tulang belulang tulang pesona indonesia dalam film berlatar kearifan lokal budaya batak - News | Good News From Indonesia 2024

"Tulang Belulang Tulang", Pesona Indonesia dalam Film Berlatar Kearifan Lokal Batak

"Tulang Belulang Tulang", Pesona Indonesia dalam Film Berlatar Kearifan Lokal Batak
images info

Ini dia salah satu film yang mengangkat salah satu tradisi budaya dalam masyarakat Batak, Sumatra Utara. Ya, namanya adalah film "Tulang Belulang Tulang". Film tersebut sudah mulai diputar di bioskop terkemuka di Indonesia sejak tanggal 26 September 2024.

Sebagai informasi Kawan GNFI, Tulang Belulang Tulang adalah film bergenre petualangan road trip, komedi, dan drama yang tentu melibatkan sendi serta unsur budaya masyarakat Batak.

Pembuatan film sebagian besar mengambil lokasi di kawasan obyek wisata Danau Toba, dengan segudang pesona panorama dan bentang alam yang memukau di Sumatra Utara.

Danau Toba terbentuk dari kaldera hasil ledakan supervulcano 74.000 tahun yang lalu. Pesonanya notabene membawa Indonesia ke kancah dunia, melalui predikatnya sebagai salah satu 7 keajaiban dunia yang berada di Indonesia.

Saking luasnya Danau Toba, sampai-sampai letaknya melingkupi 7 kabupaten sekaligus yang ada di Provinsi Sumatra Utara, yakni Kabupaten Toba, Dairi, Simalungun, Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, dan Karo.

Secara harfiah, kata atau terminologi tulang pada masyarakat Batak adalah saudara kandung, baik kakak atau adik dari ibu kandung kita sendiri. Tulang memiliki posisi yang cukup vital dan strategis dalam konstelasi paradaton atau pelbagai acara adat yang digelar oleh suku Batak.

Bahkan, pada prosesi menikah dalam adat budaya Batak, acara itu pasti harus melibatkan Tulang sebagai perpanjangan tangan Tuhan (selain orangtua kandung, tentunya) untuk menerima berkat dari Tuhan.

Tulang dapat dikatakan sebagai predikat terhormat dalam struktur dan konstelasi masyarakat Batak. Sebab, tanpa tulang, prosesi ritual adat tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya. Posisi tulang sama pentingnya dengan hula-hula, yaitu mereka yang berasal dari keluarga pihak istri/ pasangan hidup kita, yaitu saudara kandung dari pihak istri.

Tradisi Keanekaragaman Masyarakat, Upacara Budaya Adat Batak Toba

Pada beberapa pandangan Batak, tentu orang tua kandung kita adalah pihak atau posisi yang terutama dan paling unggul. Posisi ini bisa dikatakan berpredikat Primus Inter Pares jika memakai istilah aksara latin. Lalu disusul tulang, kemudian hula-hula.

Tulang dan hula-hula sama-sama penting dan sentral. Namun, tulang sedikit lebih superior pada peringkat kedua, lalu hula-hula pada peringkat ketiga. Namun, tanpa bermaksud membuat stratifikasi hierarkis atau kelas-kelas sosial budaya pada masyarakat Batak, terutama pada masyarakat Batak yang masih konservatif, sejatinya semua pihak keluarga seharusnya menempati posisi yang egaliter. Dengan kekhasan masing-masing fungsi dan peranan dalam sistem kekerabatan batak.

Hal ini diperkuat oleh falsafah Dalihan Na Tolu pada masyarakat Batak. Secara etimologis, konsep Dalihan Na Tolu merupakan pandangan hidup yang berupa tungku (dalihan) yang berjumlah tiga (tolu) unsur.

Dijelaskan bahwa arti kata Dalihan Na Tolu adalah tempat tiga tungku bertemu. Jadi dapat dimaknai sebagai tempat bertemunya tiga unsur.

Sederhananya, Dalihan Na Tolu adalah konsep tiga tungku. Bahwa norma Dalihan Na Tolu mengklasifikasikan masyarakat Batak pada tiga tungku dan posisi yang berbeda. Namun, tetap masing-masing mempunyai fungsi dan peranan masing-masing.

Yang pertama, bagaimana aturan dan norma terhadap teman dan saudara satu marga. Kemudian bagaimana konsep terhadap hula-hula dari pihak ibu kandung kita. Diikuti bagaimana aturan memperlakukan boru yang mengacu kepada anak perempuan serta anak dari saudara perempuan. Lengkap dan holistik serta tidak parsial sifatnya.

Perlu diingat bahwa falsafah Batak Dalihan Na Tolu sangat bagus. Sebab, mengedepankan kesetaraan atau egaliterian pada keseluruhan momen beradat pada ritual acara adat batak.

Kelezatan Kue Goreng Gadong, Kudapan Mirip Lampet yang Muncul pada Perayaan Adat Batak

Seorang individu Batak bisa menjadi seorang "raja atau ratu" pada suatu acara adat. Namun, di momen kesempatan yang berbeda, seorang tersebut harus bisa menjadi "pelayan" dan "asisten" suatu acara adat lain. Ini konteks posisi dan fungsi yang diemban seseorang pada konstelasi masyarakat adat Batak.

official instagram @tulangbelulangtulangfilm

Kembali pada judul "Tulang Belulang Tulang", film berbudaya Batak ini mengusung konsep polisemi dalam satu kesatuan kata tersebut. Karena ada hubungan antara kata atau frasa yang memiliki makna berbeda antara kata tulang yang pertama dengan kata tulang yang ketiga pada kalimat judul film "Tulang Belulang Tulang".

Terminologi tulang yang pertama mengacu pada rangkaian jaringan pemersatu tubuh rangka manusia. Sedangkan terminologi tulang pada kata ketiga di judul film di atas, mengacu pada saudara laki-laki pihak ibu kandung kita. Jadi, maknanya kurang lebih adalah adanya tulang belulang milik saudara laki-laki ibu kita.

Film yang diproduksi sejak tahun 2023 ini menjadi penting dalam salah satu ritus budaya masyarakat Batak, yaitu Mangongkal Holi (baca Manokkal Holi). Mangongkal artinya membongkar dan menggali, lalu Holi artinya tulang.

Perlu diketahui bahwa acara Mangongkal Holi adalah upacara adat batak yang mempunyai prestise dan kebanggaan tertentu. Mengapa?

Sebab, Mangongkal Holi lazimnya dihadiri keluarga besar yang dikumpulkan dari berbagai penjuru. Berbiaya dan bersumber daya relatif besar melibatkan unsur pemerintah, tokoh masyarakat, tetua adat dan keluarga.

Dengan atribut yang wajib dikenakan seperti ulos dan pakaian adat, aneka penganan makanan minuman yang dianggap bernilai adat, kain putih, serta peti baru yang akan nantinya akan berisi tulang belulang leluhur yang ditempatkan pada suatu tugu.

Dalam acara adat Batak umumnya, Mangongkal Holi juga bisa berjalan lancar jika ada "raja parhata", yaitu mereka yang diamanatkan ibarat menjadi host atau MC (Master of Ceremony) dalam sebuah acara.

Umpasa Batak, Ekspresi Masyarakat Batak dalam Bentuk Peribahasa

Jadi, Mangongkal Holi ini adalah ritual adat membongkar kembali makam leluhur pendahulu kita untuk dipindahtempatkan ke bangunan tugu keluarga secara adat. Umumnya, acara tersebut sangat ramai. Sebab, melibatkan keluarga inti yang terkait langsung. Selain itu juga dihadiri oleh keluarga yang lebih luas, seperti keluarga marga leluhur kita, keluarga dari pasangan hidup kita (suami/istri), anak, sanak saudara, cucu hingga tokoh masyarakat yang sering dilibatkan ke dalam acara Mangongkal Holi.

Nah, kita dapat menyaksikan sepenggal esensi dan drama terkait acara Mangongkal Holi dalam sebuah film layar lebar. Serba-serbi upacara Mangongkal Holi dapat kita saksikan pada film bioskop berjudul Tulang Belulang Tulang.

Disutradarai oleh Sammaria Sari Simanjuntak, sinema ini menghadirkan sejumlah artis kawakan sekelas Atiqah Hasiholan dan Jajang C Noer. Diisi pula Tanta Ginting, Landu Simatupang, dan aktor-aktris pendukung lainnya.

Kebangaan dan apresiasi kita terhadap budaya bangsa bisa ditunjukkan dalam sebuah film. Mari, sebagai anak bangsa, kita sambut dan dukung penuh budaya bangsa kita bangsa Indonesia. Salah satunya budaya batak dalam Tulang Belulang Tulang.

Suatu pesona Indonesia atau Wonderful Indonesia yang kerap dikampanyekan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang kini hadir dari Sumatra Utara. Horas!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DR
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.