langkah nyata dunia fashion untuk revolusi industri tekstil indonesia melalui solusi sirkular - News | Good News From Indonesia 2024

Langkah Nyata Dunia Fashion untuk Revolusi Industri Tekstil Indonesia Melalui Solusi Sirkular

Langkah Nyata Dunia Fashion untuk Revolusi Industri Tekstil Indonesia Melalui Solusi Sirkular
images info

Global Fashion Agenda (GFA) meresmikan Circular Fashion Partnership: Indonesia dalam acara di Hotel Alia SCBD, Jakarta, Kamis (3/10/2024). Hal ini merupakan nisiatif baru yang bertujuan untuk mendukung pemangku kepentingan dalam pembinaan industri tekstil sirkular di Indonesia. 

Kemitraan ini berkolaborasi dengan Rantai Tekstil Lestari (RTL) Indonesia, yang didukung oleh mitra implementasi yaitu Reverse Resources, Closed Loop Fashion, dan Circle Economy Foundation, dan dibiayai oleh H&M Foundation dan kontribusi dari sektor swasta. 

Para organisasi ini memanggil partisipasi dari brands, produsen, pengelola limbah, pendaur ulang, dan pemerintah untuk berpartisipasi dalam program aksi kolektif untuk menghasilkan dampak dalam skala besar.

Circular Fashion Partnership Indonesia adalah inisiatif lintas sektor yang bertujuan mengembangkan sistem sirkular fesyen dengan mengumpulkan dan mendaur ulang limbah tekstil pasca-industri. 

Nilai Ekspor Industri Tekstil Tembus 350 Ribu USD

Dengan meningkatkan ketersediaan material daur ulang, program ini bermaksud untuk mengurangi penggunaan sumber daya. Program ini mempertemukan brands global, produsen lokal, pengelola limbah, dan pendaur ulang melalui kelompok diskusi dan sesi-sesi pelatihan. 

Upaya kolaboratif ini mempromosikan best practices, yang memungkinkan peserta untuk memandu pemangku kepentingan industri lainnya tentang prinsip-prinsip ekonomi sirkular, yang mendorong penerapan praktik berkelanjutan di seluruh industri fesyen Indonesia.

“Sirkularitas bukan sekadar mendaur ulang suatu produk. Benar-benar ada upaya untuk melihat keseluruhan sistem dan menyatukan semua aktor yang berbeda untuk merancang ulang apa arti industri fashion. Di GFA, kami berpendapat bahwa perspektif dan peran produsen dan kawasan manufaktur perlu ditingkatkan dalam dialog ekonomi sirkular global. Dan itulah salah satu alasan kami hadir di sini hari ini, untuk berdiskusi dengan mitra lokal kami bahwa manufaktur tekstil dan pakaian jadi sangat penting untuk mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan keterampilan alur kerja, serta kepatuhan terhadap mandat ekonomi sirkular dan lingkungan yang sedang berkembang, jelas Holly Syrett, VP Impact Programmes & Sustainability.

Pertemukan 100 ahli

RTL sebagai Project National Lead, akan memastikan program ini disesuaikan dengan konteks lokal, yaitu melibatkan dan menguntungkan seluruh pemangku kepentingan lokal, sesuai dengan strategi pemerintah, dan terhubung dengan lembaga yang tepat untuk menjembatani kesenjangan kebijakan.

Acara peluncuran “Membangun Sistem Tekstil Sirkular di Indonesia” mempertemukan lebih dari 100 ahli dan pemangku kepentingan untuk mendiskusikan best practices dalam mengelola limbah testil, yang memastikan traceability (ketertelusuran) dan peningkatan kemampuan daur ulang domestik. 

Para pembicara yang berasal dari Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Perindustrian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kedutaan Besar Denmark, brands ternama seperti H&M dan Adidas, dan produsen global terkemuka Indorama.

Industri Tekstil Makin Moncer Berkat Ekspor di Triwulan Pertama 2024

Mereka akan membagikan pandangan mereka terhadap masa depan pengelolaan limbah tekstil di Indonesia, dengan menyoroti ambisi nasional untuk sirkularitas, tantangan pengelolaan limbah tekstil, dan inisiatif untuk mendorong kolaborasi komersial sirkular. 

Pada acara tersebut, the Circularity Game - platform e-learning yang digamifikasi untuk pengalaman pembelajaran, yang diluncurkan secara khusus pada tekstil sirkular di Indonesia.

“Kita tidak bermimpi untuk sesuatu yang besar, tetapi kita menuju mimpi bersama. Jangan sampai kita menjadi bagian dari manusia yang mendestabilitasi planet kita, karena planet kita tidak akan membunuh lingkungan kita terlebih dahulu, melakinkan kita. Ini bukan bicara ngumpul ngumpul soal sustainable, ini benar-benar terjadi. Coba bawa ilmuwan kesini, pasti mereka akan berbicara tentang apa yang mereka khawatirkan. Kadang-kadang kami di RTL mengalami kesulitan untuk menjelaskan kenapa kita harus berbicara tentang sustainable, kenapa kita harus menghentikan bisnis linier atau business as usual. Menurut saya, mari bergabung bersama kami teman-teman manufaktur, universitas, akademisi, media, dan juga fashion designers, karena ini adalah masa depan semua orang” ujar Basrie Kamba, Ketua Umum RTL.

Dukungan industri

Proyek ini merupakan bagian dari Global Circular Fashion Forum (GCFF), yang mempromosikan aksi global dan lokal untuk meningkatkan daur ulang limbah pasca-industri di negara manufaktur seperti Bangladesh, Kamboja, dan Vietnam.

Circular Fashion Partnership Indonesia dibangun berdasarkan keberhasilan Circular Fashion Partnership Bangladesh, yang dimulai pada tahun 2020 dan saat ini telah mencakup program percontohan untuk BESTSELLER Switch to Upstream Circularity milik UNIDO. 

Di Bangladesh, lebih dari 80 pabrik dilatih untuk memisahkan limbah tekstil di masing-masing pabrik dan menelusuri secara digital aliran material untuk solusi daur ulang. Hingga Juli 2024, platform Reverse Resources dapat menelusuri lebih dari 21.000 ton limbah (setara dengan sekitar 116 juta kaos), yang menghemat sekitar 140.062 ton emisi CO2. Selain itu, tujuh brands global dan 77 produsen berkomitmen untuk upaya daur ulang. 

Produk Tekstil Lokal Raup Potensi Transaksi Rp312 Miliar di Paris

“Secara internal, kita menetapkan agenda kita, apa yang kita mau, ambisi kita, tetapi ini bukan hanya permasalahan satu Perusahaan, kita perlu perubahan yang sistematis di industri ini. Sehingga, bekerjasama dengan pemerintah, pemangku kepentingan, pemasok produksi memang meruapakan kunci, namun game changer-nya adalah teknologi. Itu lah mengapa H&M Group senang untuk mengikutsertakan dan berinvestasi dalam teknologi inovatif”. kata Anya Sapphira, Sustainability and Public Affair Manager, H&M Production Office Indonesia 

Dengan menggunakan pembelajaran dan strategi yang berhasil dari Circular Fashion Partnership Bangladesh, sembari beradaptasi dengan karakteristik unik dan konteks lokal Indonesia, Circular Fashion Partnership Indonesia bermaksud mereplikasi dan mengembangkan pencapaian ini untuk menciptakan ekonomi sirkular tekstil. 

Dengan rantai pasokan vertikal yang canggih dan besarnya jumlah bahan baku yang dapat didaur ulang, Indonesia siap menjadi pemimpin dalam daur ulang tekstil - Reverse Resources memperkirakan bahwa Indonesia menghasilkan 874 kiloton limbah tekstil yang dapat didaur ulang setiap tahunnya.

Lebih jauh lagi, kebijakan Indonesia telah menyediakan kerangka kerja yang kondusif untuk mempromosikan manufaktur pakaian sirkular, yang didukung dengan adanya Peta Jalan menuju 2050 (Roadmap to 2050)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.