warna warni motif batik lasem yang legendaris - News | Good News From Indonesia 2024

Warna-Warni Motif Batik Lasem yang Legendaris

Warna-Warni Motif Batik Lasem yang Legendaris
images info

Di sebuah kota kecil di Jawa Tengah, Rembang, julukan Tiongkok Kecil sangat melekat. Jika menjelajah ke sudut-sudut pusat kota, suasana Lasem bukan seperti di Jawa, tetapi di Tiongkok. =

Dahulu, interaksi antara penduduk setempat dengan pendatang dari Tiongkok melahirkan akulturasi budaya, tergambar dari bangunan, kain batik dan kuliner khasnya. Tak heran, corak batik Lasem sangat mempesona dengan perpaduan unsur antara Jawa dan Tiongkok. 

Sebelum Tiongkok menjelajah ke Pantai Utara Pulau Jawa, Majapahit telah memiliki pengaruh yang kuat dalam berbagai hal termasuk dalam berbusana. Pada masa Majapahit, sekitar abad 13-14 Masehi pengaruh kerajaan Hindu tersebut sangat besar sehingga batik digunakan sebagai busana magis sebagai penghubung dengan hal-hal mistis (Aktualisasi Nilai Cina Dalam Batik Lasem oleh Rizali dan Sudardi). 

Sejarah Panjang Batik Lasem

Semenjak kedatangan Tiongkok, corak batik Lasem mulai terpengaruh. Setelah sebelumnya menganut pakem Majapahit dengan dominasi warna coklat. Kemudian, akulturasi pun menambah kekayaan dan kekhasan batik pesisir khas Lasem.

Di Balik Batik Lasem: Kisah Kesetiaan dan Tanda Kepatuhan Seorang Santri

Menurut Carita Sejarah Lasem, armada Laksamana Cheng Ho mendatangi pesisir pantai utara Jawa dan berlabuh di Lasem pada tahun 1413. Lalu, Bi Nang Un, seorang armada menetap di Lasem.

Tak hanya seorang diri, Bi Nang Un membawa serta istri, anak dan sanak saudara dari daerah Campa, Tiongkok. Ia tinggal di Jolotundo, hadiah dari Adipati Lasem Wijayabadra. 

Pernikahan antara anak Bi Nang Un yaitu Bi Nang Ti dengan Adipati badranala merupakan cikal bakal terjadinya percampuran budaya, salah satunya corak batik Lasem yang membawa kekhasan dari Tiongkok dipadu dengan pakem Majapahit. Pola batik Lasem pun kini makin kaya, misalnya burung hong, liong, bunga seruni, banji, dan mata uang kepeng dengan dominasi warna merah. 

Motif Lasem pun kemudian merekam kondisi masyarakat pada saat pembangunan Jalan Raya Anyer-Panarukan. Sistem kerja paksa saat Gubernur Jenderal Hindia Belanda Daendels ini menginspirasi penciptaan motif krecak atau watu pecah.

Hingga berjalannya waktu, pada tahun 1860, batik Lasem meraih kejayaan dan tersohor hingga mancanegara. Bahkan, menjadi oleh-oleh khas yang harus dibawa. Sekitar 6000 pekerja merasakan manfaat ekonomi dari terkenalnya kain batik ini, sehingga kesejahteraan masyarakat pun turut terdorong. 

Pada 2 Oktober 2009, batik pun mendapatkan predikat sebagai Warisan Kemanusian untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpiece of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) dari UNESCO. Ini membuat sayap batik, khususnya Lasem, makin berkibar sampai sekarang.

Warna-Warni Motif Batik Lasem

Ragam warna-warni motif batik Lasem ini terbentuk dari akulturasi Jawa dan Tiongkok. Menurut Dewi Isma Aryani dan Hasnaa Taaj Aiman, motif dan pola batik terdiri dari empat ragam, yaitu:

  • Flora: hiasan dengan motif tumbuhan yang banyak terdapat pada batik, tekstil, patung, dan karya seni lainnya.
  • Fauna: dekorasi dengan motif binatang seperti kupu-kupu, burung, ikan, dan gajah.
  • Figuratif: diwakili oleh stilisasi bentuk, seperti di Papua, Mesir, dan India.
  • Pola geometris: hiasan yang dikembangkan dari bentuk geometris dan ditata sesuai imajinasi pencipta.
Menyusuri Pamor Batik Lasem yang Kejayaannya Berpusar Bersama Waktu

Dalam skripsi karya Reni Agustin berjudul Industri Batik lasem di Lasem, Rembang, Jawa Tengah, Tahun 1970—1990, beberapa motif batik Lasem dijelaskan sebagai berikut:

  • Latohan, motif bunga dan bulatan kecil yang merupakan salah satu jenis tanaman laut di Lasem.
  • Watu Pecah, motif kerikil atau batu kecil yang melambangkan tanah di Lasem terinspirasi dengan pekerja paksa di zaman pemerintahan Daendels.
  • Liong, motif dengan makna keagungan ini melambangkan naga yang sering dijumpai pada saat perayaan imlek.
  • Burung Hong, motif burung phoenix dan dipercaya sebagai burung dewa oleh masyarakat.
  • Gunung Ringgit, merupakan motif yang menyerupai gunungan dalam pewayangan.
  • Sampe’s Engthai, motif cerita rakyat Tiongkok yang menggambarkan kisah sepasang kekasih yang jatuh cinta.

Batik Lasem telah memberikan warna dalam kekhasan batik di Indonesia. Batik ini perlu mendapatkan perhatian dan penghargaan serta tongkat estafet untuk meneruskan kejayaan batik Lasem di masa lampau.

 

Referensi:

  • https://www.indonesia.travel/id/id/ide-liburan/batik-tiga-negeri-khas-lasem-yang-melegenda-yuk-ketahui-seluk-beluknya.html
  • https://katadata.co.id/berita/nasional/611e2ca006335/keindahan-batik-lasem-hasil-akulturasi-budaya-jawa-dan-tiongkok
  • https://jatengprov.go.id/beritaopd/batik-lasem-akulturasi-budaya-tiongkok-jawa/ 
  • Dewi Isma Aryani dan Hasnaa Taaj Aiman (Akulturasi dalam batik Lasem sebagai ide perancangan busana wanita streetwear, Universitas Kristen Maranatha)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.