ini 4 macam dialek madura yang perlu kawan ketahui - News | Good News From Indonesia 2024

Ini 4 Macam Dialek Madura yang Perlu Kawan Ketahui!

Ini 4 Macam Dialek Madura yang Perlu Kawan Ketahui!
images info

Kawan harus tahu, nih! Kalau Madura juga punya dialek yang berbeda-beda di setiap wilayahnya! Dialek ini terbagi menjadi 4 macam, lho! 

Diantara nya dialek Bangkalan, Pamekasan, Kangean, hingga Sumenep! Wah, apa ya, perbedaannya? Yuk, simak 4 macam dialek madura yang perlu Kawan ketahui!

1. Dialek Bangkalan

Dialek Bangkalan merupakan salah satu dari empat dialek bahasa Madura yang terdapat di Madura, Jawa Timur, Indonesia.

Baca Juga:
Bawean, Pulau Kecil yang Punya Beragam Dialek Bahasa

Berikut beberapa karakteristik dan perbedaan dialek Bangkalan:

Penggunaan Kata:

- Kata "lo'" berarti 'tidak': Dalam dialek Bangkalan, "lo'" digunakan untuk menyatakan "tidak," sedangkan dalam dialek Pamekasan dan Sumenep, digunakan kata "ta'."

- Kata "kakèh" untuk 'kamu': Dialek Bangkalan menggunakan "kakèh" untuk merujuk pada "kamu," sementara dialek Pamekasan dan Sumenep memakai "bâ'na" atau "bâ'en."

Perbedaan Pengucapan:

- Kata "jârèya" untuk 'itu': Diucapkan sebagai "jriyâ" dalam dialek Bangkalan.

- Kata "bâriyâ" untuk 'begini': Diucapkan sebagai "briyâ" dalam dialek Bangkalan.

- Kata "bhâlimbhing" untuk 'belimbing': Diucapkan sebagai "blimbhing" dalam dialek Bangkalan.

Ritme Pengucapan:

- Ritme Cepat: Pengucapan dalam dialek Bangkalan cenderung lebih cepat dibandingkan dialek Sumenep dan Pamekasan.

Perbedaan Morfologi:

- Kata "bârâmpa" untuk 'berapa': Diucapkan dengan pengurangan menjadi "brâmpa."

Dialek Bangkalan memiliki ciri khas unik yang membedakannya dari dialek lain di Madura seperti Pamekasan, Sumenep, dan Kangean.

Ciri khas dari dialek Bangkalan terlihat dari pengucapan yang lebih cepat serta beberapa kata yang mengalami reduksi, seperti "brâmpa" dari "bârâmpa" dan "jriyâ" dari "jârèya.”

Contoh Kalimat: "Lo' senneng ka' kera?," yang berarti, "Tidak suka pada monyet?"

"Lo'" digunakan untuk kata "tidak," dalam dialek lain mungkin akan menggunakan "ta'."

Baca Juga:
Serupa Tapi Tak Sama! Ini Dia Perbedaan Sate Padang dengan Sate Madura

2. Dialek Pamekasan

Dialek Pamekasan, salah satu dari empat dialek bahasa Madura, digunakan di Kabupaten Pamekasan.

Ciri-ciri utamanya meliputi:

  • Penggunaan Kata: Kata "ta'" untuk 'tidak' dan "bâ'na" atau "bâ'en" untuk 'kamu' menjadi penanda utama.
  • Pengucapan: Dialek ini memiliki pelafalan yang lebih jelas dan sesuai dengan ejaan, tanpa pengurangan bunyi vokal pada setiap suku kata.
  • Variasi Sosial: Gaya berbicara bervariasi antara masyarakat perkotaan yang lebih modern dan masyarakat pedesaan yang lebih tradisional.

Dialek ini mencerminkan kekayaan budaya serta cara berkomunikasi masyarakat Madura.

Ciri khas dari dialek Pamekasan adalah pelafalan yang lebih jelas dan sesuai dengan ejaan, tanpa ada pengurangan bunyi vokal pada suku kata, berbeda dengan beberapa dialek lain di Madura.

Contoh kalimat: "Ta' senneng bâna ka' kera?," yang berarti, "Apakah kamu tidak suka pada monyet?"

"Ta'" digunakan untuk kata "tidak," dan "bâna" berarti "kamu."

3. Dialek Sumenep

Dialek Sumenep merupakan salah satu dari empat dialek bahasa Madura dan memiliki beberapa ciri khas, antara lain:

  • Gramatika: Dialek Sumenep dianggap sebagai yang paling sesuai dengan aturan gramatika bahasa Madura, menjadikannya sebagai acuan standar.
  • Pengucapan: Intonasi pada suku kata akhir cenderung lebih panjang dibandingkan dialek lain seperti Bangkalan dan Pamekasan.
  • Penggunaan: Dialek ini tidak hanya dituturkan di Sumenep, tetapi juga di wilayah-wilayah sekitar seperti Lumajang dan Probolinggo.
  • Kekayaan Bahasa: Dialek ini menunjukkan variasi dalam pilihan kata dan pelafalan, yang mencerminkan kekayaan budaya masyarakatnya.

Contoh Kalimat: "Ta' bâna senneng ka' kera?," yang berarti, "Apakah kamu tidak suka pada monyet?"

"Ta'" digunakan untuk kata "tidak," dan "bâna" berarti "kamu."

Baca Juga:
Kota Pamekasan dan Keunikannya sebagai Kota Administratif Madura

4. Dialek Kangean

Dialek Kangean adalah salah satu varian bahasa Madura yang digunakan di Pulau Kangean dan sekitarnya. Ciri-cirinya antara lain:

  • Penggunaan Kata: Memiliki variasi dalam kosakata, seperti "ako" untuk 'saya' dan "loghur" untuk 'jatuh', yang berbeda dari dialek lain yang memakai "engko’" dan "ghagghar."
  • Pengucapan: Dialek ini ditandai dengan ritme bicara yang cepat serta penekanan pada suku kata, misalnya "baramma" untuk 'bagaimana.'
  • Variasi Dialektal: Dialek ini terbagi menjadi varian darat dan pesisir, dengan sub-dialek seperti Duko, Dandung, dan Sapeken.

Dialek Kangean menggambarkan kekayaan budaya dan sejarah masyarakat Madura.

Dialek Kangean dikenal dengan ritme bicara yang lebih cepat dan penekanan pada suku kata tertentu, serta variasi kata yang unik dibandingkan dengan dialek Madura lainnya.

Contoh kalimat: "Ako ta' senneng ka' kera?," yang berarti, "Apakah saya tidak suka pada monyet?"

"Ako" digunakan untuk "saya" dalam dialek Kangean, berbeda dengan "engko'" dalam dialek lain.

Seru, kan, belajar dialek? Ayo lestarikan budaya bahasa daerah Indonesia, ya!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

NH
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.