk mengekspresikan sesuatu. Setelah itu, ajak dia untuk berbicara tentang perasaannya.
Menahan ekspresi anak bisa berdampak buruk pada pembentukan karakter yang berdampak hingga mereka dewasa. Setelah anak tenang, bicaralah dengannya. Ajak dia untuk menyampaikan perasaannya dan diskusikan cara-cara untuk menangani situasi yang membuatnya frustrasi.
Enam Sekolah di Ogan Ilir Mengadakan Parenting "Mendidik Anak Cerdas Literasi"
Hindari Hukuman Fisik
Hindari menggunakan hukuman fisik sebagai respons terhadap tantrum. Ini tidak hanya tidak efektif, tetapi juga dapat merugikan hubungan orang tua dan anak.
Kawan GNFI bisa mengajak anak untuk mencari solusi bersama-sama. Hal ini dapat memberinya rasa tanggung jawab dan membantu mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Hukuman fisik bisa membuat cedera dan menyakitinya.
Ingatlah bahwa setiap anak unik dan strategi yang efektif dapat bervariasi. Pastikan aturan dan batasan tetap konsisten. Anak akan merasa lebih aman dan terdorong untuk mengendalikan emosinya jika dia tahu apa yang diharapkan darinya. Dengan mencoba berbagai pendekatan, Kawan GNFI dapat menemukan cara yang paling sesuai dengan karakter dan kebutuhan anak.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News