Pamekasan adalah kota dan kecamatan yang berperan sebagai pusat pemerintahan dan ekonomi Kabupaten Pamekasan di Provinsi Jawa Timur, Indonesia.
Terletak di Pulau Madura, kota ini memiliki luas sekitar 27,35 km² dan populasi sekitar 90.212 orang pada tahun 2021.
Pamekasan terbagi menjadi 9 desa dan 9 kelurahan, serta dikenal sebagai salah satu kota paling maju di Pulau Madura dalam hal infrastruktur dan tingkat kemiskinan.
Baca Juga:
Uniknya Batik Aromaterapi, dari Madura Berhasil Ekspor ke Mancanegara
SejarahKabupaten Pamekasan
Kabupaten Pamekasan memiliki sejarah panjang dalam pembentukannya.
Awalnya, wilayah ini dikenal sebagai "Pamellengan" atau "Pamelingan" dan dipimpin oleh Ki Wonorono, seorang keturunan Raja Majapahit Wikramawardhana.
Setelah runtuhnya Majapahit sekitar tahun 1478, Pamelingan memerdekakan diri.
Kepemimpinan Ki Wonorono diteruskan oleh putrinya, Nyi Banu, kemudian oleh putra Nyi Banu, Pangeran Bonorogo, dan selanjutnya oleh putra Pangeran Bonorogo, Raden Aryo Seno (Pangeran Ronggo Sukowati).
Pangeran Ronggo Sukowati merupakan raja Islam pertama di Pamekasan. Ia naik tahta pada 12 Rabiul Awwal 937 H atau 3 November 1530, yang kini diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Pamekasan.
Pangeran Ronggo Sukowati juga mewariskan struktur kota Pamekasan yang masih ada hingga sekarang, termasuk pembangunan masjid, asrama militer, penjara, pasar, dan jalan-jalan strategis.
Baca Juga:
Aksi Bersih Pantai Kembali Digelar di Pamekasan, Kali Ini Dalam Rangka WCD
Pamekasan sebagai Kota Administratif
Pamekasan, sebagai salah satu kota administratif utama di Pulau Madura, memiliki sejumlah keunikan yang menegaskan perannya dalam wilayah tersebut.
Letaknya yang strategis di tengah Pulau Madura memberikan Pamekasan posisi yang sangat penting, memudahkan konektivitas dengan dua daerah lain di Madura, yaitu Sumenep dan Sampang, yang memiliki budaya dan bahasa yang berbeda.
Kota ini juga menyimpan sejarah yang kaya melalui bangunan keresidenan yang merupakan peninggalan administrasi pemerintahan Belanda sebelum kemerdekaan Indonesia.
Bangunan ini dulunya berfungsi sebagai perwakilan Gubernur Jawa Timur dan kini menjadi Badan Koordinasi Daerah (Bakorowil), menandakan warisan kolonial yang masih terlihat.
Selain itu, Pamekasan pernah menjadi markas kepolisian wilayah (Polwil) yang mengkoordinir keamanan di empat kabupaten di Madura.
Peranannya dalam administrasi dan keamanan menjadikannya sebagai pusat penting dalam sejarah wilayah tersebut.
Baca Juga:
Mengenal Suku Madura dan Bahasanya
Pamekasan juga dikenal dengan berbagai monumen dan tempat wisatanya yang unik.
Monumen Arek Lancor, Pasar Batik 17 Agustus, Api Tak Kunjung Padam, Makam Raja Ronggosukowati, Karapan Sapi, dan Sapi Sono' adalah beberapa destinasi wisata yang tidak hanya menarik pengunjung tetapi juga melambangkan perjuangan dan kekayaan budaya masyarakat Madura.
Dengan 13 kecamatan, Pamekasan memiliki jumlah kecamatan yang paling sedikit di Pulau Madura, yang mempermudah administrasi dan memberikan kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Madura.
Keunikan-keunikan ini menegaskan posisi Pamekasan sebagai kota administratif yang sangat penting dan strategis di Madura.
Pamekasan memainkan peran penting dalam pembentukan identitas kota administratif di Madura melalui beberapa aspek historis yang signifikan.
Pada awalnya, Pamekasan dikenal dengan nama "Pamellengan" atau "Pamelingan" dan dipimpin oleh Ki Wonorono, keturunan Raja Majapahit Wikramawardhana.
Setelah runtuhnya Majapahit pada tahun 1478, Pamelingan memerdekakan diri dan menjadi wilayah independen.
Pamekasan juga merupakan daerah Islam pertama di Madura setelah Panembahan Ronggosukowati naik tahta pada 3 November 1530.
Di bawah kepemimpinannya, banyak dibangun fasilitas berarsitektur Islam, termasuk Masjid Agung Asy Syuhada yang masih berdiri hingga kini.
Pangeran Ronggosukowati juga berperan dalam pengembangan infrastruktur di Pamekasan, seperti pembangunan jalan di Alun-alun kota dan masjid Jamik Pamekasan, yang menunjukkan kontribusinya terhadap kemajuan infrastruktur di Madura.
Dalam konteks pergerakan nasional, Pamekasan memiliki kontribusi penting melalui Mohammad Tabrani, seorang jurnalis dan tokoh Jong Java dari Pamekasan.
Pada tahun 1926, Tabrani menjadi Ketua Kongres Pemuda I di Batavia dan mengusulkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan, yang kemudian menjadi bagian integral dari identitas nasional Indonesia.
Selain itu, Pamekasan memiliki jumlah kecamatan paling sedikit di Pulau Madura, yaitu 13 kecamatan, yang mempermudah administrasi dan menghasilkan kepadatan penduduk yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain di Madura.
Keunikan-keunikan ini menegaskan peran strategis Pamekasan sebagai kota administratif yang penting di Madura dengan sejarah yang kuat.
Pamekasan dikenal dengan berbagai keunikan budaya yang menjadikannya kota yang menarik dan khas.
Salah satu contohnya adalah Batik Pamekasan, yang terkenal dengan warna-warna mencolok seperti merah.
Batik ini tidak hanya merupakan bagian dari budaya nasional Indonesia tetapi juga menjadi kebudayaan khas Madura.
Keris juga memainkan peran penting dalam budaya Pamekasan.
Benda ini dianggap sangat sakral oleh masyarakat setempat, dan banyak orang tua menyimpan keris sebagai warisan yang dipercaya memiliki kekuatan dan melambangkan nenek moyang atau sesepuh mereka.
Salah satu tradisi yang paling dikenal adalah Kerapan Sapi, yaitu balapan sapi yang diadakan setiap tahun dengan berbagai tahapan.
Tradisi ini merupakan ciri khas masyarakat Madura dan menarik perhatian banyak pengunjung.
Selain itu, Pamekasan memiliki berbagai monumen dan tempat wisata yang unik.
Monumen Arek Lancor, Pasar Batik 17 Agustus, Api Tak Kunjung Padam, Makam Raja Ronggosukowati, serta tradisi Karapan Sapi dan Sapi Sono' adalah beberapa destinasi yang menarik pengunjung dan melambangkan perjuangan serta budaya rakyat Madura.
Keunikan-keunikan budaya ini menjadikan Pamekasan sebagai kota yang kaya akan warisan budaya dan tradisi, serta menawarkan pengalaman yang unik bagi para pengunjung.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News