belajar mengelola arsip seni rupa di indonesian visual art archive - News | Good News From Indonesia 2024

Belajar Mengelola Arsip Seni Rupa di Indonesian Visual Art Archive

Belajar Mengelola Arsip Seni Rupa di Indonesian Visual Art Archive
images info

Seni rupa Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan ekosistem yang berkembang hingga saat ini. Hal tersebut membuat seni rupa Indonesia penting untuk diarsipkan. Di Yogyakarta terdapat sebuah organisasi yang mendedikasikan dirinya untuk arsip seni rupa Indonesia, dan Kawan GNFI berkesempatan untuk belajar langsung dari organisasi tersebut.

“Indonesian Visual Art Archive” namanya, atau dikenal juga sebagai “IVAA,” sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Yogyakarta, Indonesia. Didirikan pada April 2007 setelah berkembang dari “Yayasan Seni Cemeti” (1995-2007), IVAA bergerak di bidang pengarsipan, pengelolaan arsip, fasilitasi penelitian, dan edukasi, terutama dalam lingkup seni rupa Indonesia. Selain dengan pekerjaan harian, bidang-bidang tersebut juga dijalankan dengan berbagai program publik.

Salah satu program yang diselenggarakan oleh IVAA untuk publik adalah program magang. Program magang IVAA diselenggarakan setiap tiga bulan dan bertempat di kantor IVAA di Yogyakarta, atau yang disebut sebagai “Rumah IVAA”. Meski bertempat di Yogyakarta, program ini terbuka untuk masyarakat dari seluruh Indonesia. Tidak sedikit pendaftar yang berasal dari luar Yogyakarta, seperti Bandung, Banten, dan lain sebagainya.

Pada periode April-Juni 2024 lalu, penulis berkesempatan untuk mengikuti program magang IVAA, dan menurut penulis model magang yang diusung IVAA memiliki keunikan tersendiri. Program magang ini sifatnya tanpa upah, sehingga sebagai gantinya IVAA memberikan kelonggaran pada pemagang menyangkut waktu masuk dan tugas.

IVAA memberikan kebebasan pada para pemagang untuk mengeksplorasi dan mempelajari berbagai praktik kearsipan yang dilakukan oleh IVAA. Pemagang dibagi menjadi beberapa divisi untuk mengerjakan bidang-bidang spesifik, seperti dokumentasi, pengelolaan perpustakaan, dan lain sebagainya.

Meski begitu, para pemagang dibebaskan untuk ikut mengerjakan tugas divisi lain. Pemagang juga diberi kesempatan untuk mempertimbangkan hal yang perlu diperbaiki menyangkut model kerja selama periode magang.

Selain dengan tugas-tugas harian, IVAA juga memberikan edukasi kepada para pemagang melalui lokakarya-lokakarya dan kelas-kelas kecil dengan tema tertentu, seperti lokakarya penulisan, lokakarya pembuatan konten, kelas kearsipan, dan lain sebagainya. Tak jarang juga staff IVAA ikut belajar dari narasumber lokakarya-lokakarya atau kelas-kelas tersebut, hampir tidak ada kesenjangan antara staff dan pemagang di IVAA.

Elvin, seorang pemagang IVAA periode Juli-September 2024, menyatakan dalam wawancara pada Kamis, 19 September 2024 bahwa model magang di IVAA cenderung fluid, pemagang tidak dibatasi hanya pada divisi masing-masing dan bebas mempelajari berbagai hal. Pada hari biasa ia dibebaskan untuk mengerjakan apapun, hanya pada saat pelaksanaan program saja pemagang diberi tugas yang spesifik. Elvin merasa bahwa IVAA tidak membatasinya untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan baginya.

Lingkup kerja IVAA banyak bersinggungan dengan berbagai elemen di dunia seni, seperti seniman, pengajar, komunitas, dan lain sebagainya. Dengan begitu, di samping pengetahuan dan keterampilan, relasi juga menjadi salah satu benefit penting yang didapatkan oleh pemagang. Elvin bercerita pada penulis bahwa ia menemukan satu hal menarik selama magang di IVAA.

Sebagai pemagang IVAA, ia dapat lebih melihat sisi manusiawi dari seniman. Tak sedikit seniman, baik individu maupun kolektif, datang ke IVAA untuk sekadar bercengkrama atau nongkrong, sehingga ia merasa lebih luwes untuk membangun relasi dengan seniman-seniman tersebut.

Melalui program magang, IVAA menciptakan sarana pembelajaran alternatif praktik kearsipan seni rupa dan hal-hal di antaranya yang dapat diakses oleh lingkup masyarakat yang lebih luas. Dengan begitu, tidak hanya mendemokratisasi pengetahuan, IVAA juga secara simultan melestarikan laku kearsipan seni rupa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MW
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.