bj habibie dan mimpinya mewujudkan pesawat untuk indonesia - News | Good News From Indonesia 2024

BJ Habibie dan Mimpinya Mewujudkan Pesawat untuk Indonesia

BJ Habibie dan Mimpinya Mewujudkan Pesawat untuk Indonesia
images info

Meskipun sudah meninggal sejak tahun 2019, nama Bacharuddin Jusuf Habibie rasanya masih sangat dikenang oleh masyarakat Indonesia. Sosok Habibie dikenal sebagai jenius bidang penerbangan. Kecerdasan beliau tidak lepas dari peran pengasuhan orang tuanya yang berasal dari keluarga berkecukupan, dan terpelajar. Mereka selalu percaya bahwa kesuksesan adalah buah manis dari pendidikan.

Habibie sangat suka bertanya banyak hal pada Ayahnya sejak usia tiga tahun. Otaknya seperti tidak bisa diam sampai mendapatkan jawaban yang dirasa benar dan masuk akal. Ayahnya pun selalu menjawab pertanyaan secara serius namun tetap sederhana agar lebih mudah diterima anak kecil. Ayah Habibie bahkan mengajarinya membaca agar Habibie bisa mencari jawaban sendiri melalui buku-buku.

Dari kampung halamannya di Pare-pare, Sulawesi Selatan, Habibie merantau dan melanjutkan sekolahnya di SMAK Dago, Bandung sampai kemudian diterima di perguruan tinggi Institut Teknologi Bandung (ITB). Namun perkuliahan Habibie di ITB hanya berlangsung kurang dari setahun karena beliau mengikuti jejak teman-temannya yang memutuskan kuliah di Jerman.

Baca juga: https://goodnewsfromindonesia.pages.dev/2020/08/20/kisah-n250-gatotkaca-pesawat-pertama-indonesia-mahakarya-bj-habibie-yang-dimuseumkan

Kehidupan di Jerman

Habibie masuk ke Jurusan Teknik Penerbangan spesialis Konstruksi Pesawat Terbang di Rheinisch Westfälische Aachen Technische Hochschule Jerman. Beliau menghabiskan 10 tahun untuk menyelesaikan studi S-1 hingga S-3 di universitas yang sama dengan predikat cumlaude.

Saat menjadi mahasiswa doctoral, Habibie bekerja di Messerschmitt-Bolkow-Blohm (MBB) Hamburg sebagai Kepala Penelitian dan Pengembangan pada Analisis Struktur Pesawat Terbang, hingga akhirnya beliau diangkat menjadi Wakil Presiden sekaligus Direktur Teknologi di MBB tahun 1973 serta Penasihat Senior bidang Teknologi untuk Dewan Direktur MBB pada tahun 1978.

Selama bekerja, Habibie banyak terlibat dalam proyek perancangan pesawat Fokker F-28, Dornier DO-31, dan Airbus A-300B. Dari berbagai proyek tersebut, beliau sukses memiliki 46 hak paten, salah satunya adalah crack progression theory yang menjelaskan tentang titik awal retakan pada sayap dan badan pesawat.

Teori ini berhasil menghitung letak dan besar retakan kontruksi pesawat. Rumus inilah yang membuat beliau dijuluki Mr. Crack di dunia penerbangan internasional.

Baca juga: https://goodnewsfromindonesia.pages.dev/2019/09/12/r80-vs-atr-dan-bombardier

Kecintaan Terhadap Pesawat Terbang

Setelah berkarir di Jerman, pada tahun 1974 Habibie pulang ke tanah air dengan membawa mimpi besar agar Indonesia yang secara geografis berupa kepulauan dapat terkoneksi lewat udara.

Pesawat N250 Gatotkaca merupakan transportasi penerbangan pertama buatan Indonesia yang dirancang langsung oleh BJ Habibie dibawah bendera PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), yang sekarang berubah nama menjadi PT Dirgantara Indonesia (PTDI).

Melansir dari laman indonesiabaik.com, pesawat tersebut memiliki kode N yang berarti “Nusantara”. Sementara angka 2 artinya mesin ganda, dan 50 sebagai keterangan bahwa pesawat mampu menampung 50 penumpang. Nama Gatotkaca yang disematkan pada pesawat tersebut merujuk pada tokoh wayang yang diberkahi kesaktian tubuh kuat dan bisa terbang.

Pesawat N250 Gatotkaca pertama kali diterbangkan pada 10 Agustus 1995 selama 55 menit, yang kemudian ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Teknologi Nasional. Penerbangan. Penerbangan ini terbukti sukses karena pesawat tidak mengalami guncangan berlebihan.

Pesawat ini mempunyai sejumlah fitur canggih termasuk fly by wire (dikendalikan computer) dengan 900 jam terbang, system avionic kaca EFIS Rockwell Collins Pro Line 4, dan mesin turboprop Allison AE 2100 dengan 6 bilah baling-baling. Pesawat N250 Gatotkaca merupakan pesawat pertama di kelasnya, subsonic speed, yang menggunakan teknologi pengendalian computer. Pesawat ini mampu beroperasi di ketinggian 24.000 kaki atau 7.620 meter dengan daya jelajah sejauh 1.480 km.

Pesawat N250 Gatotkaca menjadi primadona PT IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulannya. Pesawat ini bahkan sempat tampil di ajang Paris Air Show hingga membuat pihak luar tercengang. Teknologi pesawat yang terbukti canggih memang dipersiapkan Habibie untuk 30 tahun kedepan.

Sayangnya, impian Habibie membawa industri dirgantara Indonesia melesat lebih tinggi hancur karena krisis moneter berkepanjangan tahun 1997. Produksi pesawat ini pun dihentikan atas rekomendasi dari International Monetary Fund (IMF). Saat ini, pesawat N250 Gatotkaca ditetapkan menjadi salah satu koleksi Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala Yogyakarta.

Ilham Habibie
info gambar

Selain N250 Gatotkaca, ada satu lagi pesawat buatan BJ Habibie yakni R80 yang dirancang oleh PT Regio Aviasi Industri (PT RAI), sebuah perusahaan dirgantara yang didirikannya bersama sang putra sulung, Ilham Akbar Habibie. Pesawat R80 dirancang mampu mengangkut 80-90 penumpang untuk penerbangan jarak pendek dan menengah dengan kecepatan maksimal 330 knots atau sekitar 611 km/jam. Namun produksi pesawat ini belum bisa diwujudkan karena presiden Jokowi masih mengutamakan pembangunan infrastruktur. 

Referensi: detik | kumparan | sindonews | kumparan

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RD
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.